Clock By Blog Tips

Friday, December 3, 2010

China Jaga Aliansi Korut

Wu Bangguo, ketua parlemen China
Semenanjung Korea , IAEA Khawatirkan Perkembangan Nuklir Pyongyang
SEOUL – Satu-satunya negara kuat sekutu Korea Utara (Korut), China, mengelu-elukan makin kokohnya hubungan bilateral dengan negara yang dipimpin Kim Jong-il. China menyatakan telah berhasil bertahan dari berbagai tekanan dunia internasional. “Hubungan antara China dan Korut berhasil bertahan dari ujian tekanan dunia internasional, dan makin kokoh seiring berjalannya waktu,” kata Wu Bangguo, ketua parlemen China, pada utusan pemerintah Korut yang berkunjung ke Pyongyang.

Demikian dikabarkan surat kabar Pemerintah China, People’s Daily, Kamis (2/12). Pada Rabu (1/12), Direktur Badan Intelejen Nasional Korea Selatan (Korsel) Won Seihoon menyatakan sangat besar kemungkinannya Korut akan mengulangi kembali serangannya pada Korsel. Walau serangan artileri Korut terhadap Pulau Yeonpyeong, Korsel, (23/11), telah mengundang kutukan dan keprihatinan dunia internasional, China selama ini selalu menolak menyalahkan Korut atas serangan yang menewaskan dua tentara dan dua warga sipil Korsel itu.

Dalam pernyataan yang diterbitkan di surat kabar People’s Daily itu, Wu tak menyinggung masalah serangan Korut ke Pulau Yeonpyeong, perseteruan terbaru antara Korut dan Korsel, maupun soal program nuklir Korut. Sebaliknya, Wu menyatakan Beijing dan Pyongyang sama-sama berkomitmen untuk memperkuat komunikasi strategis dan kerja sama ekonomi kedua negara.

Menteri-menteri luar negeri dari Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korsel akan bertemu pada Senin (6/12) di Washington, AS, untuk membahas perseteruan kedua Korea. China tidak dimasukkan dalam pertemuan tersebut. Saat terjadi serangan artileri Korut, tentara Korsel langsung melakukan serangan balasan dengan menembakan sekitar 80 peluru artileri.

Menurut kantor berita Korsel, Yonhap, Kamis (2/12), militer Korsel menyatakan sebagian dari 80 peluru itu menghantam barakbarak tentara Korut dan mungkin menimbulkan korban tewas lebih banyak di pihak Korut. “Foto-foto hasil pemindaian satelit memperlihatkan tembakan artileri kita menghantam gugus barak-barak tentara Korut. Jadi kami perkirakan korban tewas dan kerusakan properti di pihak mereka lebih banyak,” demikian kata salah seorang pejabat senior Kepala Staf Gabungan Korsel.

Keprihatinan IAEA Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Kamis (2/12), menyatakan keprihatinan mendalam pada perluasan program nuklir Korut. Pada awal pekan ini, Korut sesumbar mengalami berbagai kemajuan dalam program nuklirnya. Korut mengklaim tengah mengoperasikan instalasi pengayaan uranium yang dilengkapi ribuan mesin sentrifugasi, alat yang memungkinkan pembuatan bahan baku bom atom.

“Perkembangan ini merupakan wujud nyata risiko-risiko dari pelanggaran Korut terhadap kewajiban-kewajiban dan komitmen internasionalnya,” kata utusan khusus AS, Glyn Davies, di pertemuan IAEA di Wina, Austria. Korut menyatakan aktivitas pengayaan uranium yang dilakukannya bertujuan membuat bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, namun faktanya, negeri miskin ini memiliki perangkat nuklir berbasis plutonium dan telah dua kali mengadakan uji coba ledakan nuklir, yaitu pada 2006 dan 2009.

Dalam pertemuan di Wina, Direktur Jenderal (Dirjen) IAEA, Yukiya Amano, juga mengungkapkan keprihatinan mendalamnya menyangkut fasilitas baru pengayaan uranium yang dimiliki Korut. Sejak 2002 lalu, Korut menolak inspeksi tim IAEA terhadap instalasi nuklirnya.
Rtr/dng/S-2 

koran jkt

 

0 komentar:

Post a Comment