Male – Presiden Maladewa Mohamed Nasheed kemarin memutuskan mengundurkan diri setelah polisi dan kubu oposisi melakukan kudeta di negara itu.
Pemberontakan yang dilakukan polisi itu telah berlangsung di surga liburan para wisatawan dari berbagai belahan dunia. Polisi memberikan dukungan kepada demonstran anti-pemerintah yang telah berlangsung selama tiga pekan di ibu kota Maladewa,Male. “Lebih baik bagi negara ini karena situasi yang terjadi selama ini jika saya mengundurkan diri. Saya tidak ingin memimpin negara ini dengan tangan besi.Saya pun mengundurkan diri,”ujar Presiden Mohamed Nasheed,dikutip AFP.
Posisi Nasheed sebenarnya cukup kuat karena masih didukung militer. Tapi, dia tetap memilih mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden Mohamed Waheed Hassan Manik.“Saya percaya bahwa jika pemerintahan ini tetap bertahan maka dibutuhkan kekuatan militer yang bakal menyakiti masyarakat,” ujar Nasheed,dikutip Reuters.
Pernyataan resmi pemerintah yang dirilis pada situs kepresidenan Maladewa menyebutkan, pemerintah siap bekerja sama dengan semua institusi untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di Male. “Pemerintah Maladewa menyerukan rakyat untuk tetap tenang dan mendukung stabilisasi situasi,” demikian keterangan resmi pemerintah.
Sementara, Juru Bicara Militer Kolonel Abdul Raheem Abdul Latheef memaparkan bahwa pasukan telah menggunakan gas air mata dan peluru karet dalam bentrok dengan demonstran dan polisi. Para demonstran berkumpul di luar kantor pusat militer. “Kerusuhan sporadis dimulai setelah tengah malam dan berlanjut hingga pukul 08.00 (kemarin),” kata Latheef. Polisi juga telah berhasil mengambil alih stasiun televisi pemerintah dan menyiarkan siaran oposisi terhadap pemerintah.
Kubu oposisi meminta Nasheed untuk mengundurkan diri karena eskalasi politik semakin memanas setelah penangkapan Kepala Hakim Pengadilan Kriminal Abdulla Mohamed pada bulan lalu. Mohamed dikenal dekat dengan figur oposisi dibandingkan dengan Nasheed. Oposisi Partai Progresif menuding militer menembaki para demonstrasi.Juru bicara Partai Progresif Mohamed Hussain mengatakan,banyak orang yang terluka akibat serangan itu.
Sayangnya, dia tidak menyebutkan detail.Kubu oposisi itu merupakan partai yang berpihak mantan diktator Maumoon Abdul Gayoom yang digulingkan oleh Nasheed dalam pemilu demokratis pada 2008. Menurut sumber dekat Nasheed, partai pro-Gayoom menyerukan penggulingan kekuasaan demokratis pertama kali di Maladewa. “Mereka menyerukan jihad melawan presiden,” ujar pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Sementara, delegasi dari Departemen Hubungan Politik Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin Asisten Sekretaris Jenderal Fernandez-Taranco bakal tiba di Maladewa pada Kamis (besok) untuk memediasi untuk mencapai resolusi atas krisis politik yang berlangsung. Sebelumnya Menteri Luar NegeriMaladewa AhmedNaseem mengirimkan surat kepada kantor PBB Komisioner Tinggi untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) dan Persemakmuran pada bulan lalu.
Naseem meminta mereka mengirimkan tim ahli hukum. Nasheed merupakan mantan tahanan politik yang terpilih sebagai presiden pada 2008.Perlu diingat,dia merupakan presiden pertama yang dipilih pada pemilu presiden yang digelar dengan demokratis. Sebelumnya Maladewa dikuasai oleh rezim Maumoon Abdul Gayoom. Kenapa dia harus digulingkan? Janji yang pernah diungkapkan Nasheed ternyata belum dibuktikan kepada publik.
Padahal, rakyat menginginkan perubahan yang drastis, yaitu penyelesaian soal pengangguran pemuda yang semakin meningkat, permasalahan narkotika, gerakan Islam fundamental yang semakin berkembang, dan turunnya industri pariwisata akibat melemahnya ekonomi secara global.
Pemberontakan yang dilakukan polisi itu telah berlangsung di surga liburan para wisatawan dari berbagai belahan dunia. Polisi memberikan dukungan kepada demonstran anti-pemerintah yang telah berlangsung selama tiga pekan di ibu kota Maladewa,Male. “Lebih baik bagi negara ini karena situasi yang terjadi selama ini jika saya mengundurkan diri. Saya tidak ingin memimpin negara ini dengan tangan besi.Saya pun mengundurkan diri,”ujar Presiden Mohamed Nasheed,dikutip AFP.
Posisi Nasheed sebenarnya cukup kuat karena masih didukung militer. Tapi, dia tetap memilih mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden Mohamed Waheed Hassan Manik.“Saya percaya bahwa jika pemerintahan ini tetap bertahan maka dibutuhkan kekuatan militer yang bakal menyakiti masyarakat,” ujar Nasheed,dikutip Reuters.
Pernyataan resmi pemerintah yang dirilis pada situs kepresidenan Maladewa menyebutkan, pemerintah siap bekerja sama dengan semua institusi untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di Male. “Pemerintah Maladewa menyerukan rakyat untuk tetap tenang dan mendukung stabilisasi situasi,” demikian keterangan resmi pemerintah.
Sementara, Juru Bicara Militer Kolonel Abdul Raheem Abdul Latheef memaparkan bahwa pasukan telah menggunakan gas air mata dan peluru karet dalam bentrok dengan demonstran dan polisi. Para demonstran berkumpul di luar kantor pusat militer. “Kerusuhan sporadis dimulai setelah tengah malam dan berlanjut hingga pukul 08.00 (kemarin),” kata Latheef. Polisi juga telah berhasil mengambil alih stasiun televisi pemerintah dan menyiarkan siaran oposisi terhadap pemerintah.
Kubu oposisi meminta Nasheed untuk mengundurkan diri karena eskalasi politik semakin memanas setelah penangkapan Kepala Hakim Pengadilan Kriminal Abdulla Mohamed pada bulan lalu. Mohamed dikenal dekat dengan figur oposisi dibandingkan dengan Nasheed. Oposisi Partai Progresif menuding militer menembaki para demonstrasi.Juru bicara Partai Progresif Mohamed Hussain mengatakan,banyak orang yang terluka akibat serangan itu.
Sayangnya, dia tidak menyebutkan detail.Kubu oposisi itu merupakan partai yang berpihak mantan diktator Maumoon Abdul Gayoom yang digulingkan oleh Nasheed dalam pemilu demokratis pada 2008. Menurut sumber dekat Nasheed, partai pro-Gayoom menyerukan penggulingan kekuasaan demokratis pertama kali di Maladewa. “Mereka menyerukan jihad melawan presiden,” ujar pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Sementara, delegasi dari Departemen Hubungan Politik Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin Asisten Sekretaris Jenderal Fernandez-Taranco bakal tiba di Maladewa pada Kamis (besok) untuk memediasi untuk mencapai resolusi atas krisis politik yang berlangsung. Sebelumnya Menteri Luar NegeriMaladewa AhmedNaseem mengirimkan surat kepada kantor PBB Komisioner Tinggi untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) dan Persemakmuran pada bulan lalu.
Naseem meminta mereka mengirimkan tim ahli hukum. Nasheed merupakan mantan tahanan politik yang terpilih sebagai presiden pada 2008.Perlu diingat,dia merupakan presiden pertama yang dipilih pada pemilu presiden yang digelar dengan demokratis. Sebelumnya Maladewa dikuasai oleh rezim Maumoon Abdul Gayoom. Kenapa dia harus digulingkan? Janji yang pernah diungkapkan Nasheed ternyata belum dibuktikan kepada publik.
Padahal, rakyat menginginkan perubahan yang drastis, yaitu penyelesaian soal pengangguran pemuda yang semakin meningkat, permasalahan narkotika, gerakan Islam fundamental yang semakin berkembang, dan turunnya industri pariwisata akibat melemahnya ekonomi secara global.
Sumber : SINDO
0 komentar:
Post a Comment