Clock By Blog Tips

Wednesday, February 23, 2011

Jepang Luncurkan Mata-mata Perdana Sejak Perang Dunia


Tokyo -  Jepang menciptakan sebuah agen mata-mata untuk pertama kalinya sejak akhir Perang Dunia Kedua, di tengah-tengah ketegangan dengan negara tetangga adidaya, China dan Korea Utara yang bersenjatakan nuklir. 

Unit baru tersebut, mencontoh MI6 dan CIA, akan juga ditugaskan dengan mengumpulkan informasi untuk mencegah serangan teroris yang menargetkan Jepang, menurut sebuah kawat pemerintah AS yang didapat oleh WikiLeaks.

Kawat tersebut, yang merekam sebuah pembahasan Oktober 2008 antara Hideshi Mitani, pimpinan intelijen Departemen Kabinet Jepang dan Randall Fort, mantan pimpinan  Biro Penelitian dan Intelijen Departemen Luar Negeri, mengungkap bahwa Tokyo percaya bahwa memiliki sebuah kemampuan pengumpulan intelijen manusia" telah menjadi sebuah prioritas.

Mitani mengatakan kepada rekan AS-nya tersebut bahwa Jepang memiliki pengetahuan yang dapat diabaikan tentang apa yang terjadi di Korea Utara. Pandangan terbaiknya, ia mengatakan, berasal dari mantan koki makanan sushi penguasa Korea Utara Kim Jong-il, seorang berkebangsaan Jepang yang melarikan diri dan kemudian menulis sebuah momoar.

Kebocoran kawat tersebut menunjukkan bahwa keputusan untuk merancang sebuah dinas mata-mata dibuat pada tahun 2008 oleh pemerintahan Partai Demokrat Liberal Perdana Menteri Yasuo Fukuda.
Namun, kawat tersebut menyatakan, "Keputusan tersebut telah dibuat untuk berjalan dengan sangat lambat dengan proses tersebut ketika Jepang menyadari bahwa mereka kekurangan pengetahuan, pengalaman dan aset atau petugas lapangan". "Sebuah proses latihan untuk personil baru akan dimulai segera," kawat tersebut mengatakan.

Persenjataan berbeda dari militer Jepang dan pemerintah menjalankan mata-mata di awal beberapa dekade dari satu abad terakhir, termasuk kepolisian rahasia yang terkenal nama buruknya Kempeitai, namun pemerintahan pasca perang merasa khawatir tentang pengoperasian sebuah agen yang serupa dengan MI6 karena rasa takut negara tersebut akan dituduh memperbarui ambisi imperialis.

Namun memburuknya hubungan dengan China dan ketidakpastian dari rejim Korea Utara berarti bahwa Tokyo tidak lagi dapat bergantung pada sekutu-sekutunya untuk intelijen tentang aktivitas-aktivitas musuhnya.
China dan Jepang berselisih atas percekcokan pulau Senkaku di Laut China Selatan tahun lalu, dan Jepang telah menjadi semakin cemas akan program nuklir dan misil Korea Utara.

"Saya idak begitu terkejut akan hal ini karena pertumbuhan baru-baru ini dalam ukuran dan kekuasaan angkatan laut China, perkembangan sistem pesawat pembawa misil yang bermarkas di daratan dan meningkatnya armada kapal yang benar-benar mengawasi dan memantau kapal-kapal nelayan," Jun Okumura, seorang penasihat senior dan analis politik dengan Kelompok Eurasia, mengatakan kepada kantor berita Daily Telegraph.

"Ini benar-benar bahaya yang sesungguhnya dan saya merasa ada sebuah kebutuhan yang nyata untuk melangkahkan aktivitas pengumpulan informasi dan untuk berbagi informasi tersebut dan bekerjasama dengan yang lain dalam menanggapi hal ini," Okumura mengatakan.

Ia menambahkan, bagaimanapun juga, bahwa agen baru tersebut tidak mungkin berada pada skala yang sama atau memiliki kekuasaan yang sama seperti MI6.
Departemen Kabinet Jepang tidak dapat dihubungi untuk berkomentar akan pemberitaan ini.




Suaramedia

0 komentar:

Post a Comment