Tokyo - Amerika Serikat akan memindahkan 9.000 Marinir dari Jepang.
Washington berharap langkah itu bisa meredakan hubungan yang
kadang-kadang tegang dengan sekutunya menyangkut kehadiran militer
Amerika di negara itu.
Pemindahan pasukan ke Guam, Hawaii, dan
Australia itu akan tetap dilakukan tanpa menghiraukan kemajuan dalam
perundingan tentang pangkalan udara di Okinawa yang pada awalnya
menjadi bagian penting dari kesepakatan dengan AS.
Dalam
pernyataan bersama yang dikeluarkan di Washington dan Tokyo, Jumat
(27/4/2012), kedua pihak mengatakan mereka tetap merelokasi pangkalan
Futenma dari lokasinya sekarang di kota ke satu tempat di pinggir
pantai-- satu tindakan yang ditentang keras di Okinawa.
Kedua
pemerintah "mengonfirmasikan kembali pandangan mereka bahwa (ini) tetap
satu-satunya solusi yang dapat dijalankan yang telah diidentifikasi
sampai sekarang," kata pernyataan itu.
Tidak ada kerangka waktu
pasti bagi pemindahan itu, dengan pernyataan itu hanya mengatakan
"relokasi-relokasi itu akan selesai secepat mungkin sementara menjamin
kemampuan operasional seluruh proses itu".
Menlu Jepang Koichiro Gemba mengatakan perjanjian itu perlu untuk mencerminjan realitas regional yang berkembang.
"Perubahan-perubahan
dalam lingkungan keamanan tidak akan menunggu kita, Jepang dan AS
sama-sama harus bertanggungjawab dan melaksanakan rencana itu secepat
mungkin," katanya kepada wartawan di Tokyo, di tengah-tengah
kekhawatiran yang meningkat kebangkitan militer China.
"Masalah pemindahan pangkalan itu harus dilaksanakan, Kita harus membuat kemajuan sedapat mungkin."
Perjanjian
itu dicapai menjelang kunjungan Perdana Menteri Yoshihiro Noda ke
Washington, di mana ia akan bertemu dengan Presiden Barack Obama, Senin
(30/4/2012), untuk yang disebut kedua pihak harapkan aliansi itu
kembali ke jalurnya.
Jepang dan AS lama terlibat pertikaian
menyangkut pangkalan Okinawa, lokasi keteganan dengan pasukan AS.
Sekitar separuh dari 47.000 tentara AS di Jepang berpangkalan di pulau
yang letaknya strategis, lebih dekat dengan Taiwan ketimbang dengan
Tokyo.
Dalam perjanjian pada 2006 yang tidak pernah dilaksanakan,
AS setuju menggantikan pangkalan udaranya di Futenma-- yang lama
menjadi sumber pertikaian karena letaknya di satu kota yang ramai--ke
satu daerah pinggir pantai yang sepi, dengan 8.000 Marinir meninggalkan
Okinawa menuju Guam.
Namun sejumlah aktivis di Okinawa mendesak
pangkalan itu dikosongkan seluruhnya. Pertikaian itu membuat jatuhnya
perdana menteri Jepang, Yukio Hatoyama yang gagal memenuhi janji-janji
kampanyenya tahun 2009 untuk merundingkan kembali perjanjian itu.
Berbicara
menjelang pengumuman resmi itu Kurt Campbell, Asisten Menlu AS untuk
Urusan Asia Timur dan Pasifik mengatakan perjanjian itu akan memajukan
hubungan kedua negara.
"Kami kira perjanjian itu dapat memecahkan
kebuntuan yang sangat lama yang melanda politik kami yang menghambat
bagi sistem kami yang membuatnya sulit menghadapi masalah-masalah
kritis dan penting yang dihadapi AS dan Jepang."
Pernyataan itu
mengatakan jumlah biaya untuk relokasi ke Guam itu diperkirakan
mencapai 8,6 miliar dolar AS, dengan para pejabat AS mengatakan lebih
dari sepertiga akan dikeluarkan Tokyo.
Sekitar 5.000 personel
dari pasukan yang akan meninggalkan Okinawa akan ke Guam dan sisanya
akan ke Hawaii dan Australia tempat Washington "mengerahkan Korps
Marinir yang bergilir," kata pernyataan itu.
Perjanjian itu
adalah bagian dari strategi lebih luas Presiden Barack Obama yang
mendorong pendekatan kembali dengan Asia dan penataan kembali kehadiran
militer Amerika di wilayah itu ditengah-tengah kekhawatiran kebangkitan
militer China yang cepat.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Post a Comment