Clock By Blog Tips

Tuesday, March 22, 2011

Rusia-China Kecam Sekutu, Liga Arab Berbalik Arah


MOSKOW – Serangan udara dan laut oleh pasukan sekutu yang dipelopori Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Inggris ke Libya mengundang reaksi dunia.

Rusia mengecam tindakan sekutu dan meminta penghentian penggunaan kekuatan oleh negara-negara asing dalam operasi militer di Libya. Sebelumnya China mengekspresikan kekecewaan atas serangan negara-negara Barat. Beijing menyebut aksi itu bertentangan dengan kesepakatan hubungan internasional. Kemlu China menyatakan terus mengikuti perkembangan di Libya dan menyebut serangan tersebut mengganggu hubungan internasional. China menegaskan akan menghormati kedaulatan, kemerdekaan, persatuan dan integritas kawasan Afrika Utara. Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin menilai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak sempurna dan cacat lantaran mengizinkan semua tindakan terhadap Libya.

Dalam satu dari pernyataan paling kerasnya terhadap Barat dalam beberapa tahun belakangan, Putin mengatakan tidak ada nalarataunuranipadatindakan tentara sekutu terhadap Libya. ”Bagi saya, itu menyerupai seruan perang pada abad pertengahan ketika seseorang menarik orang lain untuk pergi ke tempat tertentu dan membebaskan yang lain,”tandas Putin di Moskow kemarin. Rusia, yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB, bersikap abstain dalam voting untuk pemberlakuan resolusi terhadap Libya. Resolusi itu mengizinkan zona larangan terbang dan semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga sipil dari pasukan loyalis Pemimpin Libya Muammar Khadafi.

Putin mengecam kecenderungan berkelanjutan campur tangan tentara AS,dengan menuduh Washington bertindak tanpa nurani.Dia menyebut AS telah melibatkan diri dalam konflik di berbagai negara seperti bekas Yugoslavia, Afghanistan, dan Irak. ”Sekarang Libya.Semua itu dengan kedok melindungi warga damai. Di mana nalarnya? Di mana nuraninya? Tidak salah satu di antara keduanya,”tegas Putin. Putin menyatakan, intervensi terhadap masalah internal negara lain sudah menjadi tren dalam kebijakan luar negeri AS.Kejadian di Libya membuat Rusia harus menguatkan kemampuan pertahanannya sendiri. Adapun Turki kemarin mengkhawatirkan semakin banyaknya warga sipil yang tewas di Libya akibat Resolusi PBB. Turki memperingatkan terciptanya ”Irak lain” di Libya. 


”Libya tidak boleh menjadi Irak yang lain,” tulis harian Islam, Yeni Safak,menyoroti kehancuran yang sedang terjadi di Libya. Menurut harian Yeni Akit di Turki, kekuatan Barat hanya tertarik dengan kepentingan minyak di Libya. ”Barat membunuhi warga sipil untuk mencegah mereka dibunuh oleh Khadafi!”tulis harian tersebut. Operasi Pengembaraan Fajar yang dilancarkan pasukan koalisi seharusnya untuk menghalangi pasukan Khadafi. Tapi, puluhan warga sipil tewas akibat operasi militer asing tersebut. Sedangkan Menteri Luar Negeri India S M Krishna mendesak serangan udara di Libya diakhiri karena akan melukai warga sipil.

”Kami menyesalkan serangan udara yang terjadi. India mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan,ancaman, dan kekuatan untuk menyelesaikan perselisihan. Saya pikir perlu penghentian konflik bersenjata,”paparnya. Pemerintah Indonesia berharap pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1973 tidak merugikan warga sipil Libya yang tidak bersalah. Pemerintah Indonesia sejak awal senantiasa mengedepankan perlunya masyarakat internasional memberikan perlindungan kepada masyarakat sipil yang tidak berdosa di Libya. ”Namun, bentuk perlindungan yang diberikan masyarakat internasional harus sesuai hukum internasional dan harus sesuai Piagam PBB,” ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Menlu menuturkan, Resolusi 1973 seandainya diterapkan secara utuh dan tepat dapat memberikan perlindungan terhadap warga sipil. Namun,menurutnya, Indonesia menginginkan penyelesaian masalah ini mengedepankan dialog secara damai. ”Terutama mengedepankan hak dari setiap warga Libya untuk bisa menentukan masa depannya dengan cara-cara yang demokratis,”katanya.

Qatar Gabung Sekutu

Sementara itu, Qatar mengirimkan empat pesawat untuk bergabung pasukan koalisi. Langkah itu membuat Qatar sebagai negara Arab pertama yang aktif berperan melawan Khadafi. Negara Arab lainnya bersiap untuk bergabung dengan militer asing melawan Khadafi. Saat ini kapal induk Prancis, Charles de Gaulle, telah meninggalkan Pelabuhan Toulon, Mediterania, untuk menuju Libya. Sedangkan Denmark dan Norwegia masingmasing mengirimkan enam pesawat.

Spanyol sudah mengirimkan sedikitnya tiga pesawat, sedangkan Italia mengatakan siap mengerahkan jet tempur. Kanada sudah mengirimkan enam pesawat ke Sicily dan siap beraksi. Adapun sikap Liga Arab berbalik arah.Kemarin,Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa menyatakan menghormati resolusi PBB yang melancarkan aksi militer di Libya. ”Posisi Liga Arab mengenai Libya tegas dan sejak awal kami membekukan keanggotaan Libya. Kemudian kami meminta PBB untuk menerapkan zona larangan terbang dan kami menghormati resolusi PBB tersebut dan tidak ada konflik mengenai hal itu,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Kairo.

Moussa pada Minggu lalu mengatakan, negara-negara Arab tidak menginginkan ada serangan militer oleh negaranegara Barat. Dia mengkritik bombardir yang dilakukan pasukan sekutu terhadap Libya. ”Apa yang terjadi di Libya berbeda dari tujuan pemberlakuan zona larangan terbang. Apa yang kita inginkan ialah melindungi warga sipil,bukan mengebom lebih banyak warga sipil,”kecamnya,Minggu (20/3)






SINDO

0 komentar:

Post a Comment