Clock By Blog Tips

Thursday, February 17, 2011

Thailand-Kamboja Kembali Baku Tembak


Bangkok -  Pertempuran kembali lagi terjadi antara pasukan Thailand dan Kamboja di perbatasan, menyusul kesepakatan gencatan senjata antara kedua negara.

Bentrokan tersebut kembali lagi terjadi, kemarin pagi, antara pasukan Thailand dan Kamboja di jalan Praland-lak, distrik Kanthalalak, provinsi Si Sa Ket.
 
Suara letusan terdengar pada pukul tiga dinihari (waktu setempat), penduduk wilayah itu berhamburan untuk menyelamatkan diri ke bunker-bunker untuk menyelamatkan diri.
 
Gubernur provinsi Si Sa Ket, Somsak Suwansucharit telah menyarankan penduduk desa yang tinggal di sepanjang perbatasan untuk mengungsi ke bunker-bunker di dekatnya jika mereka mendengar tembakan, dan untuk melakukan evakuasi segera jika baku tembak berlanjut selama lebih dari 30 menit.
 
Baku tembak senjata terbaru antara pasukan Thailand dan Kamboja itu berlangsung di Chong Don Ai Pass, di kabupaten Roung Si Sa Ket, tempat pertempuran pada 14 Februari pagi yang melukai seorang tentara Thailand.
Pada 4-7 Februari, kedua pihak juga saling baku tembak sengit dan menembakkan meriam-meriam yang mengakibatkan kematian tiga tentara Thailand dan delapan di pihak Kamboja, serta memaksa setidaknya 20.000 Thailand di daerah perbatasan itu mengungsi.
 
Sementara itu, Kamboja akan minta kelompok kawasan Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengirimkan para peninjau guna memantau gencatan senjata yang rentan dalam sengketa perbatasannya dengan Thailand, satu langkah yang tampaknya akan ditolak oleh tetangganya itu.
 
Menteri Luar Negeri Kamboja, Hor Namhong, mengatakan Thailand mengabaikan seruan untuk menahan diri oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) pada Senin, dan penting bagi ASEAN mengambil langkah untuk memastikan perdamaian berlaku di perbatasan mereka dekat candi abad ke11 Preah Vihear setelah bentrokan mematikan bulan ini.
 
Permintaan kemungkinan akan menggusarkan Thailand, yang telah lama menyerukan solusi bilateral untuk mengakhiri kebuntuan dan menuduh Kamboja mencoba menginternasionalkan masalah dengan memaksakan intervensi PBB.
 
"Kami akan meminta pengamat ASEAN untuk datang ke daerah Preah Vihear untuk memastikan bahwa gencatan senjata permanen itu berlaku dan mari kita lihat apakah Thailand menerima atau tidak," kata Hor Namhong kepada wartawan Rabu.
 
Para menteri luar negeri dari kedua negara pada Senin berpidato di depan Dewan Keamanan PBB, yang menyatakan "keprihatinan" tentang bentrokan 4-7 Februari dan menyerukan negosiasi regional serta bilateral. 
 
 
 
Suara Karya 
 

0 komentar:

Post a Comment