Clock By Blog Tips

Tuesday, February 22, 2011

Indonesia Harap Pertimbangkan Kembali Pembelian F-16, Jet Tempur Usang Buatan AS


TNI Angkatan Udara sebaiknya berhati-hati kalau mau beli pesawat jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat. Betapa tidak. Berita awal Februari lalu, dua jet tempur F-16 milik TNI Angkatan Udara Thailand jatuh saat mengadakan latihan militer gabungan Thailand-AS di Thailand.

Sejak November 2010 lalu berkembang informasi bahwa TNI AU sedang mempertimbangkan untuk pembelian 24 unit F-16 buatan  Amerika Serikat (AS) senilai enam F-16 baru. Dengan berbagai pertimbangan Amerika memang sangat berkeinginan agar Indonesia membeli pesawat yang dari segi kualitas jet tempur jenis ini memang bisa dibilang sudah usang alias kuno. Kejadian di Thailand tersebut merupakan bukti nyata betapa berbahayanya TNI AU kita membeli produk macam begini.

Sekadar informasi, enam unit F-16 itu adalah pesawat produksi tahun 1990-an yang disebut pesawat generasi keempat. Dengan demikian, jenis ini bukanlah produk terbaru Amerika. Jadi untuk apa dan apa pentingnya kita harus membeli pesawat yang tidak bisa dijamin kualitasnya itu.

Dan hal itu sebenarnya tersirat diakui sendiri oleh pihak Amerika, ketika pada semasa Juwono Sudarsono menjabat Menteri Pertahanan pada masa kepresidenan SBY yang pertama pada 2008. Amerika sempat menawarkan perbaikan (refurbish) untuk empat pesawat tempur F-1 produksi tahun 1970. Nah, berarti kan beberapa jet tempur AS yang dimiliki TNI AU benar-benar sudah kuno sekali.

Manuver pihak Pentagon AS untuk merangkul TNI memang cukup besar sejak kepresidenan George W. Bush sejak 2000-2008. Apalagi dengan semakin menguatnya pertarungan perebutan pengaruh antara AS dan Rusia-Cina di lain pihak. Khususnya di Selat Malaka. Tak heran jika sejak 2008 lalu Amerika membantu TNI untuk memasang radar di tujuh titikl di Indonesia, termasuk Selat Malaka. 

Selain itu, dalam pengadaan alat utama system persenjataan Indonesia (alutsista), Rusia sudah selangkah lebih maju dengan penjualan beberapa helicopter Sukhoi, meski di masa kepresidenan Megawati Sukarnoputri sempat berkembang menjadi skandal korupsi.

Bantuan militer Amerika memang harus diwaspadai mengingat kita bisa mengalami ketergantungan yang besar kepada AS termasuk dalam peralatan dan suku cadang, termasuk buat peralatan perawatan pesawat. Di atas semua itu, kalau terjadi konflik kemiliteran di masa depan, Amerika tahu betul system pengendalian berbagai jenis pesawat buatannya, sehingga dengan mudah kita bisa dijinakkan.
Bantuan militer AS pada TNI memang sebenarnya lumayan besar. Pada 2008 saja misalnya, Amerika pernah menawarkan bantuan sekitar 16 juta dolar Amerika dalam kerangka kerjasama militer kedua Negara.

Apakah bantuan dana tersebut akhirnya benar-benar terwujud dan apakah sudah ada laporan resmi yang transparan berkaitan dengan penggunaan dana tesebut, sampai hari ini tidak ada kabar beritanya.




theglobal-review

0 komentar:

Post a Comment