Clock By Blog Tips

Thursday, February 10, 2011

Georgia: Sarana Transportasi Pengiriman Senjata Ilegal


Berita terbaru mengungkap bahwa seruan Pemerintah Georgia agar Amerika memasok persenjataan militer ke Georgia, ternyata hanya kedok. Sejatinya, pemasokan senjata berbagai jenis ke Georgia, bukan dimaksudkan untuk mempersenjatai angkatan bersenjata Georgia, melainkan untuk momentum menggunakan Georgia sebagai sarana transportasi pengiriman senjata secara illegal ke negara-negara ketiga seperti Iran, Irak, Filipina, Azerbaijan, dan Kongo, Afrika.

Singkat cerita, ada tren mengkhawatirkan bahwa Georgia akan jadi ajang jual-beli senjata lintas negara, sekaligus digunakan sebagai sarana transportasi untuk mengirim senjata-senjata yang dijual secara illegal ke suatu negara ketiga, yang melibatkan kepentingan-kepentingan pebisnis  lintas negara, khususnya jaringan kekuatan-kekuatan korporasi global Amerika yang bergerak dalam industri pertahanan strategis dan peralatan militer.  


Sebelumnya, memang santer terdengar Amerika akan memasok senjata secara besar-besaran ke Georgia menyusul desakan dari Presiden Georgia. Bahkan sudah tersiar kabar Amerika akan memasokk senjata anti-pesawat terbang dan anti-tank senilai puluhan juta dolar melalui negara ketiga. Selanjutnya menurut berita yang kami lansir dari kantor berita Antara, peralatan militer yang akan dipasok itu terdiri sistem pertahanan udara Patriot, rudal anti-pesawat terbang Stinger dan portabel Igla-3, di samping rudal-rudal anti-tank Javelin dan Hellfire-2. 


Menyusul serangan militer Rusia ke Ossetia Selatan dalam upaya untuk membawanya kembali di bawah kontrol pusat.pada Agustus 2008, Presiden Georgia Mikheil Saakashvili berjanji untuk membangun angkatan bersenjata yang baru dan kuat setelah Georgia kalah perang 2008 dengan Rusia. Dan Saakashvili berharap bahwa Washington akan memberikan dukungan kuat kepada Tbilisi dalam mengembangkan militernya. 

Namun sebagaimana analisis kami sebelumnya di situs ini, Washington secara resmi menyatakan keenganannnya memasok senjata ke Georgia, namun ada perkembangan menarik bahwa kelompok hawkish yang antara 2000-2008 berada di belakang pemerintahan George W Bush, secara diam-diam mengondisikan tetap berlangsungnya penjualan senjata kepada Georgia yang dianggap sebagai sekutu andalan Amerika dan NATO dalam menghadapi Rusia di kawasan Eropa Timur. 


Namun, dari berbagai penelusuran sumber pustaka yang dilakukan oleh tim riset Global Future Institue, terungkap bahwa kalaupun ada pengiriman senjata secara illegal dari Amerika ke Georgia, ternyata pasokan senjata tersebut sama sekali tidak dimaksudkan untuk mempersenjatai angkatan bersenjata Georgia sebagaimana yang mencuat di surat kabar. 


Berbagai jaringan kekuatan korporasi global Amerika, Israel, Jordania maupun Serbia, ternyata hanya menggunakan Georgia sebagai sarana transportasi untuk penyelundupan senjata senjata militer secara illegal ke negara-negara ketiga. Dan Israel, nampaknya telah menjadi pemain aktif yang berperanan besar dalam jual-beli senjata secara illegal tersebut.  


Ada menarik menyusul adanya rencana untuk menjadikan Georgia sebagai lahan subur penjualan senjata bagi para pebisnis peralatan militer strategis internasional. 

Berita yang kami lansir dari www.mainjustice.com ,  mengungkap adanya peran para broker Israel dalam memicu terjadinya Perang antara Georgia dan Rusia pada 2008 lalu. Ini terungkap berdasarkan investigasi Departemen Kehakiman Amerika berkaitan dengan praktek Korupsi dalam pemasokan peralatan militer di sektor industri pertahanan. 


Bagaimana bisa Israel berhasil menanam pengaruh di pemerintahan Georgia? Situs www.mainjustice.com punya cerita menarik. Mantan Menteri Pertahanan Georgia Davit Kezerashvili tercatat pernah menghabiskan masa remajanya di Israel. Bukan itu saja. Kezerashvili dalam wawancara pada 2006 lalu mengaku sangat gandrung dalam segala  jenis persenjataan militer. 


Dalam suatu operasi intelijen, sosok macam Davit Kezerashvili jelas sangat tepat dan sempurna sebagai pintu masuk Israel dan para pebisnis senjata untuk menanam pengaruhnya di Georgia. Apalagi ketika Presiden Saakashvili pada 2006 lalu mengangkat Kezerashvili sebagai menteri pertahanan. 

Steve LeVine dalam artikelnya yang menarik di situs mainjustice.com menggambarkan Georgia sebagai lahan potensial bagi segala macam perdagangan illegal baik dalam bidang jual beli-senjata maupun narkoba. Dan yang lebih celakanya lagi, transaksi perdagangan illegal tersebut mendapat dukungan diam-diam dari jajaran petinggi pemerintahan Georgia di tingkat nasional. 

Victor Bout, adalah personifikasi yang pas untuk menggambarkan adanya kolaborasi pebisnis senjata dan elit pemerintahan Georgia. Victor Bout, begitu kisah Steve LeVine, berhasil menjalin kerjasama dan kongkalingkong dengan Jemal Inaishvili, mantan kepala Pelabuhan Georgia dan Temur Alasania.
Tentu saja meskipun fakta ini nyaris suatu kebenaran yang tak mungkin dibantah, namun berbagai kalangan agaknya menilai dua orang ini tak lebih hanya penjahat kategori kelas teri, bukan penjahat kelas kakap yang tentunya ada di jajaran posisi kunci pemerintahan Geogia. Dan salah satunya, adalah mantan Menteri Pertahanan Davit Kezerashvili. 

Dan untuk urusan penjualan senjata secara illegal ini, Geogia ternyata selama ini telah digunakan sebagai sarana transportasi untuk pengiriman senjata secara illegal ke suatu negara ketiga.
Beberapa kasus membuktikan bahwa setidaknya ada tiga negara yang melalui sarana transportasi dari Georgia, telah dikirim beberapa pasokan senjata yang tentunya dijual secara illegal tanpa sepengetahuan pihak-pihak instansi pemerintahan resmi dari negara yang bersangkutan. 

1.Kongo, Afrika, 2007, dalam kecelakaan pesawat terbang An-12 yang telah menewaskan 8 penumpang, termasuk di antaranya 2 orang warga negara Georgia, termasuk pilatonya yang bernama Zurab Mosia, 55 tahun, dan teknisi pesawat bernama Artur Bagdasarov. Yang mencurigakan dari kejadian ini, tidak ada informasi rinci berkaitan dengan isi kargo pesawat kecuali penjelasan bahwa pesawat terdaftar dengan nama Transaviaservice, dan tidak ada nomor izin laik terbang bagi pesawat ini. Dan yang lebih mencurigakan lagi, tidak ada penyelidikan dan investigasi resmi menyusul kecelakaan pesawat tersebut. 

2.Filipina, Agustus 2009. Kapal yang berlayar berbendera Panama, berhasil ditangkap, dan di dalamnya terdapat 13 pelaut asal Georgia. Kejadian tersebut memicu kecurigaan adanya penyelundupan senjata secara gelap ke Filipina. Namun hanya seorang kapten Amerika yang harus bertanggungjawab. Dengan kata lain, kasus ditutup.

3.Azerbaijan, Baku, Maret, 2010. Menurut Badan Informasi Azerbaijan, beberapa aparat Kementerian Keselamatan Nasional Azerbaijan telah menahan 8 orang anggota kelompok radikal agama berasal dari Dagestan and Chechnya, yang sedang merancang aksi terorisme. Dan fakta yang tak kalah menarik, sejumlah senjata telah dikirik ke Azerbaijan lewat Georgia. 

Georgia: Sarana Transportasi Pengiriman Senjata Untuk Perangi Iran dan Irak
Yang tak kalah menarik untuk diungkap berkaitan dengan Georgia sebagai sarana transportasi pengiriman senjata secara illegal ke negara ketiga, adalah informasi dari aktivis HAM Georgia Jeffrey Silverman.
Menurut Silverman, peralatan senjata yang dipasok ke Georgia oleh para pebisnis senjata Amerika, sebenarnya bukan digunakan oleh angkatan bersenjata Georgia. Melainkan ditujukan untuk memerangi Iran. Karena kalau untuk impor senjata, Georgia selama ini tidak saja mengimpor dari Israel, tapi juga dari Jordania dan Serbia.
Karena  menurut temuan Silverman, Jordania pada prakteknya telah dijadikan andalan sebagai mitra resmi pihak Amerika untuk ekspor senjata ke Georgia.  Sementara itu, sebuah perusahaan persenjataan Serbia Melvel Corporation, telah bertindak sebagai broker atau perantara dalam penjualan senjata dari para pebisnis Amerika kepada Georgia. 

Selain itu, ada juga yang namanya Seychelles company yang beroperasi di Beograd. Direkturnya yang bernama Slobodan Teshic, aktif baik dalam jual-beli senjata baik legal maupun illegal. Misal, pengiriman senjata ke Irak ternyata dikirim atas nama dirinya.

Yang perlu juga dicatat di sini, Slobodan Teshic dalam berbagai kesempatan telah digunakan oleh Kementerian Pertahanan Georgia sebagai mediator atau broker dalam urusan jual beli senjata yang melibatkan kepentingan bisnis negara-negara asing maupun.  

Begitulah. Amerika lewat kepentingan-kepentingan kelompok hawkish Amerika, telah menggunakan Georgia sebagai koridor pintu masuk untuk penjualan dan penyelundupan senjata senjata secara illegal ke beberapa negara, yang tentunya akan digunakan untuk berbagai tujuan dan maksud merusak dan mengganggu stabilitas politik dan keaman dari negara-negara yang jadi sasaran pengiriman senjata secara illegal tersebut.




theglobal-review

0 komentar:

Post a Comment