JAKARTA--MICOM: Kapolri baru Komisaris Jenderal Timur Pradopo diharapkan dapat merangkul kelompok garis keras guna mendapatkan titik temu tentang pluralisme.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendi Yusuf di sela-sela pembukaan Global Peace Leadership Conference di Jakarta, Sabtu (16/10), mengatakan organisasi-organisasi garis keras itu harus dirangkul dan diajak berdialog tentang pluralisme.
Ia mengemukakan, kelompok garis keras tidak semata milik Islam, melainkan juga terdapat pada agama dan kelompok lainnya. Karena itu, ujarnya, Kapolri mendatang harus mampu untuk merangkul seluruh kelompok garis keras yang ada dan berikan pemahaman yang benar tentang
pluralisme, toleransi dan perdamaian, serta kehidupan berbangsa dan negara.
Slamet menilai, beragam aksi kekerasan yang muncul saat ini antara lain dikarenakan tidak adanya komunikasi pemerintah dengan rakyat bawah yang melahirkan pemahaman yang benar dan tepat. Terlebih, pemerintah kini hanya memikirkan diri sendiri, jabatan, dan perpolitikan nasional.
"Banyaknya gesekan dan aksi-aksi kekerasan karena faktor ekonomi dan banyaknya kemiskinan karena harga-harga mahal, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah," ujar Slamet.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengingatkan Timur Pradopo agar tetap mewaspadai aksi-aksi terorisme di Tanah Air. (Ant/OL-01)
http://www.mediaindonesia.com/
0 komentar:
Post a Comment