Clock By Blog Tips

Wednesday, April 27, 2011

Lagi, Baku Tembak di Preah Vihear


Phnom Penh - Tentara Kamboja dan Thailand kembali terlibat baku tembak di candi abad ke-11 Preah Vihear terkait sengketa perbatasan.


"Pertempuran dimulai pada pukul 13.40 (13.40 WIB) di kawasan sengketa dekat candi Preah Vihear," kata Deputi Komandan Divisi 3 Militer Kamboja, Brigadir Jenderal Thul Sovan yang ditempatkan di garis depan dekat candi Preah Vihear.

Kejadian ini merupakan pertempuran lanjutan dalam lima hari berturut-turut di kawasan perbatasan yang masih disengketakan setelah empat hari bentrokan pada 22-25 April dekat candi abad ke-13 Ta Moan dan Ta Krabei di provinsi Oddar Meachey yang terletak 150 kilometer sebelah barat candi Preah Vihear. Tidak diketahui siapa yang memicu bentrokan pada Selasa dan korban jiwa juga masih belum jelas.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengimbau Thailand dan Kamboja untuk mengendalikan diri dan segera mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan setelah bentrokan perbatasan mematikan mereka dalam di beberapa tahun.

Hillary mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menghubungi langsung pejabat Thailand dan Kamboja dengan harapan segera mengakhiri kekerasan, yang telah menewaskan 12 tentara dan menyebabkan puluhan ribu penduduk desa mengungsi.


"Amerika Serikat tetap sangat prihatin tentang bentrokan antara pasukan keamanan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja," kata Hillary dalam sebuah pernyataan.

"Kami sangat mendesak kedua pihak untuk menahan diri, mengendalikan diri dari tindakan provokatif dan segera mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengurangi ketegangan serta menghindari konflik lebih lanjut," katanya.
Hillary menyambut baik mediasi oleh Indonesia, di mana Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa direncanakan berkunjung ke kedua negara Senin tetapi menunda kunjungannya.

"Kami mendukung upaya Indonesia dalam peran mereka sebagai ketua Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bekerja dengan kedua negara dalam mencapai resolusi," katanya.

Pejabat juru bicara pemerintah Thailand Panithan Wattanayagorn pada Senin mengumumkan bahwa ketua bergilir ASEAN saat ini dan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa "telah menunda rencana kunjungan ke Thailand dan Kamboja".

Menteri Luar Negeri Indonesia "pada awalnya dijadwalkan tiba" di Thailand dan Kamboja pada Senin untuk membicarakan masalah para pengamat Indonesia guna memastikan perjanjian gencatan senjata antara kedua negara.

Menurut pejabat juru bicara Thailand, ketua ASEAN "membatalkan kunjungan karena ia ingin melihat lebih hati-hati mengenai perincian informasi dan kesepakatan", yang beberapa di antaranya masih dianggap tidak jelas.

Panitan mengatakan, Marty "belum menyebutkan kapan ia akan menjadwalkan kembali kunjungannya, tapi kemungkinan ia akan melakukannya pada kesempatan pertama".

Setelah bentrokan fatal mereka empat hari pada 4-7 Februari di dekat candi Preah Vihear, yang kontroversial, kedua negara mengadakan pembicaraan di Dewan Keamanan PBB. Keduanya diminta untuk menahan diri dan gencatan senjata secara permanen.

Ketua ASEAN saat ini - Indonesia - ditugaskan untuk memfasilitasi dialog perdamaian antara kedua negara dan mengusulkan untuk menetapkan tim pengamat ke wilayah sengketa.

Namun, langkah mengirim pengamat Indonesia belum dilaksanakan sampai babak baru bentrokan di perbatasan berlangsung kembali.

Bentrokan meletus lagi pada Jumat (22/4) di dekat dua candi abad ke 11 yang diperebutkan - bernama Ta Kwai dan Ta Muen di Thailand atau Ta Krabei dan Ta Moan di Kamboja.






Suara Karya

0 komentar:

Post a Comment