Clock By Blog Tips

Thursday, February 17, 2011

Buruh Abaikan Larangan Militer


Kairo – Para buruh di berbagai sektor industri di Mesir kembali melakukan aksi mogok nasional, Rabu (16/2). Mereka mengabaikan desakan pemerintah militer yang sebelumnya meminta mereka menghentikan aksi tersebut untuk menormalkan kondisi sosial dan politik di Mesir. Mogok nasional tersebut terjadi di berbagai sektor, meliputi perbankan, transportasi, minyak, pariwisata, tekstil, media massa milik pemerintah, dan beberapa lembaga pemerintahan. Mereka menyuarakan tuntutan yang sama, yaitu kenaikan gaji dan jaminan kesejahteraan yang lebih baik. Demikian dikatakan Kamal Abbas dari Centre for Trade Union and Workers’ Services. Bank-bank di hampir seluruh penjuru Mesir tutup.

Aksi pemogokan juga dilakukan oleh para karyawan di Bandara Kairo. Aksi mogok kerja di antaranya dilakukan 12.000 buruh pabrik tekstil Misr Spinning & Weaving, pabrik terbesar di Mesir (24.000 karyawan) yang terletak di Kota Mahalla al-Kubra, pesisir Sungai Nil. Faisal Naousha, aktivis penggerak aksi mogok tersebut, menyatakan para buruh menuntut kenaikan gaji plus mundurnya dua manager pabrik tersebut. Ribuan buruh pabrik tekstil Misr Helwan Spinning & Weaving, di selatan Kairo, juga meneruskan aksi mogok mereka demi menyuarakan tuntutan serupa.

Tak hanya mogok, para buruh juga berunjuk rasa, termasuk para pegawai negeri di Kementerian Kesehatan, Pendidikan, dan Irigasi wilayah Provinsi Ismailiya. Mereka menuntut kenaikan gaji. «Sulit untuk mengatakan dengan pasti berapa yang mogok, di mana, ataupun berapa yang tidak,» ujar Kamal Abbas, Direktur Serikat Buruh Mesir, CTUWS (Centre for Trade Union and Workers’ Services). Banyak serikat buruh diketuai oleh orang-orang yang berafi liasi dengan pemerintahan presiden tersingkir, Hosni Mubarak, sehingga hanya sedikit yang memiliki peluang untuk menyalurkan aspirasi anggotanya lewat jalan formal.

Kesehatan Mubarak
Kondisi kesehatan Mubarak, 82 tahun, dikabarkan memburuk. Ia masih mengungsi di kediamannya di resor wisata Laut Merah, Sharm el-Sheikh. Salah seorang pejabat Arab Saudi di Riyadh menyatakan Mubarak belum meninggal dunia, namun kesehatannya tetap menurun. Ia juga menyatakan Arab Saudi telah menawari Mubarak untuk mengungsi saja ke wilayahnya, namun Mubarak menolak dan menyatakan lebih memilih meninggal dunia di Mesir.

Di bagian lain, para aktivis muda penggerak revolusi Mesir mengajak Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir berunding. Namun mereka belum menerima tanggapan. Sementara itu, para tokoh prodemokrasi Mesir berencana mengadakan aksi “Pawai Kemenangan“ pada Jumat (18 /2) untuk merayakan seminggu keberhasilan mereka menggulingkan Mubarak.




Koran Jakarta

0 komentar:

Post a Comment