Reaksi kerabat korban bom di pusat rekrutmen
tentara Irak di Baghdad
Menurut kantor berita Associated Press, teror itu menewaskan sedikitnya 76 orang dan melukai 232 jiwa. Serangan ini menunjukkan bahwa teroris melancarkan serangan dari ujung kota ke ujung lainnya secara terkoordinasi.
Pengeboman dimulai pada pukul 18.15 waktu Baghdad dan berlangsung selama berjam-jam. Para penyerang menggunakan bom mobil dan motor serta bom dan mortar pinggir jalan. Sepuluh kompleks pemukiman yang diserang dihuni penganut Syiah, sedangkan tiga kompleks lainnya merupakan pemukiman para pengikut aliran Sunni.
Serangan itu terjadi selang dua hari dari pembunuhan 58 orang di suatu gereja Katolik di Baghdad, Minggu 31 Oktober 2010. Penduduk pun mempertanyakan kemampuan pihak keamanan, yang didukung militer AS. Beberapa bulan lalu militer AS dan pemerintah Irak mengklaim telah mengalahkan kelompok teror.
“Mereka bilang situasi sudah terkendali. Mana kendalinya? Kami hanya dapat berdiri di pinggir jalan ketika kami mendengar suara ledakan dan asap serta serpihan mobil berjatuhan dari langit,” ujar Hussein al-Saiedi, 26, warga Sadr City.
Belum ada kelompok yang mengaku telah melakukan serangan tersebut. Namun, kecurigaan terbesar mengarah ke jaringan teroris al-Qaeda.
“Kami tidak memiliki informasi yang pasti untuk saat ini mengenai siapa yang bertanggungjawab. Namun, serangan ini persis seperti strategi serangan AQI (al-Qaeda Irak),” ujar juru bicara militer AS di Irak, Eric Bloom.
Bloom mengatakan bahwa militer AS bekerjasama dengan tim gegana militer Irak tengah menyisir 13 dari 17 lokasi ledakan untuk mencari kemungkinan lebih banyak lagi bahan peledak.
Mengantisipasi potensi serangan lanjutan, polisi mengumumkan kepada warga untuk tetap tinggal di rumah.
vivanews.com
0 komentar:
Post a Comment