Clock By Blog Tips

Wednesday, November 3, 2010

Korut – Iran Berusaha Dapatkan Bom Atom Kanada


Kepala Dinas Intelijen dan Keamanan Kanada, Dick Fadden, mengatakan bahwa Korea Utara dan Iran mencoba mendapatkan komponen untuk membangun bom atom dari Kanada. (Foto: Reuters)
Kepala Dinas Intelijen dan Keamanan Kanada, Dick Fadden, mengatakan bahwa Korea Utara dan Iran mencoba mendapatkan komponen untuk membangun bom atom dari Kanada. (Foto: Reuters)


OTTAWA  – Kepala Dinas Intelijen dan Keamanan Kanada, Dick Fadden, menyampaikan kekhawatirannya. Ia mengatakan, Korea Utara dan Iran mencoba mendapatkan komponen untuk membangun bom atom dari Kanada. Dalam pidatonya di hadapan para akademisi dan mantan pejabat dinas intelijen, direktur CSIS itu membahas mengenai "investigasi aktif" dinas intelijen tersebut terhadap sejumlah orang yang berusaha mendapatkan materi-materi nuklir.
"Ancaman senjata pemusnah massal adalah sebuah hal yang harus lebih kita khawatirkan dibanding beberapa saat lalu. Korea Selatan dan Iran adalah yang harus paling kita waspadai," kata Fadden seperti dikutip Globe and Mail.
"Kami melakukan … investigasi aktif terhadap orang-orang yang berusaha menemukan bahan-bahan pembuat nuklir di Kanada. Kami akan terus mencari mereka yang ingin melakukan hal-hal buruk ini, dan kami akan memproses mereka lalu menjebloskan mereka dalam penjara," tambahnya.
Fadden menyampaikan komentarnya yang tak seperti biasanya blak-blakan itu saat berpidato di hadapan ajang temu Asosiasi Pendidikan Intelijen Internasional di Ottawa pada bulan Mei silam. Komentar Fadden tersebut sebelumnya tidak diberitakan.
Ia juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai campur tangan asing dalam perpolitikan Kanada, demikian halnya dengan ancaman terorisme dunia maya. Ia juga mempertanyakan apakah memenjarakan para teroris dalam negeri merupakan solusi sebenarnya terhadap masalah radikalisasi.
"Ancaman terhadap sistem komputer Amerika Utara dari para peretas yang melakukan terorisme dunia maya jauh lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan lima atau sepuluh tahun yang lalu," kata Fadden.

"Orang-orang yang memiliki hubungan budaya atau etnis dengan negara lain direkrut oleh para perwakilan pemerintahan dan semacam diselundupkan dalam sistem politik kita. Ini adalah masalah yang terus berkembang," katanya.
Pidato tersebut disampaikan berselang dua bulan setelah Fadden berbicara di Toronto dan pertama kali mengungkapkan kekhawatirannya mengenai pengaruh asing terhadap para politikus Kanada. Pidato itu juga diucapkan satu bulan sebelum ia kembali menegaskan kekhawatirannya dalam wawancara televisi.
Dalam wawancara bulan Juni, Fadden mengindikasikan bahwa China berusaha memanipulasi para pejabat tingkat provinsi dan kotamadya di Kanada. Ungkapan itu melahirkan kemarahan dari para pengkritik yang menyebut pernyataan Fadden membuat timbul rasa curiga di antara masyarakat.
Wesley Wark, seorang sejarawan dari University of Toronto yang mengkhususkan diri di bidang intelijen mengatakan bahwa pengulangan penekanan ancaman pengaruh asing cukup mengejutkan. "Saya tetap merasa takjub dengan gagasan bahwa hal ini menjadi masalah yang diprioritaskan CSIS."

The Canadian Press baru-baru ini mendapatkan transkrip pernyataan Fadden tanggal 26 Mei lalu di konferensi Ottawa yang belum dipublikasikan melalui Undang-undang Akses Informasi. CSIS menyimpan sejumlah informasi yang dianggap terlalu sensitif untuk diungkapkan meski faktanya hanya ada puluhan orang, termasuk sejumlah guru dan kontraktor intelijen dari Kanada dan Amerika Serikat, yang hadir.
Direktur CSIS tersebut mengatakan dirinya harus berhati-hati sebelum menuding negara-negara tertentu.
"Apa ada (awak) media dalam ruangan ini?" tanyanya. "Baiklah, jadi tidak terlalu masalah, tapi saya lebih suka tidak melihat foto saya di halaman depan The Globe and Mail jika saya bisa mengindarinya."
"Staf saya telah mempersiapkan sejumlah (naskah) pidato, dan mereka terkejut saat saya mengatakan bahwa saya akan mengatakan apa yang ada di pikiran saya, sebuah hal yang tidak selalu bijaksana dalam pekerjaan yang saya jalani," kata Fadden disambut tawa hadirin.
Juli lalu, seorang pria asal Toronto dinyatakan bersalah karena berusaha mengapalkan materi nuklir ke Iran. Tuntutan hukum terhadapnya dilayangkan pada tahun 2009.
Sebuah hal yang menjadi inti utama dalam pernyataan sang direktur mata-mata adalah pentingnya memastikan pemahaman sejarah karena CSIS semakin banyak berurusan dengan budaya-budaya yang tidak familiar.
Fadden, yang pernah mengunjungi Afghanistan awal tahun ini, mengatakan kepada para audiens bahwa negara-negara sekutu Barat baru-baru ini saja menyadari bahwa India merupakan pemain utama di negara yang dikoyak perang itu.
"Mereka punya lebih banyak pengaruh. Mereka punya lebih banyak koneksi. Mereka punya segalanya mengenai Afghanistan, lebih dari kita semua, bahkan jika digabungkan," katanya.

suaramedia.com

0 komentar:

Post a Comment