Clock By Blog Tips

Monday, February 7, 2011

Korsel dan Korut Mulai Berunding


Seoul – Pekan ini, militer Korea Utara dan Korea Selatan akan mengadakan perundingan damai di area gencatan senjata di perbatasan kedua negara. Bagi Korea Selatan (Korsel), perundingan ini akan menjadi alat untuk menguji keseriusan komitmen damai Korea Utara (Korut). Perundingan militer tingkat perwira menengah ini akan digelar hari Selasa (8/2) ini di sebuah desa di kawasan perbatasan kedua negara, yang telah mereka sepakati sebagai area gencatan senjata.

Dalam perundingan ini, kedua Korea itu akan membicarakan waktu dan agenda perundingan militer tingkat perwira tinggi, yang sebelumnya juga telah disepakati untuk digelar. Perundingan militer tingkat perwira tinggi ini mungkin akan mempertemukan menteri pertahanan kedua negara. Bila jadi dilaksanakan, perundingan tingkat perwira menengah ini akan menjadi perundingan pertama bagi kedua negara sejak September 2010 lalu. Perundingan ini juga merupakan yang pertama sejak perseteruan mereka memuncak akhir 2010 lalu. Kekuatan-kekuatan berpengaruh di Semenanjung Korea (China, Amerika Serikat, Jepang) berulang kali menyerukan agar kedua pihak berupaya meredakan ketegangan.

Maret 2010 lalu, Korsel menuduh Korut bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal perang Cheonan, yang menewaskan 46 orang. Tuduhan ini dibantah Korut. Kemudian, pada November 2010, Korut memborbardir Pulau Yeon pyeong, Korsel, hingga ketegangan memuncak. Korsel menyatakan tetap berkomitmen hadir dalam perundingan militer tingkat perwira tinggi yang akan digelar dengan Korut. Pada Desember 2010, Korut sempat mengancam akan menghancurkan Korsel dengan senjata nuklirnya. Namun Januari 2011, Korut mengajak Korsel berunding damai.

Sebagian pengamat menyatakan perubahan pendirian Korut dikarenakan negara komunis ini sudah tak lagi tahan terhadap penderitaan ekonomi yang dialaminya akibat sanksi dunia internasional. Pekan lalu, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak menyatakan ia tengah mempertimbangkan untuk berunding dengan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-il. Pernyataan Lee ini mengindikasikan Korsel mulai menurunkan sikap kerasnya terhadap Korut. 



Koran Jakarta

0 komentar:

Post a Comment