Baghdad - Sekitar 8.000 tentara AS akan tetap berada di Irak, meski Washington berencana menarik pasukannya secara lengkap, saat pergantian tahun 2011 nanti.
Sejumlah pasukan berikut 14 pesawat tempur, 125 helikopter dan 28 pesawat telah ditarik, terutama yang berbasis di wilayah Kurdistan di utara Irak.
Para tentara AS itu telah ditempatkan di Yordania dan beberapa negara Arab di Teluk Persia, serta beberapa lokasi baru di Kuwait, setelah meninggalkan Irak. Sementara beberapa dari mereka telah kembali ke Amerika Serikat.
Pangkalan militer terakhir AS telah diserahkan kepada pejabat Irak, pada 16 Desember lalu.
Belakangan, Washington dilaporkan berusaha untuk menimbulkan ancaman baru terhadap Iran dengan mempertahankan kehadiran pasukannya di Kurdistan, Irak.
Menurut laporan itu, sebuah delegasi militer AS dan pejabat keamanan telah bertemu dengan para pemimpin kelompok anti-Iran, Komala di kantor pusatnya di Irak utara, kota Sulaymaniyah.
Delegasi tersebut dipimpin oleh seorang jenderal Amerika yang bekerja untuk Konsulat AS di ibukota Kurdistan, Arbil.
Pejabat militer AS juga telah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah kelompok bersenjata yang bertujuan mengobarkan aksi kekerasan dan operasi teroris.
PKK pernah meluncurkan kampanye bersenjata melawan Turki pada tahun 1984 lalu, dalam usaha untuk memaksakan berdirinya negara Kurdi merdeka di tenggara negara itu.
Sejumlah pasukan berikut 14 pesawat tempur, 125 helikopter dan 28 pesawat telah ditarik, terutama yang berbasis di wilayah Kurdistan di utara Irak.
Para tentara AS itu telah ditempatkan di Yordania dan beberapa negara Arab di Teluk Persia, serta beberapa lokasi baru di Kuwait, setelah meninggalkan Irak. Sementara beberapa dari mereka telah kembali ke Amerika Serikat.
Pangkalan militer terakhir AS telah diserahkan kepada pejabat Irak, pada 16 Desember lalu.
Belakangan, Washington dilaporkan berusaha untuk menimbulkan ancaman baru terhadap Iran dengan mempertahankan kehadiran pasukannya di Kurdistan, Irak.
Menurut laporan itu, sebuah delegasi militer AS dan pejabat keamanan telah bertemu dengan para pemimpin kelompok anti-Iran, Komala di kantor pusatnya di Irak utara, kota Sulaymaniyah.
Delegasi tersebut dipimpin oleh seorang jenderal Amerika yang bekerja untuk Konsulat AS di ibukota Kurdistan, Arbil.
Pejabat militer AS juga telah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah kelompok bersenjata yang bertujuan mengobarkan aksi kekerasan dan operasi teroris.
PKK pernah meluncurkan kampanye bersenjata melawan Turki pada tahun 1984 lalu, dalam usaha untuk memaksakan berdirinya negara Kurdi merdeka di tenggara negara itu.
Sumber : PesatNews
Posts
Galaxy
Gunner
RoboKill
Fragger
Fighter
Pilot
Dino Strike
Superbike GP
0 komentar:
Post a Comment