Clock By Blog Tips

Monday, February 7, 2011

Jepang Harus Miliki Nuklir Agar tak Diganggu China

Shintaro Ishihara

Tokyo – Shintaro Ishihara, 78, mantan aktor dan penulis yang sudah menjadi gubernur Tokyo sejak tahun 1999 dan sering menimbulkan kemarahan negara-negara tetangga Jepang, membuat permintaan terbarunya setelah perselisihan diplomatik yang dipicu penahanan kapten kapal penangkap ikan China yang beroperasi di perairan Jepang. 

"Jika Jepang memiliki senjata nuklir, tidak akan ada gangguan dari China atas Senkakus," ujarnya. "Dan Korea Utara tidak akan menculik warga negara kita."

Ishihara adalah ketua dari sebuah kelompok gubernur prefektur yang menuntut perkembangan dalam masalah warga negara Jepang yang ditangkap oleh agen Korea Utara pada tahun 1970an dan 1980an.
Awal tahun 2009, dia mengkritik pemerintahan Presiden George W. Bush karena tidak berbuat cukup banyak dalam mendukung permintaan Jepang untuk pembebasan mereka.

"Washington tidak menampakkan minat besar dalam masalah ini," ujarnya.
"Korea Utara adalah negara dengan senjata nuklir, tapi ketika AS memiliki masalah dengan Libya, mereka mengebom Tripoli," ujarnya. "Beberapa anak tewas dan itu adalah sebuah tragedi, tapi Libya berubah."
"Pendekatan yang lebih serius dibutuhkan terkait Korea Utara."

Ishihara menarik perhatian internasional di tahun 1989 setelah bersama-sama dengan pimpinan Sony waktu itu, Akio Morita, menulis "Jepang yang Bisa Mengatakan Tidak." Buku terlaris itu menyerukan agar Jepang menjadi lebih tegas dalam berurusan dengan AS.

Dia juga berulangkali menyatakan bahwa Pemerkosaan Nanjing adalah fiksi yang diciptakan oleh komunis di China, sementara di tahun 2001 dia menyatakan dalam sebuah wawancara majalah bahwa "wanita tua yang sudah kehilangan kemampuan mereka untuk bereproduksi adalah tidak berguna dan berbuat dosa."
Yang paling baru adalah di bulan Desember ketika dia memicu kritik karena menggambarkan kaum lesbian dan gay sebagai "tidak sempurna".

Sementara itu, bulan September tahun lalu, China menyerukan aksi kongkrit dari Jepang untuk menyelesaikan perselisihan atas penahanan kapten kapal penangkap ikan mereka oleh Tokyo di perairan sengketa, yang oleh Beijing disebut sebagai "batu sandungan" dalam hubungan kedua negara.

"Ini adalah batu sandungan dalam hubungan bilateral saat ini dan kami berharap Jepang akan mengambil langkah kongkrit untuk menghilangkan batu sandungan itu," ujar juru bicara kementerian luar negeri Jiang Yu.
"Jepang harus mengembalikan kapten secepatnya untuk menghindari memburuknya hubungan bilateral.
 
 
 
Suara Media

0 komentar:

Post a Comment