Clock By Blog Tips

Friday, November 4, 2011

Tiga Taruna Perempuan Australia Alami Pelecehan


Canberra - Pemerintah Australia masih menemukan kasus skandal dan pelecehan seksual dalam akademi militer Australia, terhadap tiga taruna perempuan. Skandal tersebut baru terbukti dan dilaporkan tahun ini oleh Komisi Hak Asasi Manusia Australia, Kamis 3 November 2011. . 

Laporan itu juga mengungkap kebiasaan dalam Akademi Militer Australia tidak berpihak bagi kaum perempuan. Dasarnya adalah pengakuan 74 persen taruna perempuan yang mengalami pelecehan seksual dan pelecehan lainnya berdasarkan gender.

“Seharusnya akademi militer bisa memberikan sistem pendidikan dan latihan terbaik, yang memiliki nilai dan kontribusi, baik untuk perempuan maupun laki-laki,” ujar Komisioner Diskriminasi Seks, Komisi Hak Azasi Manusia, Elizabeth Broderick yang memimpin penyelidikan.

Audit dalam Akademi Militer diperintahkan Menteri Pertahanan, Stephen Smith, setelah April lalu terungkap sebuah film yang berisi adegan seksual antara taruna perempuan dan laki-laki dalam satu akademi.

Dua bulan sebelumnya sebuah laporan mengungkap adanya budaya dan kebiasaan seksual menyimpang serta intimidasi di akademi angkatan laut. Laporan itu muncul di tengah tuduhan adanya satu pasukan yang mengadakan kontes seksual dalam sebuah acara kelulusan. Kontes tersebut menawarkan siapa saja yang ingin melakukan hubungan seksual dengan kru perempuan yang paling diinginkan.

Menteri Smith sangat marah atas dua skandal yang terjadi itu, dan meminta Broderick untuk melakukan eksaminasi budaya serta dampaknya bagi taruna perempuan. Para taruna dilibatkan dalam sebuah kelompok kecil diskusi dan mengisi sebuah survey.

Terungkap hasil, bahwa bentuk pelecehan seksual yang paling sering dialami taruna perempuan adalah dipaksa mendengar lelucon atau cerita jorok, serta diharuskan menjawab pertanyaan pribadi yang tidak sopan.

“Akademi membutuhkan perubahan dalam menyikapi penanganan dan mengakomodasi kepentingan peremuan –dimana perempuan dianggap sebagai bagian penting dan vital dari kemampuan masa depan pasukan pertahanan dan keamanan Australia,” ujar Broderick.



Sumber : Tempo

0 komentar:

Post a Comment