Iran mengkritik rencana Amerika Serikat yang akan meningkatkan kehadiran mereka di negara-negara Timur Tengah, pasca penarikan pasukan di Irak. Menurut Iran, rencana tersebut tidak bijaksana dan rasional.
"Orang-orang AS selalu tidak menggunakan pendekatan yang rasional dan bijaksana. Mereka selalu kekurangan, sayangnya, dalam kedua hal itu," kata Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari kantor berita Xinhua, Senin 31 Oktober 2011.
Pernyataan ini dikeluarkan terkait laporan adanya rencana dari Barack Obama untuk meningkatkan keberadaan tentara AS di Timur Tengah. Dalam rencana tersebut, AS dikatakan akan terus memantau Iran, sambil berupaya menjalin kerja sama militer dengan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk, yaitu Arab Saudi, Kuwait, Bahrai, Qatar, Uni Emirat Arab dan Oman.
AS juga dikatakan akan tetap akan menempatkan pasukannya di Irak, untuk melatih militer maupun misi perlindungan warga negara AS. "Irak tak perlu campur tangan pihak luar untuk menyelesaikan urusan dalam negerinya, karena mereka adalah negara merdeka dengan sejarah tertulis selama 6000 tahun. Rakyat Irak lebih tahu cara menjalankan negara mereka lebih dari siapapun," ujar Salehi.
Pernyataan Iran ini diaminkan oleh Menteri Luar Negeri Irak, Hoshyar Zebari. "Tak ada yang dapat mengisi kekosongan di Irak selain rakyat dan pemerintahan Irak sendiri setelah penarikan pasukan AS dari negara kami," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Hilary Rodham Clinton telah memperingatkan Iran untuk tidak mengeksploitasi situasi di Irak setelah penarikan pasukan AS. Menurutnya, AS telah membayar harga yang terlalu tinggi untuk memberi kesempatan semacam itu pada rakyat Irak.
"Tak seharusnya ada yang mempertanyakan usaha serta komitmen kami untuk mendukung demokrasi Irak," kata Clinton.
"Orang-orang AS selalu tidak menggunakan pendekatan yang rasional dan bijaksana. Mereka selalu kekurangan, sayangnya, dalam kedua hal itu," kata Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari kantor berita Xinhua, Senin 31 Oktober 2011.
Pernyataan ini dikeluarkan terkait laporan adanya rencana dari Barack Obama untuk meningkatkan keberadaan tentara AS di Timur Tengah. Dalam rencana tersebut, AS dikatakan akan terus memantau Iran, sambil berupaya menjalin kerja sama militer dengan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk, yaitu Arab Saudi, Kuwait, Bahrai, Qatar, Uni Emirat Arab dan Oman.
AS juga dikatakan akan tetap akan menempatkan pasukannya di Irak, untuk melatih militer maupun misi perlindungan warga negara AS. "Irak tak perlu campur tangan pihak luar untuk menyelesaikan urusan dalam negerinya, karena mereka adalah negara merdeka dengan sejarah tertulis selama 6000 tahun. Rakyat Irak lebih tahu cara menjalankan negara mereka lebih dari siapapun," ujar Salehi.
Pernyataan Iran ini diaminkan oleh Menteri Luar Negeri Irak, Hoshyar Zebari. "Tak ada yang dapat mengisi kekosongan di Irak selain rakyat dan pemerintahan Irak sendiri setelah penarikan pasukan AS dari negara kami," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Hilary Rodham Clinton telah memperingatkan Iran untuk tidak mengeksploitasi situasi di Irak setelah penarikan pasukan AS. Menurutnya, AS telah membayar harga yang terlalu tinggi untuk memberi kesempatan semacam itu pada rakyat Irak.
"Tak seharusnya ada yang mempertanyakan usaha serta komitmen kami untuk mendukung demokrasi Irak," kata Clinton.
Sumber : VivaNews
0 komentar:
Post a Comment