Clock By Blog Tips

Monday, October 3, 2011

Barat dan Perisai Rudal Kontroversial


Presiden Georgia Mikheil Saakasvhili dalam wawancara dengan harian Daily Post, mengatakan, "Tbilisi tidak menentang penempatan sistem perisai rudal Amerika Serikat di Georgia." Ia menambahkan bahwa negaranya merupakan alternatif ideal bagi Turki untuk menempatkan sistem pertahanan rudal Amerika.

Menurut laporan harian itu, dua senator berpengaruh Amerika meminta Pentagon untuk merubah keputusannya terkait penempatan radar dalam kerangka membangun sistem perisai rudal Eropa di Turki.

Dari satu sisi, para pejabat Ankara mengkonfirmasikan bahwa mereka setuju penempatan sistem Eroba di wilayah Turki dengan catatan Pentagon tidak memberikan informasi soal sistem ini kepada rezim Zionis Israel.

Terlepas dari benar tidaknya statemen Ankara tersebut, yang lebih menarik adalah pernyataan tegas Presiden Georgia tentang pertukaran informasi menyangkut penempatan sistem radar di semua negara, termasuk rezim Zionis serta ketertarikan Georgia menjadi tuan rumah bagi sistem perisai rudal.

Menteri Urusan Integrasi Eropa-Trans Atlantik Georgia, Georgi Baramidze, akhir-akhir ini menyatakan bahwa hingga kini belum ada kesepakatan antara Tbilisi dan Washington terkait penempatan sistem pertahanan rudal di Georgia. Hal itu disampaikan Baramidze di Washington.

Namun realitanya, setelah bergulirnya rencana penempatan sistem pertahanan rudal Amerika dan NATO di Republik Ceko dan Polandia, Republik Azerbaijan dan Georgia disebut-sebut sebagai negara tujuan penempatan sistem tersebut.

Penempatan sistem rudal Amerika dan NATO masih menjadi pembahasan di tingkat pemerintahan. Namun yang pasti, penempatan sistem itu di garis perbatasan Uni Soviet, mendapat penentangan keras dari Rusia. Hingga kini, masalah penempatan sistem pertahanan rudal Amerika dan NATO tidak terlalu mendapat perhatian serius pejabat politik dan pemerintah Azerbaizan, namun pihak Georgia tampaknya tertarik untuk memelihara kehangatan isu tersebut.

Para pejabat Tbilisi meyakini bahwa penempatan sistem itu di wilayah Georgia, dapat mempengaruhi kebijakan Rusia. Dan di masa mendatang, keputusan ini mampu mengurangi dukungan Moskow kepada republik otonom Abkhazia dan Ossetia Selatan.

Akan tetapi, sejarah sikap tokoh-tokoh Georgia yang pro-Barat bertentangan dengan harapan para pejabatTbilisi. Kebijakan Georgia yang mengekor Barat dalam perimbangan keamanan regional, tampak dalam pengiriman pasukan negara itu ke Afghanistan dan pemberian akses kepada milter Amerika di seluruh wilayah Georgia. Pemerintah Tbilisi juga menyepakati kehadiran kapal induk Amerika di Laut Hitam dan perairan negara tersebut. Sikap Georgia ini tentu saja tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali penentangan keras Rusia.

Selain itu, persetujuan Georgia untuk mengirimkan tentara ke Afghanistan, mendapat penentangan rakyat setelah berita tewasnya tentara negara itu tersiar luas di media-media. (IRIB/RA)







Sumber :Irib-Radio Iran



Baca lagi 

0 komentar:

Post a Comment