Perserikatan Bangsa-bangsa dalam laporannya, Selasa (8/5/2012),
menyebut terjadi penyelundupan senjata lintas perbatasan, antara Lebanon
dengan Suriah.
Suriah telah berulangkali menyatakan senjata
diselundupkan melewati perbatasannya dari Lebanon dan negara lain guna
mempersenjatai gerilyawan yang memerangi Presiden Bashar al-Assad dalam
konflik tersebut. Para diplomat Barat dan pejabat PBB menyatakan
meskipun gerilyawan menerima senjata, mereka tetap saja kalah lengkap.
Aparat
keamanan menewaskan sedikitnya 10 orang dalam pertempuran di seluruh
Suriah pada Selasa, kata beberapa aktivis, sementara penengah
internasional Kofi Annan, Palang Merah dan Liga Arab memperingatkan
negara itu mulai terperosok ke dalam perang saudara.
"Berdasarkan
informasi yang kami peroleh ada alasan untuk percaya ada aliran senjata
pada kedua arah dari Lebanon ke Suriah dan dari Suriah ke dalam
Lebanon," kata Terje Roed-Larsen, utusan khusus PBB mengenai
pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan perlucutan senjata
anggota milisi Lebanon.
"Kami tak memiliki pengamat independen
untuk ini, tapi kami melandasi laporan kami atas keterangan yang kami
terima dari bermacam sumber," ia mengatakan kepada wartawan setelah
memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB.
Menurut catatan
penjelasan Roed-Larsen, ia memberitahu DK bahwa Sekretaris Jenderal PBB
Ban Ki-moon telah membahas masalah pengiriman senjata lintas-perbatasan
tersebut selama kunjungannya baru-baru ini ke Beirut. Ban mendesak para
pejabat di Lebanon agar meningkatkan kendali perbatasan mereka.
Pemerintah
Lebanon menyita sebanyak 60.000 unit amunisi yang disembunyikan di
dalam dua mobil di kapal peti kemas Italia yang merapat di pelabuhan
Tripoli di Lebanon utara, kata satu sumber keamanan, Selasa pagi.
Tripoli menghadapi protes rutin guna mendukung aksi perlawanan terhadap
Bashar, demikian laporan Reuters .
Pada akhir April,
pemerintah Lebanon menyita banyak senjata yang dikirim dari Libya
termasuk granat berpeluncur roket dan amunisi senjata berat dari satu
kapal yang dicegat di Laut tengah. Pemilik kapal tersebut mengatakan
kapal itu sedang dalam pelayaran ke Tripoli dari Lebanon.
PBB
menyatakan lebih dari 9.000 orang telah tewas oleh pasukan negara, yang
berusaha menggilas aksi perlawanan terhadap empat dasawarsa kekuasaan
Bashar al-Assad dan dan ayahnya, Hafez al-Assad.
Apa yang berawal
sebagai gerakan protes damai telah berubah jadi aksi perlawanan
bersenjata terhadap pasukan Suriah. Pemerintah menyatakan pemrotes
adalah teroris yang dikendalikan oleh kekuatan asing dan lebih dari
2.600 orang dari polisi serta militer telah tewas.
Sumber : Kompas
Baca lainnya
0 komentar:
Post a Comment