PANGKALPINANG-- Staf Ahli Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Dr Wawan Purwanto, mengemukakan, untuk membangun satu unit reaktor nuklir menghabiskan dana mencapai Rp2 triliun.
"Membangun satu reaktor nuklir untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) membutuhkan dana sekitar Rp2 triliun, namun simber energi ini jauh lebih murah dibanding dengan energi lainnya," katanya di Pangkalpinang, Minggu (21/11).
Ia menjelaskan, saat ini ada tiga reaktor nuklir di Indonesia yaitu di Serpong, Jogja dan Bandung dengan daya 60 Mega Watt.
"Energi nuklir itu 1.500% lebih murah dibanding dengan energi biasa dan Indonesia memiliki potensi cukup besar pengembangan PLTN, namun untuk mewujudkannya perlu komitmen dan kebijakan yang berani," katanya.
Menurut dia, kebutuhan energi nuklir di Indonesia sudah sangat mendesak untuk mengatasi kondisi listrik di negara ini dan mengurangi beban subsidi negara terhadap BBM.
"Subsidi BBM yang dikeluarkan negara saat ini bisa membangun sebanyak tujuah reaktor nuklir, artinya PLTN lebih menguntungkan dibanding dengan energi lainnya," ujarnya.
Ia mengaku sudah mendatangi beberapa negara yang mengembangkan energi nuklir seperti China yang memiliki 37 reaktor nuklir dan Vietnam 13 reaktor nuklir.
"Terbukti energi nuklir justru lebih ramah lingkungan dan murah dibandingkan dengan energi lainnya karena limbahnya disimpan 500 meter di bawah tanah," ujarnya.
Ia mengatakan, energi nuklir membawa efek lebih besar terhadap sektor lainnya seperti perekonomian makin maju dan industri tumbuh pesat.
"Memang banyak energi lain yang bisa dikembangkan namun potensinya sedikit sehingga para investor kurang berminat untuk menanamkan modal, namun energi nuklir memiliki potensi cukup besar sehingga banyak investor berminat," katanya. (Ant/OL-3)
"Membangun satu reaktor nuklir untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) membutuhkan dana sekitar Rp2 triliun, namun simber energi ini jauh lebih murah dibanding dengan energi lainnya," katanya di Pangkalpinang, Minggu (21/11).
Ia menjelaskan, saat ini ada tiga reaktor nuklir di Indonesia yaitu di Serpong, Jogja dan Bandung dengan daya 60 Mega Watt.
"Energi nuklir itu 1.500% lebih murah dibanding dengan energi biasa dan Indonesia memiliki potensi cukup besar pengembangan PLTN, namun untuk mewujudkannya perlu komitmen dan kebijakan yang berani," katanya.
Menurut dia, kebutuhan energi nuklir di Indonesia sudah sangat mendesak untuk mengatasi kondisi listrik di negara ini dan mengurangi beban subsidi negara terhadap BBM.
"Subsidi BBM yang dikeluarkan negara saat ini bisa membangun sebanyak tujuah reaktor nuklir, artinya PLTN lebih menguntungkan dibanding dengan energi lainnya," ujarnya.
Ia mengaku sudah mendatangi beberapa negara yang mengembangkan energi nuklir seperti China yang memiliki 37 reaktor nuklir dan Vietnam 13 reaktor nuklir.
"Terbukti energi nuklir justru lebih ramah lingkungan dan murah dibandingkan dengan energi lainnya karena limbahnya disimpan 500 meter di bawah tanah," ujarnya.
Ia mengatakan, energi nuklir membawa efek lebih besar terhadap sektor lainnya seperti perekonomian makin maju dan industri tumbuh pesat.
"Memang banyak energi lain yang bisa dikembangkan namun potensinya sedikit sehingga para investor kurang berminat untuk menanamkan modal, namun energi nuklir memiliki potensi cukup besar sehingga banyak investor berminat," katanya. (Ant/OL-3)
mediaindonesia
0 komentar:
Post a Comment