Clock By Blog Tips

Tuesday, February 1, 2011

Pakistan Gandakan Pengoperasian Senjata Nuklir


Washington - Pakistan telah menggandakan persediaan senjata nuklirnya selama beberapa tahun terakhir hingga mencapai 100 senjata yang dioperasikan.




Laporan The Washington Post mengungkapkan hanya dalam empat tahun yang lalu, persenjataan nuklir Pakistan diperkirakan sebanyak 30 hingga 60.




"Mereka telah memperbanyak jumlahnya secara tajam," sebagaimana laporan yang mengutip Presiden Institut Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional, David Albright









Berdasarkan produksi plutonium dan pengayaan uranium tingkat tinggi yang meningkat pada akhir-akhir ini, Islamabad diperkirakan memiliki persenjataan yang mencapai hingga 110, kata Albright.




Sebagai hasilnya, Pakistan pada saat ini telah mengungguli India sebagai lawan persenjataan nuklirnya, demikian harian itu menambahkan bahwa India diperkirakan memiliki 60 hingga 100 senjata.




Dalam kesempatan terpisah, sejumlah orang bersenjata di Pakistan barat daya menyerang tiga truk yang baru kembali dari misi mengirim perbekalan bagi pasukan NATO di Afghanistan, kata polisi.




Serangan itu terjadi di dekat kota Wadh, sekitar 380 kilometer sebelah selatan Quetta, ibu kota provinsi bergolak kaya minyak dan gas Baluchistan yang berbatasan dengan Iran dan Afganistan.




Dari Peshawar dilaporkan, sejumlah jet tempur dan helikopter meriam Pakistan membom tempat persembunyian militan di kawasan suku dekat perbatasan Afganistan, Jumat, menewaskan 28 gerilyawan, kata seorang pejabat.




Ia menyatakan, 30 militan juga terluka dalam operasi itu, dan delapan rumah milik mereka terbakar.




Sebelumnya, Afganistan dan Pakistan setuju untuk membentuk komisi bersama yang terdiri dari diplomat, perwakilan militer dan intelijen agar perdamaian terwujud di kawasan, kata pernyataan menteri luar negeri kedua negara.




Menlu Afganistan Zalmay Rassoul bersama sejawat Pakistannya Shah Mahmood Qureshi mengatakan dalam konferensi bersama di Islamabad bahwa komisi tersebut akan memberikan dorongan pada proses perdamaian yang berjalan dan meningkatkan usaha perdamaian dan keamanan di kawasan itu.




"Proses konsultasi antara kedua negara telah membangun kepercayaan dan hubungan untuk mencapai tujuan bersama," kata Qureshi.




Rassoul dalam kunjungan di Islamabad tiba pada Kamis untuk pembicaraan mengenai menyeragaman strategi bersama dalam dialog trilateral Afganistan-Pakistan-Amerika Serikat yang akan diadakan pada 22-24 Februari nanti di Washington dan terfokus pada pendekatan bersama menuju sejumlah wilayah prioritas.




Qureshi, yang ditanya mengenai pertemuan trilateral tersebut di Washington, menjawab bahwa dialog itu akan membuka babak baru proses politik.




Kedua pihak telah sepakat membentuk mekanisme bilateral untuk bekerja sama dan berkonsultasi dengan badan kewenangan pada masing-masing negara untuk bantuan legal bersama, seperti isu mengenai tahanan dan masalah konsuler, menurut pernyataan bersama itu.




Zalmay Rassoul menjawab pertanyaan mengenai proses reintegrasi dan rekonsiliasi dan menjawab bahwa para pejuang dan pemimpin Taliban, yang menghormati konstitusi Afganistan, hak asasi manusia dan hak perempuan dapat menjadi bagian dalam proses rekonsiliasi dalam beberapa syarat dan kondisi.









Ia mengatakan proses rekonsiliasi sangat sulit tetapi mengalami kemajuan. "Pakistan dapat memainkan peran aktif dan memfasilitasi pemerintah Afganistan serta warga yang terlibat dalam proses rekonsiliasi, yang dipimpin oleh pemerintah Afganistan dan dimiliki oleh warganya," kata Qureshi.




Ia mengatakan bahwa mekanisme seharusnya bersifat politis dengan badan intelijen turut terlibat dalam proses rekonsiliasi.




Qureshi mengatakan kelompok penghubung sejumlah negara Islam di Afganistan juga akan bertemu di Jeddah bulan depan dan Pakistan akan berpartisipasi secara aktif dalam pertemuan tersebut guna memastikan perdamaian dan keamanan kawasan.












Suara Karya 

0 komentar:

Post a Comment