Clock By Blog Tips

Monday, January 2, 2012

Bisnis Senjata AS di Teluk Persia


Pemerintah Amerika Serikat dan Arab Saudi menandatangani kontrak penjualan senjata senilai 30 miliar dolar. Amerika Serikat melakukan penjualan pesawat jet tempur F-15A dengan nilai $ 30 miliar dollar kepada Arab Saudi. Penandatangan kontrak sudah selesai, antara pihak Saudi dengan Amerika. Arab Saudi merupakan sekutu permanen Amerika. Penjualan jet tempur itu diklaim oleh pejabat Amerika untuk meningkatkan kekuatan militer Saudi dan menghadapi ancaman dari Iran.

Berdasarkan perjanjian itu, Amerika Serikat akan mengirimkan 84 jet tempur terbaru kepada Saudi, dan mengupgrade 70 pesawat tempur Saudi lainnya. Produksi pesawat tempur, yang diproduksi oleh Boeing Co, akan menciptakan bagi 50.000 lapangan kerja dan memiliki dampak ekonomi yang sangat signifikan sebesar $ 3,5 miliar dollar setiap tahunnya.

Penjualan jet tempur itu bagian dari upaya AS yang lebih besar menyeimbangkan kekuatan militer di Teluk, khususnya kebijakan dibidang pertahanan di Teluk Persia, serta mengantisipasi kemungkinan terhadap kekuatan militer Iran. Pengumuman itu bersamaan dengan ancaman Iran yang akan menutup selat Hormuz.

Teheran memperingatkan pekan ini akan menutup Selat Hormuz. Selama ini, Teluk Persia merupakan jalur yang sangat penting mengangkut minyak dari kawasan itu. Jika Teheran menutup selat Hormuz akan menciptakan situasi kekacauan secara global, terutama pasokan minyak negara-negara Barat dan Jepang akan sangat terganggu.

Penjualan jet tempur adalah bagian dari kebijakan penjualan senjata antara Amerika Serikat dan Arab Saudi selama 10 tahun dengan nillai penjualan lebih dari $ 60 miliar dollar, yang mencakup jet tempur, helikopter, rudal balistik, radar sistem peringatan dini, dan senjata anti rudal. Kongres Amerika Serikat telah memberi persetujuan atas kebijakan pemerintah Amerika yang akan menjual senjata secara besar-besaran.

Dibagian lain, Obama juga menjual jet tempur F 16 kepada Irak, Nuri al-Maliki, senilai $ 11 miliar dollar, dalam rangka memperkuat kekuatan militer Irak, dan menghadapi ancaman kelompok Sunni di Irak. Gedung Putih mengumumkan perjanjian dengan Arab Saudi dari Hawaii, di mana Presiden Barack Obama berlibur.

Gedung Putih terus menciptakan konflik dan perang diantara negara-negara Arab, dan menjual senjata besar-besaran kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Sehingga keduanya hancur. Selain itu, Amerika mendapatkan keuntungan dengan penjualan senjata itu, dan ekonominya yang sudah bangkrut itu, bisa hidup lagi. (IRIB Indonesia/MF/NA)



Sumber :Irib-Radio Iran



Baca Juga 

0 komentar:

Post a Comment