Clock By Blog Tips

Tuesday, December 14, 2010

Korut Tantang Korsel Perang Terbuka


SEOUL  - Korea Utara (Korut) mengancam Korea Selatan (Korsel) untuk menggunakan senjata nuklir serta menantang Korsel berperang secara terbuka.

Tantangan ini dikemukakan oleh Korut dalam harian Rodong Sinmun yang menyatakan, latihan militer yang dilakukan pihak Korsel di daerah perbatasan dengan menggunakan peluruh tajam sama dengan memberikan ancaman kepada pihak Korut.
 
Pihak Korut mengungkapkan, daripada melakukan perang secara psikologis, pihaknya lebih senang bila perang dilakukan secara terbuka.
 
Seperti diketahui, pihak Korsel terus melakukan latihan militer di beberapa wilayah yang berbatasan langsung dengan Korut dengan menggelar dan menggunakan sejumlah senjata canggih.
 
Harian Rodon Sinmun juga mengungkapkan, saat ini, Korut sedang menyiapkan sejumlah senjata nuklir yang dapat digunakan sewaktu-waktu dan berpotensi akan terjadi perang nuklir di Semenanjung Korea.
 
Sementara itu, di wilayah yang berbatasan dengan Jepang, sejumlah pasukan bela diri Jepang yang masih melakukan latihan militer dengan Amerika Serikat (AS) terlihat bersiaga penuh menghadapi ancaman yang dilakukan Korut.
 
Kepala Staf Gabungan AS Mike Mullen mengatakan, Korut melakukan sejumlah langkah yang sangat ceroboh dalam melakukan hubungan antarnegara.
 
"AS jelas sangat mendukung adanya perdamaian, tindakan yang dilakukan oleh Korut merupakan langkah yang sangat ceroboh dalam kehidupan bernegara dan bertetangga," kata Mullen.
 
Meningkatnya suhu ketegangan di Semenanjung Korea juga dipicu oleh pernyataan dari Asisten Deputi Menteri Pertahanan AS Michael Schiffer yang mengatakan, pihaknya dan Jepang akan bahu-membahu untuk membantu Korsel.
 
Di lain pihak, beberapa pejabat China, seperti dilaporkan oleh AFP, melakukan kunjungan mendadak ke Pyongyang guna mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Korut.
 
Hasil dari pembicaraan itu belum diketahui, namun sejumlah pengamat luar negeri berpendapat, China memberikan dukungan kepada Korut dalam berbagai bentuk.
 
Akhir pekan lalu, Menlu AS Hillary Clinton mengundang secara khusus Menlu Korsel dan Jepang untuk membicarakan krisis Semenanjung Korea dan mencari solusi untuk mengatasi ketegangan yang terus berlanjut di semenanjung ini.
 
"Kami mengimbau semua pihak untuk dapat menahan diri dan tidak terprovokasi oleh berbagai hal yang dapat memperuncing masalah," kata Hillary dalam jumpa pers yang diadakan setelah pertemuan tersebut. (AP/Kentos) 
 
Suara Karya

0 komentar:

Post a Comment