Clock By Blog Tips

Monday, December 13, 2010

Korsel Terus Lakukan Latihan Militer

SEOUL - Korea Selatan terus menggelar pelatihan militer dengan menggunakan peluru tajam di seluruh lepas pantai Semenanjung Korea setelah Korea Utara melakukan serangan mematikan terhadap satu pulaunya bulan lalu.
"Namun, latihan yang akan digelar di 27 tempat dari 13-19 Desember itu tidak akan dilakukan di perbatasan Laut Kuning dengan Korea Utara," kata juru bicara Kepala Staf Gabungan.
"Pelatihan akan imulai hari ini (13/12) sesuai jadwal dan kami tak berencana untuk melakukan itu di pulau-pulau perbatasan," kata juru bicara itu kepada AFP, menyinggung kepada lima kepulauan Korea Selatan di dekat perbatasan maritim yang tegang dengan Korea Utara.
Salah satu dari pulau-pulau itu, Yeonpyeong, menjadi tempat serangan mortir yang mematikan pada 23 November, yang menewaskan empat orang Korea Selatan, termasuk dua warga sipil, dan memicu krisis regional.
Sejak bombardemen, pertama kalinya terhadap daerah sipil sejak Perang Korea 1950-1953, Seoul menggelar sejumlah pelatihan, termasuk satu latihan bersama angkatan laut dengan AS, dalam unjuk kekuatan terhadap Pyongyang.
Korea Selatan rencananya akan menggelar pelatihan di salah satu dari pulau-pulau terdepan dengan menggunakan peluru tempur pekan lalu, tetapi hal itu dibatalkan karena cuaca buruk, kata Kepala Staf Gabungan.
Korea Utara mengancam akan melakukan pukulan balasan tanpa ampun kepada militer Seoul, dan menyerukan bahwa pelatihan tersebut adalah deklarasi untuk melakukan perang habis-habisan.
Sementara itu, Korea Utara meningkatkan aksi propaganda untuk membenarkan serangannya terhadap sebuah pulau Korea Selatan dalam menghadapi kecaman internasional, kata organisasi-organisasi Korsel.
Dua kelompok Seoul mengatakan mereka menerima satu pesan faksimil yang menuduh Korea Selatan (Korsel) memprovokasi serangan 23 November itu dan menyerukan ketenangan di Laut Kuning.
Pesan itu disampaikan ke Federasi Kristen Chosun (Korea) dan Komite Deklarasi Bersama untuk Reunifikasi Korea 6.15-- mengacu pada KTT antar Korea 15 Juni 2000.
Pesan itu menyalahkan penembakan itu karena pelatihan militer Korsel "yang povokatif" dan tidak menghormati deklarasi-deklarasi KTT.
"Pesan faksimil itu dikirim melalui China dan kami melaporkannya kepada kementerian unifikasi," kata seorang juru bicara Dewan Gereja Nasional Korsel.
Kementerian yang menangani masalah-masalah lintas perbatasan menolak memberi komentar.
Mitra Korsel dari Komite 6.15 itu mengatakan Korut mengirim faksimil-faksimil seperti itu setiap saat ada kejadian penting, seperti tenggelamnya sebuah kapal perang Korsel Maret lalu yang menewaskan 46 prajuritnya.
Korsel mengatakan Korut mentorpedo kapal itu, satu tuduhan yang dibantah Pyongyang.
Serangan artileri terhadap pulau Yeonpyeong itu mnewaskan dua marinir dan dua warga sipil. Itu adalah pertama kali korban sipil di Korsel sejak Perang Korea 1950-1953. (AP/Ant/Kardeni)
 
suara karya
 

0 komentar:

Post a Comment