Clock By Blog Tips

Wednesday, July 25, 2012

Senjata Kimia Suriah Dikecam


Dunia mengkhawatirkan penggunaan senjata kimia oleh rezim berkuasa Suriah, di tengah keterdesakan mereka menghadapi pemberontak dan tekanan asing.

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kemarin memperingatkan Presiden Suriah Bashar al-Assad, bahwa jika menggunakan senjata kimia bakal menjadi “kesalahan tragis”. Kecaman Obama itu setelah Assad menegaskan bahwa mereka memiliki cadangan senjata kimia dan akan menggunakannya jika diserang oleh negara lain.Penegasan itu setelah pasukanpemberontaktelahmenguasai sebagian besar wilayah Damaskus pascapertempuran berat selama satu pekan terakhir.

”Kami ingin meminta kejelasan kepada Assad mengenai cadangan senjata kimia.Kami menegaskan padanya bahwa dunia terus memantaunya,”kata Obama di depan para veteran AS di Nevada, dikutip AFP. “Mereka akan dimintai pertanggungjawaban oleh komunitas internasional dan AS.Mereka akan membuat kesalahan tragis dengan menggunakan senjata-senjata itu.”

Bukan hanya Obama,Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Kimoon pun mengatakan bahwa gagasan menggunakan senjata kimia adalah sesuatu yang tercela.“ Semua negara memiliki kewajiban untuk tidak menggunakan senjata pemusnah massal, apakah merekaterikat dengan konvensi atau tidak,” kata Ban.

Kemudian, Israel telah menyatakan keprihatinan mengenai nasib persenjataan Suriah. Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu berbicara mengenai ancaman besar bahwa gudang-gudang senjata akan jatuh ke tangan kelompok Syiah Islam Lebanon, Hizbullah. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menegaskan, penggunaan senjata kimia oleh pasukan pemerintah Suriah tidak bisa diterima.

“Penggunaan senjata kimia sama sekali tidak bisa diterima. Presiden Obama telah membuat pernyataan dan juga lainnya. Senjata-senjata ini di bawah pengawasan ketat komunitas internasional,” ujar Fabius kepada France 2. Menurut Fabius, Presiden Assad dalam kondisi terjepit dan tawaran pelengseran lunak dari jabatannya oleh Liga Arab tidak akan menyelamatkannya dari hukuman.

“Liga Arab memang telah memberikan tawaran itu.Namun, saya kira untuk jangka panjang semua diktator harus membayar kejahatannya,”ujar Fabius,seperti dikutip AFP.“Pada akhirnya, bagi dia dan diktator lain tidak akan nada pengampunan. Assad akan jatuh. Hanya tinggal menunggu waktu.” Sebagai sekutu utama Suriah, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan perang sipil yang berlarut-larut seharusnya para pemberontakan diizinkan untuk menumbangkan Assad dari kekuasaan.

“Kami sangat khawatir jika kepemimpinan (Suriah) saat ini digulingkan dari kekuasaan secara inkonstitusional, maka oposisi dan kepemimpinan saat ini kemungkinan akan mengubah tempat,” kata Putin, dikutip kantor berita Interfax. Dia memperingatkan tidak ada yang dapat memprediksi berapa lama perang sipil bakal terjadi. Sementara pemimpin oposisi Suriah,Abdel Basset Sayda, memperingatkan adanya kemungkinan rezim Assad bakal menggunakan senjata kimia.

“Rezim yang membunuhi anak-anak,memerkosa perempuan, mereka bisa saja menggunakan senjata kimia,” kata Sayda kepada kantor berita Anatolia. Reaksi dunia itu hanya beberapa jam setelah Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Suriah Jihad Makdissi memberikan pengakuan implisit pertama dari Damaskus, bahwa mereka memiliki simpanan senjata kimia. “Senjata itu disimpan dengan aman. Suriah tidak akan pernah menggunakannya untuk melawan rakyat mereka sendiri, tetapi hanya dalam kasus agresi asing,”kata Makdissi dikutip BBC.

Makdissi menambahkan, para jenderal yang akan memutuskan kapan dan bagaimana para tentara Suriah bakal menggunakan senjata kimia tersebut. Para pemberontak juga menuding Assad telah memindahkan senjata kimia ke perbatasan negara itu. Seperti diungkapkan Dewan Nasional Suriah (SNC),pemindahan senjata kimia untuk menekan komunitas internasional. “Kita berada pada komando bersama Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) sangat mengetahui di mana lokasi dan posisi senjata itu,” demikian pernyataan SNC.

“Kita juga tahu bahwa Assad telah memindahkan beberapa senjata itu dan perlengkapannya ke beberapa bandara di perbatasan.” Selanjutnya, sebagai solusi politik,kubu oposisi tetap mencari solusi politik.“Kita mempertimbangkan transisi yang sama seperti terjadi di Yaman, setelah berbulan-bulan berkonflik dengan mantan presiden Ali Abdullah Saleh,” Juru Bicara SND George Sabra. Lantas siapa figur yang bakal memimpin transisi?

“Suriah memiliki tokoh patriotik baik di pemerintahan dan militer yang dapat mengambil peran penting itu,”jawabnya.Hanya, dia tidak menjelaskan siapa figur yang dimaksud.


Sumber : Sindo

0 komentar:

Post a Comment