Dokumen foto kapal perang India (Ranjit) saat berlabuh di Tanjung Perak Surabaya. (ANTARA/M. Risyal Hidayat) |
India akan
memperoleh sedikit-dikitnya delapan kapal perang dari Korea Selatan
(Korsel) dalam upaya meningkatkan pertahanan maritimnya berdasarkan
kesepakatan pertahanan yang diusulkan dan mungkin akan segera
ditandatangani, demikian laporan media lokal, Minggu.
Sebagai bagian perkembangan "kemitraan strategis" dengan Korea Selatan, India akan membeli setidak-tidaknya delapan kapal penyapu ranjau canggih dan kapal perang pemburu.
Dalam hal ini India akan mendapatkan dua kapal dari perusahaan Korea Selatan Kangnam Corporation, sementara enam lainnya akan diproduksi oleh Goa Shipyard di India barat setelah alih-teknologi, kata surat kabar The Times of India.
"Kontrak ini sekarang sedang diselesaikan setelah mendapat kesimpulan dari perundingan komersial," kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
India akan menggunakan kapal perang tersebut untuk mendeteksi dan menghancurkan ranjau bawah air, yang sering ditanam oleh negara kedua serta para aktor non-negara, kata laporan itu.
"Ranjau bawah air adalah senjata murah yang dapat digunakan untuk insiden berdampak besar. Ini relatif mudah bagi seseorang untuk meletakkan ranjau di dekat pelabuhan atau rute keberangkatan. Karena itu perlu meningkatkan perlindungan pelabuhan dan instalasi lepas pantai," kata seorang pejabat.
Sebagai bagian perkembangan "kemitraan strategis" dengan Korea Selatan, India akan membeli setidak-tidaknya delapan kapal penyapu ranjau canggih dan kapal perang pemburu.
Dalam hal ini India akan mendapatkan dua kapal dari perusahaan Korea Selatan Kangnam Corporation, sementara enam lainnya akan diproduksi oleh Goa Shipyard di India barat setelah alih-teknologi, kata surat kabar The Times of India.
"Kontrak ini sekarang sedang diselesaikan setelah mendapat kesimpulan dari perundingan komersial," kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
India akan menggunakan kapal perang tersebut untuk mendeteksi dan menghancurkan ranjau bawah air, yang sering ditanam oleh negara kedua serta para aktor non-negara, kata laporan itu.
"Ranjau bawah air adalah senjata murah yang dapat digunakan untuk insiden berdampak besar. Ini relatif mudah bagi seseorang untuk meletakkan ranjau di dekat pelabuhan atau rute keberangkatan. Karena itu perlu meningkatkan perlindungan pelabuhan dan instalasi lepas pantai," kata seorang pejabat.
Sumber : Antara
0 komentar:
Post a Comment