Moskow - Rusia menegaskan, negaranya berhak memberikan Iran persenjataan berupa misil jarak jauh S-300, meski sanksi dan embargo masih membelit Negeri Persia itu.
Negeri Beruang Merah itu menandatangani kontrak kerja sama dalam lingkup pertahanan senilai ratusan juta dolar pada 2007 lalu, meski demikian kerja sama pertahanan itu sempat ditunda pada 2010 lalu, di bawah sebuah moratorium.
"Masalah kerja sama Rusia dan Iran dalam sistem pertahanan udara tidak akan tunduk pada sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Banga-Bangsa (DK PBB)," ujar pejabat Kementerian Pertahanan Rusia Igor Korotchenko, seperti dikutip RIA Novosti, Rabu (18/1/2012).
Bila Iran memiliki misil S-300 tersebut, Iran akan sanggup mempertahankan fasilitas nuklirnya dari segala bentuk serangan udara yang dilakukan oleh pihak asing.
Pada 2010 lalu, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, penundaan pengiriman misil itu berkaitan dengan adanya sanksi dari PBB terhadap nuklir Iran. Medvedev mengatakan, Rusia akan melihat perkembangan dari Iran terlebih dahulu, sebelum melanjutkan kerja sama pertahanannya.
Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melontarkan pernyataan yang sangat berbeda. Lavrov menjelaskan, penundaan pengiriman misil itu sama sekali tidak berkaitan dengan sanksi dari DK PBB.
Negeri Beruang Merah itu menandatangani kontrak kerja sama dalam lingkup pertahanan senilai ratusan juta dolar pada 2007 lalu, meski demikian kerja sama pertahanan itu sempat ditunda pada 2010 lalu, di bawah sebuah moratorium.
"Masalah kerja sama Rusia dan Iran dalam sistem pertahanan udara tidak akan tunduk pada sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Banga-Bangsa (DK PBB)," ujar pejabat Kementerian Pertahanan Rusia Igor Korotchenko, seperti dikutip RIA Novosti, Rabu (18/1/2012).
Bila Iran memiliki misil S-300 tersebut, Iran akan sanggup mempertahankan fasilitas nuklirnya dari segala bentuk serangan udara yang dilakukan oleh pihak asing.
Pada 2010 lalu, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, penundaan pengiriman misil itu berkaitan dengan adanya sanksi dari PBB terhadap nuklir Iran. Medvedev mengatakan, Rusia akan melihat perkembangan dari Iran terlebih dahulu, sebelum melanjutkan kerja sama pertahanannya.
Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melontarkan pernyataan yang sangat berbeda. Lavrov menjelaskan, penundaan pengiriman misil itu sama sekali tidak berkaitan dengan sanksi dari DK PBB.
Sumber : Okezone
0 komentar:
Post a Comment