Clock By Blog Tips

Friday, January 13, 2012

Komunikasi Militer dengan Media


”Kalangan militer hendaknya memahami bahwa secara dinamis kini media massa berkembang menjadi kekuatan strategis”

Sebagai profesi yang senantiasa dituntut menampilkan profesionalismenya, antara insan media dan anggota militer memiliki spesifikasi yang membedakan di antara keduanya. Militer secara institusional memiliki tugas dan tanggung jawab dalam bidang pertahanan dan ’’keamanan’’. Di antara tugasnya itu adalah memerangi musuh.  

Dalam kaitan tugas tersebut, kehidupan anggota militer diatur oleh beberapa doktrin yang mengikat. Ketika menghadapi musuh, ia harus mendasarkan pada doktrin membunuh atau dibunuh. Untuk kepentingan tugasnya, ia juga dibebani kesanggupan untuk memegang rahasia tentara serapat-rapatnya.

Tugas militer di berbagai negara tidak selalu sama. Di negara Barat peran militer pada dasarnya untuk mendukung aspirasi politik masyarakat di bawah kepemimpinan sipil, serta hanya diperuntukkan dan dibatasi dalam bidang pertahanan. Karena itu, campur tangan militer dalam aktivitas sipil dipandang secara negatif karena bukan haknya.

Sebaliknya, di negara dunia ketiga, pihak militer sering terlibat dalam politik melalui berbagai bentuk, dari dominasi secara terang-terangan lewat kudeta hingga pemilihan secara sukarela personel militer dalam posisi kunci aparat politik pemerintah. Campur tangan ini disebabkan bukan hanya faktor internal militer melainkan juga karena faktor eksternal, seperti kondisi sosial politik yang memaksa militer untuk ikut berperan aktif. Kondisi ini akan melahirkan doktrin tertentu guna mem-back up operasionalisasi fungsi militer.

Latar belakang kondisi dan doktrin inilah pada sisi tertentu yang menimbulkan perbedaan antara militer dan media sehingga hubungan keduanya juga sangat dinamis. Suatu ketika berimpitan secara sinergis, tetapi adakalanya diwarnai ketegangan. Fenomena pasang-surut ini terus terjadi sepanjang dinamika perkembangan dunia.

Secara individual dan institusional militer tidak akan gampang menyampaikan berita secara bebas kepada media. Bahkan dalam beberapa hal yang dianggap sensitif dan rahasia, mereka akan bersikap sangat protektif terhadap media. Hal ini tentu sangat berbeda dari dunia media massa yang selalu mengejar informasi secara cepat, akurat, tepat, dan kredibel. Media dituntut dapat menyajikan berita apa adanya dan dalam waktu cepat, yang kadang berbenturan dengan kepentingan pertahanan. Perbedaan sudut pandang inilah yang sering menjadi pemicu ketegangan hubungan antara militer dan media. 

Kerja Sama Sinergis
Terlepas dari semua itu, kalangan militer hendaknya memahami dan menyadari bahwa secara dinamis kini media massa berkembang sebagai kekuatan strategis yang mampu membentuk opini, mempengaruhi pikiran, sikap, dan perilaku masyarakat serta para penentu kebijakan, bahkan menjadi instrumen kontrol sosial. Bahkan ia menjadi pilar keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. 

Dalam konteks kekinian, akan lebih menguntungkan apabila militer dapat mengembangkan upaya-upaya untuk memperluas jangkauan dan kedalaman line of communication dengan seluruh komponen bangsa, terutama dengan media massa. Kerja sama secara sinergi itu dapat diwujudkan dengan memberikan informasi atau keterangan yang dibutuhkan oleh media massa secara profesional dan proporsional. 

Upaya itu tentunya tanpa mengabaikan koridor dan ketentuan yang berlaku di institusinya sehingga diharapkan muncul pemberitaan yang seimbang dan tidak diragukan kebenarannya. Cara lain adalah melalui kegiatan yang dapat membangun mutual respect dan mutual trust. Militer harus membuang jauh-jauh sikap menghindar dari media massa karena hal itu tidaklah menguntungkan, justru sebaliknya merugikan institusinya. 

Komunikasi yang luas dan intensif ini sangat diperlukan untuk membangun kesamaan visi, persepsi, dan langkah perjuangan menuju masa depan bangsa yang lebih baik supaya ide, pikiran, dan gagasan masyarakat pada umumnya tidak dikuasai oleh bangsa lain. 

— Mayor Inf Ahmad Rifa’i MSi, Kasi Pensat Pendam IV/ Diponegoro, alumnus Program Pascasarjana UGM
Sumber : Suara Merdeka

0 komentar:

Post a Comment