Clock By Blog Tips

Monday, May 2, 2011

Pasukan TNI Tewaskan 4 Perompak Somalia Setelah MV Sinar Kudus Bebas


Jakarta - Ternyata kisah pembebasan kapal dan awak Sinar Kudus masih bersambung. Usai penyerahan uang tebusan pada perompak Somalia, pasukan elite TNI mengejar perompak. 4 Perompak tewas dalam baku tembak yang terjadi Minggu (1/5/2011) malam itu.

"Peristiwanya setelah para sandera dibebaskan. Para perompak kan tidak sekaligus meninggalkan kapal MV Kudus. Ada 35 perompak dalam kapal itu. Di titik A mereka turun sedikit, di titik B mereka turun sedikit, di titik C turun lagi, begitu sistemnya," ujar Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepada detikcom, Senin (2/5/2011).

Menurut Iskandar hal itu merupakan strategi perompak. Mereka masih mengawal kapal hingga ke laut lepas.

Begitu rombongan perompak terakhir turun dari kapal dengan perahu kayu, pasukan elite TNI langsung mengejar. Hal itu mereka lakukan setelah memastikan seluruh sandera dalam keadaan aman.

"Kita kejar dengan sea rider dan helikopter. 4 Orang itu terkejar," jelas jenderal bintang dua ini.

Di laut lepas, terjadi tembak menembak antara pasukan elite TNI dengan perompak Somalia. Suasana cukup menegangkan saat itu. Akhirnya, 4 perompak tewas, sementara seluruh personel TNI tidak ada yang terluka.

"Operasi itu dilakukan personel pasukan gabungan TNI, Kopassus Marinir dan Kostrad," kata dia.

Selanjutnya TNI mengawal kapal MV Sinar Kudus hingga pelabuhan Wa Salala, Oman. Selanjutnya kapal akan melakukan pengecekan dan melanjutkan perjalanan ke Rotterdam, Belanda.

MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk dibebaskan oleh perompak pada Minggu siang. Ketika BUMN itu menggelar jumpa pers bersama TNI pada Minggu petang di Jakarta, baku tembak tersebut belum terjadi. Baru pada pagi ini, TNI bicara pada pers.





detik

TNI: Sayang Hanya 4 Perompak di Kapal Itu, Kalau Ada 35 Habis Semua


Jakarta - Dalam baku tembak dengan perompak Somalia yang menyandera MV Sinar Kudus, TNI menewaskan 4 perompak di laut internasional. TNI menahan kapal kayu yang digunakan oleh perompak.

"Kapal kayu itu kita tahan sebagai barang bukti," ujar Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepada detikcom, Senin (2/5/2011).

Iskandar menuturkan, dalam mengejar kapal yang dinaiki 4 perompak itu, TNI mengerahkan kapal cepat sea rider dan sebuah helikopter. Setelah terkejar, pasukan TNI langsung terlibat baku tembak dengan perompak Somalia.

"Sayangnya cuma 4 orang perompak di kapal itu. Kalau ada 35, pasti habis semua," ujarnya sambil tertawa.

Pengejaran itu terjadi setelah kapal MV Sinar Kudus dilepas pasca pembayaran tebusan. Setelah memastikan semua sandera telah aman, TNI segera mengejar perompak di laut internasional.

Seperti diketahui, setelah kapal dibebaskan dari pelabuhan Somalia, para perompak tidak meninggalkan kapal sekaligus. Tetapi secara bergelombang. 4 Orang perompak yang dihabisi TNI merupakan komplotan terakhir yang meninggalkan kapal MV Kudus.

Selanjutnya TNI mengawal kapal MV Sinar Kudus hingga pelabuhan Wa Salala, Oman. Selanjutnya kapal akan melakukan pengecekan dan melanjutkan perjalanan ke Rotterdam, Belanda.

MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk dibebaskan oleh perompak pada Minggu siang. Ketika BUMN itu menggelar jumpa pers bersama TNI para Minggu petang, baku tembak tersebut belum berlangsung. Baru pada pagi ini, TNI bicara pada pers.

Dalam operasi di pembebasan MV Sinar Kudus, TNI mengerahkan KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusumah berisi 800 tentara. Sebanyak 300 di antaranya pasukan elite dari Kopassus, Marinir dan Kostrad.





detik

TNI Jamin Sinar Kudus Tidak Dibajak Lagi

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul

Tentara Nasional Indonesia menjamin akan mengawal kapal MV Sinar Kudus yang baru saja dibebaskan dari pembajakan perompak Somalia dengan tebusan.

Seperti dikatakan Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, kapal MV Sinar Kudus saat ini sudah berlayar kembali. Dari pantauan TNI para awak yang sempat disandera lebih dari sebulan itu dalam keadaan sehat, karena diperlakukan dengan baik oleh perompak.

"Saat ini kapal Sinar Kudus sedang dalam perjalanan, menuju pelabuhan yang aman. Itu tergantung kondisi kapal dan cuaca, namun kapal MV Sinar Kudus masih dikawal oleh kapal milik TNI sampai ke wilayah yang paling aman," ujar Iskandar Sitompul di gedung PT Samudera Indonesia (1\5\2011) sore.

Menurut Sitompul, TNI dengan beberapa kapal perangnya akan mengawal Sinar Kudus ke tempat yang aman dari pembajak somalia. "Jika tidak dikawal dikhawatirkan akan berganti tangan mengingat perompak Somalia berjumlah banyak sesuai dengan instruksi Presiden kami akan kawal. Bilamana dilepas ini bisa dirompak lagi,"





Inilah.com

Inilah 3 Senjata Pemusnah Massal Paling Mematikan Selain Senjata Kimia


Sebelum kita membahas lebih dalam tentang 3 senjata yang merupakan senjata pemusnah masal ini mari kita lupakan soal senjata nuklir, biologi dan kimia, karena saat ini di seluruh dunia, terutama wilayah-wilayah bekas konflik di Afrika, timur tengah, indocina, balkan dan sebagainya jutaan anak-anak serta orang-orang tidak berdosa terbunuh oleh senjata-senjata yang di kalangan militer justru disebut sebagai senjata konvensional.

Senjata-senjata seperti bom cluster, Bom fosfor, napalm, peluru DU (Depleted Uranium), ranjau darat sangat populer untuk digunakan di dalam pertempuran karena selain harganya terjangkau bahkan untuk militer negara miskin sekalipun, senjata ini juga memiliki efek merusak yang cukup hebat, akan tetapi dalam perkembangannya senjata-senjata ini justru menjadi bom waktu karena justru efeknya sangat terasa pada masa-masa pasca perang.

Beberapa senjata seperti bom cluster dan ranjau darat memang telah dilarang oleh PBB untuk diproduksi dan digunakan dalam peperangan, namun kepentingan bisnis negara-negara produsen seperti AS, Israel, Perancis, RRC, Russia dan sebagainya telah menutup mata hati para politikus dan ahli militer di banyak negara untuk tetap menggunakan dan memproduksi senjata-senjata tersebut. untuk pengetahuan kita semua berikut saya sajikan beberapa detail senjata-senjata kontroversial tersebut

1. CLUSTER BOMB

 
Bom cluster atau bom tandan atau bom curah adalah bom yang memiliki mekanisme unik dimana setelah diluncurkan dari pesawat tempur atau bomber, bom akan pecah menjadi ratusan bom kecil berupa kaleng. pada awalnya bom ini diciptakan untuk menghancurkan landasan pacu pangkalan udara, konvoi kendaraan lapis baja atau untuk membubarkan konsentrasi pasukan darat.
 
Diproduksi dengan berbagai nama seperti CBU/Cluster Bomb Units (Amerika Serikat), Belouga (Perancis), Excalibur (Amerika Serikat). secara efektif bom ini digunakan dalam perang Iraq, Afganistan dan perang arab-israel.

2. NAPALM BOMB
 

 
Banyak negara protes saat Indonesia menggunakan bom napalm dalam operasi Seroja di Timor-Timur tahun 70-an, tapi dalam sekala yang lebih besar AS menggunakan bom ini dalam konflik di Vietnam serta Israel dalam perang Yom Kippur, namun tidak banyak negara yang protes.
 
Secara teknis napalm adalah bom bakar yang berisi zat kimia berbentuk pasta tertentu yang akan terbakar begitu bom pecah di darat. pasta yang cair akan menyebarkan nyala api ke berbagai arah dan bom ini sangat efektif untuk menghancurkan pasukan darat yang bersembuni di parit-parit atau hutan.

3. PELURU DU (Depleted Uranium)
 

 
Peluru depleted uranium adalah jenis peluru yang dikembangkan dari limbah Uranium hasil pelucutan bom nuklir. secara harafiah depleted uranium berarti uranium yang dilemahkan radiasinya. peluru ini sangat handal dan menjadi standar senjata meriam gatling GAU-8 Avenger yang dibawa pesawat A-10 serta canon bushmaster pada APC Bradley.
 
DU juga digunakan untuk membuat inti peluru anti material pada tank Abrams. efektifitas senjata ini adalah mampu menembus bahan baja tank setebal apapun dan ini terbukti pada perang Iraq dimana ratusan tank Iraq menjadi korban senjata ini. yang menjadikan senjata ini kontroversial adalah kandungan uranium yang ternyata menurut penelitian masih memancarkan radiasi dalam tingkatan yang membahayakan manusia.

Ini tebukti pada kasus di bosnia saat beberapa tentara Itali menderita leukemia beberapa hari setelah menggunakan peluru tersebut. di Iraq, tank-tank yang hancur terkena peluru ini ternyata memancarkan radiasi yang membuat tank-tank rongsokan tersebut tidak aman untuk didekati.







koleksiweb.com

Eropa Khawatirkan Penggunaan Bom Kluster di Libya

Ketua Kebijakan Politik Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton

Ketua Kebijakan Politik Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, menyatakan kekhawatirannya atas berbagai laporan soal penggunaan bom kluster oleh rezim diktator Libya, Muammar Gaddafi, terhadap warga sipil.

IRNA (30/4) melaporkan, Ashton di Brussel mendesak dilakukannya gencatan segera di Libya, serta mengecam aksi kekerasan rezim Gaddafi dalam menumpas gerakan rakyat dengan menggunakan bom kluster.

Ditambahkannya, "Kami kembali mendesak gencatan senjata dan permudahan relokasi bantuan kemanusiaan untuk warga sipil Libya."

Ashton juga menekankan bahwa militer pro-Gaddafi harus menghindari kekerasan terhadap warga sipil terlebih lagi untuk tidak menggunakan bom kluster.
Sebelumnya, pasukan revolusioner Libya menuding militer pro-Gaddafi menggunakan bom kluster. Jenis bom itu telah dilarang penggunaanya pada tahun 2010. Namun Libya termasuk di antara negara yang menolak menandatangani larangan tersebut. 
 
 
 
 
 
Irib-Radio Iran 

Awas! AS Hidupkan Kembali Pangkalan Militernya di Filipina


Kunjungan akhir dua senator AS ke bekas lokasi pangkalan militer Amerika di Luzon Tengah, Filipina ternyata mengundang banyak spekulasi. Sejumlah koran terbitan Manila bahkan mengaitkan kunjungan tersebut dengan desas-desus soal rencana untuk menghidupkan ulang pangkalan tersebut. Kalau saja, rencana itu benar-benar terealisasi bisa dipastikan gelombang sentimen anti-AS di Filipina akan bangkit kembali.


Pasca terjadinya bencana tsunami dan kebocoran radiasi nuklir yang meluluhlantakkan Jepang, AS tertarik untuk melirik kembali pangkalan militernya di Filipina. Pasalnya, akibat bencana tersebut proses pembangunan pangkalan militer AS di Guam menjadi tersendat-sendat.

Ambisi negara-negara adidaya untuk membangun pangkalan militer di berbagai belahan dunia merupakan salah satu ciri utama era Perang Dingin. Di masa itu, Uni Soviet gencar membangun sejumlah pangkalan militer di negara-negara sekutunya dengan dalih untuk membendung ekspansi imperialisme global yang dimotori AS. Tak mau kalah, Washington pun menerapkan langkah serupa dengan alasan untuk menangkal pengaruh komunisme.

Sejenak mundur ke belakang, Filipina dulu memang sempat menjadi negeri jajahan AS, setelah sebelumnya dijajah oleh Spanyol lebih dari tiga abad. Namun begitu, meski Filipina telah lepas dari cengkraman penjajahan AS pada tahun 1946, pengaruh Washington masih saja bercokol di negeri kepulauan tersebut. Pengaruh tersebut bahkan semakin kuat terutama di era para penguasa diktator, seperti Ferdinand Marcos.

Sebagai ganti atas kemerdekaan yang diberikan AS kepada Filipina, Manila harus merelakan wilayahnya untuk dijadikan sebagai pangkalan militer AS di Asia Tenggara. Perjanjian itu disepakati kedua belah pihak pada tahun 1946. Segera setelah itu, AS membangun dua pangkalan militernya sekaligus yang terbesar di luar negeri. Pertama, pangkalan angkatan udara Clarck di kawasan hutan Cubi Point dan lainnya, pangkalan angkatan laut AS di Teluk Subic. Namun akibat penentangan luas rakyat terhadap kehadiran militer AS, akhirnya pada 16 September 1991, Senat Filipina memutuskan untuk menutup pangkalan AS.

Seiring dengan terpilihnya Arroyo sebagai presiden Filipina, hubungan Manila dan Washington pun mulai meningkat kembali, terutama di bidang kerjasama militer pasca Serangan 11 September 2001. Kali ini, isu pemberantasan terorisme yang getol dikampanyekan AS juga menjadi perekat kerjasama bilateral kedua negara. Sebagai persiapan untuk menghidupkan kembali pangkalan militernya, AS mengirim sekitar seribu tentaranya ke Filipina.

Meski pemerintah kedua negara secara resmi membantah spekulasi soal rencana menghidupkan ulang pangkalan militer AS di Teluk Subic, namun yang jelas rakyat Filipina sudah kenal betul dengan gelagat AS. Tak heran jika kunjungan Senator Daniel Inouye dan Thad Cochran ke bekas pangkalan militer AS itu mendapat reaksi yang begitu luas dari kalangan rakyat dan politisi Filipina.

theglobal-review

Pasukan TNI Perlu Kawal Kapal Dagang Indonesia


Jakarta - Upaya preventif harus dilakukan pemerintah Indonesia agar tidak ada lagi kapal Indonesia yang dibajak perompak Somalia. Pasukan TNI pun sudah seharusnya diterjunkan untuk ikut mengawal kapal-kapal dagang yang melewati perairan berbahaya.

"Angkatan bersenjata kita harus mengawal kepentingan ekonomi kita di laut-laut yang berbahaya. Setiap kapal kita yang melintas di perairan berbahaya bisa dikawal dengan pasukan TNI satu peleton," ujar anggota Komisi I DPR, Ahmad Muzani kepada detikcom, Minggu (1/5/2011) malam.

Menurut Muzani, ongkos membayar pengawalan TNI tentunya jauh lebih murah daripada membayar tebusan. Apalagi jika kapal tersebut membawa muatan dengan nilai triliunan rupiah.

"Itu tidak ada artinya seperti Kapal Sinar Kudus yang membawa muatan feronikel Rp 1,7 triliun," ujar politisi Partai Gerindra ini.

Muzani menilai pengawalan ini mutlak diperlukan. Apalagi saat ini perompak Somalia tentunya mengincar kapal-kapal Indonesia yang diketahui memilih membayar tebusan daripada melawan.

"Sekali kapal bayar tebusan maka kapal Indonesia yang lewat Teluk Eden akan menjadi incaran pembajak karena kita lembek," jelasnya.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana dalam keterangan pers kepada detikcom, Minggu (1/5). Menurutnya, pemerintah harus menyiapkan prosedur tetap yang harus dilakukan ketika peristiwa yang sama terjadi. Bagaimana prosedur kerja antara pemerintah dengan pemilik kapal dan bagaimana opsi militer dalam posisi siaga.

"Pemerintah juga bisa memikirkan kemungkinan TNI untuk berperan dalam mengawal kapal-kapal kargo yang penting bila melewati jalur laut ini. Bahkan memikirkan agar personel militer dapat berada dalam kapal," tambahnya.

Sebelumnya, PT Samudera Indonesia dalam keterangan pers mengkonfirmasi bebasnya kapal MV Sinar Kudus. Pembebasan ini adalah hasil dari proses kerja sama dan bahu membahu antara pemerintah dan PT Samudera Indonesia.




detik

AS Pasok Senjata Untuk Gembong Narkoba Meksiko


MEXICO CITY  – Kelompok-kelompok pengedar narkoba di Meksiko ternyata dipersenjatai dengan senjata yang dipasok Amerika Serikat, demikian diungkapkan dalam sejumlah dokumen rahasia. 

Dokumen-dokumen WikiLeaks yang ditulis oleh para petinggi militer AS tersebut mengungkapkan bahwa sejumlah granat dan senjata ringan antitank yang disita dari para pengedar narkoba di Meksiko dan Kolombia berasal dari AS.

Sebuah kawat berjudul Honduras: Senjata Militer Pemicu Pasar Gelap Persenjataan menyatakan bahwa nomor seri senjata yang disita dari geng-geng narkoba ternyata sama dengan nomor seri senjata yang dipasok AS untuk Angkatan Bersenjata Honduras.

Menurut berkas Defense Intelligence Agency, merek dan nomor seri dari senjata-senjata tersebut sama dengan senjata yang dikirimkan kepada Batalion Infanteri 2 di Honduras.

"(Pemerintah AS) menyadari bahwa ada senjata ringan antitank dan granat yang dipasok untuk Honduras berdasar program penjualan militer luar negeri yang ditemukan di Meksiko dan Kolombia," demikian dinyatakan dalam kawat tersebut.

"Menurut laporan (Defense Intelligence Agency), ada tiga senjata ringan antitank yang disita di Mexico City pada Januari 2008 dan satu yang ditemukan di Ciudad Juarez, Meksiko pada April 2008."

"Lebih dari 50 persen senjata militer yang mengalir ke kawasan tersebut berasal dari Amerika Tengah, sisa peperangan dan konflik di masa lalu," kata Jenderal Douglas Fraser, kepala Komando Selatan AS seperti dikutip dalam memo tersebut.

Menurut laporan, pada April 2008, sebuah investigasi yang dilakukan Angkatan Bersenjata Honduras memperlihatkan bahwa batalion tersebut tidak tahu menahu mengenai keberadaan 26 perlengkapan militer yang dipasok AS untuk latihan.

Senjata-senjata tersebut dikirimkan pada 1992 sebagai bagian dari penjualan militer AS untuk militer asing. Kawat yang bocor tersebut muncul saat Meksiko tengah mempelajari kemungkinan tuntutan hukum terhadap produsen senjata AS guna menghentikan masuknya senjata ilegal.

Toko-toko penjual senjata di perbatasan antara AS dan Meksiko dikritik  karena senjata yang mereka jual jatuh ke tangan geng-geng narkoba.

Meluasnya kekerasan geng telah menelan lebih dari 34.600 nyawa di Meksiko dalam empat tahun terakhir. Tahun lalu, tercatat lebih dari 15.000 orang tewas.

Perang narkoba membuat pemerintahan-pemerintahan asing, termasuk pemerintah AS, mengeluarkan larangan bepergian ke sejumlah tempat di Meksiko.

Untuk mengekang aliran senjata ke Meksiko, Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) berusaha memperketat persyaratan pelaporan di Arizona, Texas, New Mexico, dan California.

Berdasar proposal tersebut, para penjual senjata harus melaporkan penjualan dua atau lebih senapan kepada orang yang sama dalam lima hari kerja jika senapan yang dijual semiotomatis, berkaliber di atas 22, dan memiliki magasin peluru yang bisa dilepas.

Namun, pengajuan hal tersebut memantik kritikan dari lobi senjata kuat, Asosiasi Senapan Nasional, yang menuding pemerintahan Obama mencoba menjadikan kekerasan di Mesksiko sebagai dalih untuk menekan penjualan senjata.
 
 
 
 
 
 
Suara Media

Mengapa Militer Batalkan Aksi Pembebasan Awak Sinar Kudus


Jakarta -Bajak laut Somalia telah membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera sejak 16 Maret lalu setelah mereka menerima tebusan lebih dari Rp 38,5 miliar. Sebenarnya, TNI telah bersiap untuk melakukan penyerbuan. Tapi, kemudian  rencana itu dibatalkan.

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan Sinar Kudus dibebaskan melalui proses negosiasi pada pukul 06.00 WIB, menyusul keputusan pembatalan operasi militer. Menurut dia, operasi militer dibatalkan karena kapal lanun yang berada di El Daman menjauh dari posisi TNI, yang berada di Pelabuhan Kolombo, Sri Lanka. "Saat itu kami mau menyergap, tapi perompak menjauh menuju perairan Somalia," ujarnya.

Aksi militer berikutnya dibatalkan lagi lantaran para sandera tidak dikumpulkan di satu tempat. Menurut dia, di Sinar Kudus hanya ada tiga sandera sehingga percuma menyerbu ke kapal.

Alasan pembatalan lainnya, kata Iskandar, karena ada permintaan dari keluarga awak kapal, yakni Listiana dari Makassar dan Yuanita dari Kediri. Mereka mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar tidak menggunakan cara militer dalam pembebasan sandera. "Ikatan Nakhoda Niaga Seluruh Indonesia juga tidak mau. Mereka juga kirim surat," kata dia.

Karena itulah akhirnya dipilih opsi menyerahkan uang tebusan. Penyerahan uang tebusan tidak dikawal oleh tentara. "Tapi di dalam tim sudah ada intelijen," ujarnya saat mendampingi David. Namun Iskandar menolak menyebutkan lokasi penyerahan uang tebusan.

Setelah dibebaskan, kapal milik PT Samudera Indonesia Tbk itu akan melanjutkan perjalanan menuju Rotterdam, Belanda. Menurut David, Sinar Kudus mengangkut feronikel 800 ribu ton milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dari Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Sekretaris Perusahaan PT Antam, Bimo Budi Satrio, mengatakan nilai feronikel tersebut lebih dari Rp 500 miliar. Bimo tidak terlampau khawatir akan keberadaan feronikel tersebut. "Sudah kami asuransikan," ujarnya saat dihubungi Minggu, 1 Mei 2011.

Mengenai uang tebusan yang dibayarkan kepada para pembajak, kata Bimo, PT Antam bersedia membantu. "Itu akan kami bicarakan besok (Senin 2 Mei 2011 ini)," kata dia.

Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk David Batubara mengatakan kapal itu telah dikuasai oleh TNI Angkatan Laut sejak pukul 13.10 waktu Somalia kemarin. Ia mengatakan para sandera dalam keadaan sehat.

"Saat ini kapal bergerak meninggalkan perairan Somalia menuju pelabuhan terdekat," kata David dalam jumpa pers di Gedung Samudera Indonesia, Jakarta, Minggu, 1 Mei 2011.

Ia mengatakan kapal Sinar Kudus akan dikawal oleh KRI Banjarmasin milik TNI Angkatan Laut menuju Wa Salala, Oman. Sinar Kudus akan dicek kondisinya dan ada pergantian awak kapal baru. "Awak yang disandera kami pulangkan ke Indonesia," ujarnya.

David menolak menyebutkan jumlah uang tebusan yang dibayarkan. Namun, kata dia, jumlahnya lebih dari yang disebutkan media asing, yakni US$ 4,5 juta atau sekitar Rp 38,7 miliar. "Jumlahnya jauh di atas angka yang disepakati dengan pembajak," kata dia. Uang tebusan itu, ujar David, sepenuhnya ditanggung Samudera Indonesia.
 
 
 
 
Tempo

Serangan Udara Tewaskan Putra Khadafi


Jet tempur Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggempur sebuah rumah milik keluarga Presiden Libya, Moammar Khadafi. Serangan udara itu menewaskan putra bungsu Khadafi, Saif al-Arab, dan tiga cucu Khadafi.

Saat serangan terjadi, Khadafi dan istrinya yang sedang berada di rumah itu berhasil lolos. Ia selamat dan tak mengalami luka.

Serangan yang berlangsung Minggu dini hari, 1 Mei 2011, itu terjadi setelah Khadafi bersedia melakukan gencatan senjata dan bernegosiasi dengan NATO. 

Atas pemberitaan media, NATO meragukan serangan brutal itu menewaskan sejumlah anggota keluarga Khadafi. Menurut NATO target serangan mereka adalah militer bukan masyarakat sipil.

Ingin melihat kebrutalan serangan NATO? Klik di sini.  





 • VIVAnews