MEXICO CITY – Kelompok-kelompok pengedar narkoba di Meksiko ternyata dipersenjatai dengan senjata yang dipasok Amerika Serikat, demikian diungkapkan dalam sejumlah dokumen rahasia.
Dokumen-dokumen WikiLeaks yang ditulis oleh para petinggi militer AS tersebut mengungkapkan bahwa sejumlah granat dan senjata ringan antitank yang disita dari para pengedar narkoba di Meksiko dan Kolombia berasal dari AS.
Sebuah kawat berjudul Honduras: Senjata Militer Pemicu Pasar Gelap Persenjataan menyatakan bahwa nomor seri senjata yang disita dari geng-geng narkoba ternyata sama dengan nomor seri senjata yang dipasok AS untuk Angkatan Bersenjata Honduras.
Menurut berkas Defense Intelligence Agency, merek dan nomor seri dari senjata-senjata tersebut sama dengan senjata yang dikirimkan kepada Batalion Infanteri 2 di Honduras.
"(Pemerintah AS) menyadari bahwa ada senjata ringan antitank dan granat yang dipasok untuk Honduras berdasar program penjualan militer luar negeri yang ditemukan di Meksiko dan Kolombia," demikian dinyatakan dalam kawat tersebut.
"Menurut laporan (Defense Intelligence Agency), ada tiga senjata ringan antitank yang disita di Mexico City pada Januari 2008 dan satu yang ditemukan di Ciudad Juarez, Meksiko pada April 2008."
"Lebih dari 50 persen senjata militer yang mengalir ke kawasan tersebut berasal dari Amerika Tengah, sisa peperangan dan konflik di masa lalu," kata Jenderal Douglas Fraser, kepala Komando Selatan AS seperti dikutip dalam memo tersebut.
Menurut laporan, pada April 2008, sebuah investigasi yang dilakukan Angkatan Bersenjata Honduras memperlihatkan bahwa batalion tersebut tidak tahu menahu mengenai keberadaan 26 perlengkapan militer yang dipasok AS untuk latihan.
Senjata-senjata tersebut dikirimkan pada 1992 sebagai bagian dari penjualan militer AS untuk militer asing. Kawat yang bocor tersebut muncul saat Meksiko tengah mempelajari kemungkinan tuntutan hukum terhadap produsen senjata AS guna menghentikan masuknya senjata ilegal.
Toko-toko penjual senjata di perbatasan antara AS dan Meksiko dikritik karena senjata yang mereka jual jatuh ke tangan geng-geng narkoba.
Meluasnya kekerasan geng telah menelan lebih dari 34.600 nyawa di Meksiko dalam empat tahun terakhir. Tahun lalu, tercatat lebih dari 15.000 orang tewas.
Perang narkoba membuat pemerintahan-pemerintahan asing, termasuk pemerintah AS, mengeluarkan larangan bepergian ke sejumlah tempat di Meksiko.
Untuk mengekang aliran senjata ke Meksiko, Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) berusaha memperketat persyaratan pelaporan di Arizona, Texas, New Mexico, dan California.
Berdasar proposal tersebut, para penjual senjata harus melaporkan penjualan dua atau lebih senapan kepada orang yang sama dalam lima hari kerja jika senapan yang dijual semiotomatis, berkaliber di atas 22, dan memiliki magasin peluru yang bisa dilepas.
Namun, pengajuan hal tersebut memantik kritikan dari lobi senjata kuat, Asosiasi Senapan Nasional, yang menuding pemerintahan Obama mencoba menjadikan kekerasan di Mesksiko sebagai dalih untuk menekan penjualan senjata.
Suara Media
0 komentar:
Post a Comment