Clock By Blog Tips

Monday, December 6, 2010

Pasca Provokasi Korut ; Jepang Tingkatkan Kerjasama Militer dengan AS dan Korsel

Manama - Jepang meningkatkan kerjasama militer dengan AS dan Korsel sebagai tanggapan atas krisis pasca serangan Korut terhadap pulau Korsel, demikian dikatakan pejabat pertahanan Jepang, Minggu (5/12).

Bulan lalu Korut secara dramatis meningkatkan ketegangan di Asia Timur ketika negara itu menyerang pulau Yeonpyeong, yang menghantam sebuah markas militer di Korsel dan menewaskan empat orang. Korsel mengatakan negara itu sedang melakukan latihan militer pada waktu tersebut, tapi bersikeras tembakan-tembakan ujicoba tidak ditujukan ke arah Korut .

"Di Jepang kami memiliki perasaan kuat mengenai krisis karena serangan artileri Korut di pulau Yeonpyeong," ujar Hajime Hirota, wakil menteri pertahanan parlementer, pada Reuters di sela conferensi keamanan di Bahrain.
"Itu merupakan tindakan yang kami di Jepang kami tidak dapat mentoleransi,Bagi negara-negara lain di Asia Timurlaut, termasuk Jepang, tindakan itu dianggap sebagai ancaman besar."

Hirota mengatakan serangan itu akan melihat Jepang akan menempa hubungan yang lelih kuat dengan Korsel dan AS dan bahwa penting untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. "Kami tidak tahu bagaimana Korut akan menanggapi situasi ke depan," ujarnya.

Jepang telah lama mengambil sikap keras terhadap Pyongyang karena program nuklir dan rudalnya serta penculikannya terhadap sejumlah warga Jeang pada 1970-an dan 1980-an untuk melatih mata-mata Korut -- masalah yang masih memancing emosi yang tinggi di antara masyarakat.
Negara itu telah berjanji untuk bekerjasama secara dekat dengan Korsel dan AS serta mengatakan akan membicarakan dengan mereka mengenai bagaimana menangani kasus itu di Dewan Keamanan PBB.

Jepang juga akan meningkatkan anggaran pertahanannya mengingat ketidaktentuan yang bertambah di Asia, jelas Hirota.
Sepekan setelah serangan Korut terhadap Yeonpyeong, Pyongyang mengumumkan negara itu telah membuat kemajuan dalam program nuklirnya. Hubungan Jepang dengan China dan Rusia juga masih rapuh setelah perseteruan meningkat setelah merebaknya sengketa wilayah yang telah lama ada.

"Pendapat saya pribadi adalah bahwa Jepang sebaiknya meningkatkan anggaran pertahanannya tapi pada waktu yang sama keadaan fiskal Jepang adalah yang terburuk di antara negara-negara maju," katanya pada pertemuan kelompok pemikir Institut Internasional untuk Studi-studi Strategis yang bermarkas di London.

"Lingkungan di sekeliling Asia telah melihat tingkat ketidaktentuan yang meningkat dan oleh karena itu sebagai sebuah bangsa kami harus memiliki kemauan untuk menjamin anggaran yang perlu." (Ant/Rtr)

Jurnas

0 komentar:

Post a Comment