PYONGYANG – Korea Utara (Korut) tak gentar dengan ancaman Korea Selatan (Korsel). Korut pun sesumbar memunyai program nuklir dengan berbagai kemajuannya, termasuk memiliki ribuan sentrifugal nuklir atau alat untuk membuat bom atom. Menurut kantor berita Korut, KCNA, saat ini pembangunan reaktor nuklir telah mengalami banyak kemajuan, sementara instalasi pengayaan uranium yang dilengkapi dengan beberapa ribu sentrifugal untuk menjamin pasokan bahan bakar juga bekerja dengan baik.
“Di masa mendatang, proyek pembangunan energi nuklir dengan tujuan damai ini akan makin ditingkatkan,” tulis KCNA, yang juga dilansir oleh surat kabar di Pyongyang, Selasa (30/11). Sementara itu, militer Korsel dan AS masih meneruskan latihan militer gabungan di perairan pantai barat Semenanjung Korea hingga Selasa kemarin. Latihan yang memasuki hari ketiga ini sebagai upaya memperingatkan Korut agar tidak bertindak lebih agresif lagi.
Para pengamat menyatakan Korut sengaja sesumbar memunyai program nuklir yang hebat untuk makin menarik perhatian dunia internasional, memaksa kekuatankekuatan regional (Amerika Serikat, Jepang, China, Rusia, Korsel) menyetujui usulannya untuk menggelar kembali perundingan menyangkut program nuklirnya, dan demi mendapat bantuan ekonomi.
Andrei Lankov, pakar masalah Korea Utara dari Universitas Kookmin, Seoul, Korsel, menyatakan dengan sengaja sesumbar, Korut sebenarnya ingin minta bantuan AS dan Korsel untuk mengatasi kemiskinan ekonominya. Dan pola ini merupakan pola lama yang dilakukan Korut. “Dalam 2 tahun terakhir, Washington dan Seoul telah mencoba mengabaikan mereka (Korut).
Jadi, kini mereka menggunakan baik serangan rudal maupun bersesumbar soal ribuan sentrifugal untuk mengatakan: Hei, kami di sini, kami ini berbahaya, dan tak boleh diabaikan. Kami dapat menimbulkan banyak bahaya, namun juga dapat berprilaku ramah jika kalian (AS dan Korsel) memberi kami imbalan yang cukup baik,” kata Lankov dalam situs resmi East Asia Forum. Sejauh ini, Korut telah 2 kali melakukan tes nuklir.
Negara komunis ini dipercaya memiliki cukup banyak material nuklir untuk membuat 6 hingga 12 bom nuklir. Pertemuan Washington Sementara itu, para menteri luar negeri dari AS, Jepang, dan Korsel akan mengadakan pertemuan pada awal Desember ini di Washington, AS. Pertemuan ini antara lain membahas masalah program nuklir Korut, serangan Korut pekan lalu terhadap Pulau Yeonpyeong, dan usulan China untuk mengadakan perundingan darurat mengenai ketegangan di Semenanjung Korea ini.
Sebelumnya, China, pada Minggu (28/11), mengajukan usulan kepada 6 negara untuk melakukan pembahasan terkait dengan program nuklir Korut. Keenam negara itu adalah AS, Jepang, Korsel, China, Rusia, dan Korut. Selain itu, pertemuan juga membahas peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea. Namun, usul China itu ditanggapi dingin oleh AS, Jepang, dan Korsel.
Namun, kemarin, China kembali menegaskan ajakannya itu dengan menyatakan perkembangan situasi di Semenanjung Korea saat ini telah membuat perundingan menjadi sesuatu yang tak dapat ditawar-tawar lagi.
“Di dalam situasi yang sedemikian ini adalah menjadi sesuatu yang mutlak dan penting untuk sesegera mungkin kita kembali mengadakan perundingan menyangkut upaya menciptaakan perdamaian di Semenanjung Korea,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei.
AFP/Rtr/dng/AR-2
Koran Jkt
0 komentar:
Post a Comment