Jakarta – Korea Utara dan Korea Selatan kembali terlibat dalam kontak senjata. Perang bisa saja terjadi, sebab kedua negara ini secara teknis memang belum berdamai.
Konflik militer berat kedua negara, pertama terjadi pada 1950 dan berlangsung selama tiga tahun. Ketika itu, Korsel dikenal sebagai Republik Korea dan mendapat dukungan dari PBB.
Sementara Korut, dikenal sebagai Republik Demokrasi Korea dan didukung China dan Rusia yang membuat munculnya cikal bakal komunisme di Utara. Perang itu dimulai pada 25 Juni 1950 dan diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata pada 27 Juli 1953.
Perpecahan dua Korea ini disebabkan perbedaan politik. Yakni persetujuan bahwa Perang Pasifik dimenangkan oleh Sekutu. Semenanjung Korea sendiri ketika itu dipimpin oleh Jepang, sejak 1910 hingga akhir Perang Dunia II pada 1945.
Saat Jepang yang dibombardir dua bom atom menyerah, pemerintah AS membagi dua semenanjung itu sepanjang Pararel ke-38. Tentara AS menempati Selatan, sementara tentara Soviet (Rusia ketika itu) menghuni Utara.
Perbedaan yang makin mendalam, menyebabkan upaya perundingan damai pada 1948 gagal. Perbatasan Pararel 38 pun menjadi perbatasan politik antara dua Korea, setelah masing-masing mendirikan pemerintahan. Perpecahan ini berujung pada perang 1950.
Hingga kini, sejumlah insiden kecil terus terjadi antara kedua negara. Mulai dari penangkapan nelayan yang berada di wilayah yang disengketakan, hingga kapal-kapal tenggelam yang tak jelas disebabkan oleh siapa. Serangan Korut pada Senin (22/11) waktu setempat ini merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Inilah.com
Beware | Interesting
0 komentar:
Post a Comment