Clock By Blog Tips

Wednesday, June 13, 2012

Motif di Balik Latihan Perang Baru Israel


Israel kembali menggelar manuver militer baru di wilayah Shebaa. Sumber Lebanon menyebutkan Israel memulai latihan perang besar-besaran di selatan Shebaa dengan menerjunkan pasukan infanteri dan altileri. Tidak hanya itu, militer Israel juga mengerahkan pesawat pengintai tanpa awak dan helikopter di Sheba, dataran tinggi Golan, dan desa-desa perbatasan rezim agresor dan Lebanon.

Manuver militer terbaru Israel bisa dilihat dari berbagai sisi. Pertama, rezim Zionis melakukan "Show of Force" di wilayah yang dudukinya dengan target ambisius memperluas wilayah jarahan.
Kedua, latihan perang ini digelar untuk mengalihkan isu friksi di tubuh rezim Zionis terkait kemampuan militer agresor itu dalam menghadapi serangan balasan dari Iran, Hizbullah dan Hamas, jika Israel benar-benar menyerang instalasi nuklir Iran.

Pasalnya, beberapa waktu lalu, Mantan Kepala Mossad kembali memperingatkan pejabat teras Tel Aviv mengenai resiko besar yang harus ditanggung Israel, jika jadi menyerang Iran. Meir Dagan menilai setiap serangan terhadap situs nuklir Iran akan melibatkan Israel dalam perang regional dengan konsekuensi destruktif bagi Tel Aviv. Ynet melaporkan, Dagan berulang kali mengungkapkan bahwa provokasi ambisius Netanyahu menyerang Iran merupakan "ide terbodoh"  yang pernah muncul pada tahun 2011.


Ketiga, manuver militer ini digelar untuk meningkatkan kepercayaan publik Israel sendiri terhadap Tel Aviv, terutama terhadap militer Zionis. Koran Zionis, Yediot Aharonot menyebut militer Israel keropos dan tidak memiliki kemampuan memadai untuk berperang menghadapi Iran. Koran berbahasa Ibrani ini, Kamis (31/5) mempublikasikan tulisan Amnon Abramovich dengan judul "Is IDF a Hollow Army ?" yang terang-terangan menyebutkan kelemahan militer Israel.

Mengenai kemampuan personil militer Israel, koran Yediot Aharonot mengungkapkan bahwa peralatan militer canggih seperti tank hanya dekorasi belaka tanpa dukungan kemampuan sumber dayanya yang memadai.
Sebelumnya, koran Haaretz mewawancarai seorang pakar militer Israel yang mengungkapkan bahwa personil militer Israel tidak memiliki kemampuan standar yang menyebabkan mereka gagal menjalankan misinya. Buktinya, mereka kewalahan dalam perang menghadapi Hizbullah dan Hamas. Sasaran kritik paling keras dilayangkan profesor pakar militer itu terhadap angkatan darat Israel.
Para analis militer memandang ancaman intervensi militer Israel terhadap Iran hanyalah perang urat syaraf untuk mendapatkan poin lebih besar, terutama untuk mendulang banjir bantuan dari AS
Tidak hanya itu, sebuah jajak pendapat baru di Israel mengungkapkan bahwa mayoritas warga Israel menentang serangan militer Israel terhadap program nuklir Iran. Polling yang dilakukan oleh Netanya Academic College Senin (4/6) menunjukkan 52 persen responden menentang serangan militer Israel terhadap Iran
Keempat, latihan perang kali ini digelar untuk mempersiapkan kekuatan militernya menghadapi kemungkinan meletusnya perang baru dengan Hizbullah dan Hamas. Tel Aviv hingga kini mencari celah baru untuk menebus kekalahan memalukan atas Hizbullah dalam perang tahun 2000 lalu. (IRIB Indonesia/PH)

Sumber :Iran Indonesian Radio
   













0 komentar:

Post a Comment