Clock By Blog Tips

Wednesday, June 13, 2012

60% Kekuatan Militer AS Segera ke Asia Pasifik


Kawasan Asia Pasifik dipastikan akan semakin tegang menyusul keputusan Amerika Serikat untuk menempatkan 60% kekuatan militer di wilayah ini. Sejumlah peralatan tempur modern dari pesawat, kapal perang hingga kapal induk akan dikonsentrasikan di daerah ini.

Keputusan diambil untuk mengimbangi China yang secara nyata juga terus meningkatkan kekuatan tempur mereka di Asia Pasifik.

Komandan Armada Pasifik AS, Laksamana Cecil haney mengatakan keputusan untuk menempatkan 60% kekuatan militer di Pasifik sudah menjadi keputusan resmi Kementerian Pertahanan. Angka tersebut akan dicapai pada 2020 mendatang.

“Ini sudah menjadi platform dari pertahanan AS,” katanya seperti dikutip Daily Mail, Rabu (13/6).

Peralatan tempur super canggih akan dikerahkan ke wilayah ini. Kapal Littoral Combat yang dapat bisa beroperasi di perairan dangkal salah menjadi salah satunya. Satu unit dipatikan akan menempati posisinya di Singapura tahun depan.

Selain itu juga pesawat EA-18 G yang mampu terbang lebih cepat dari kecepatan suara serta kapal laut paling modern kelas Virginia akan ikut ambil bagian. “Beberapa skuadron akan segera menempati wilayah itu,” ujar Haney.

Keputusan untuk memperkuat militer di Pasifik merupakan kebijakan yang diambil Obama untuk mengimbangi kekuatan China. Meski sebenarnya pada era Bush, rencana itu sudah mulai dirintis.

Saat ini Angkatan Laut AS memiliki sekitar 285 kapal yang masih ditempatkan secara merata di Pasifik dan Atlantik. JUmlah itu akan berkurang karena beberapa unit akan dipensiunkan tanpa diganti baru. AS juga memiliki 11 kapal induk. Dari jumlah itu 6 sudah ditugaskan ke Pasifik.

Dalam beberapa tahun terakhir China memang sangat aktif meningkatkan kekuatan militernya. Saat ini negara tersebut memiliki 29 kapal selam. Padahal pada 2002 hanya memiliki delapan unit. Pada Agustus 2011 lalu China juga sukses melakukan uji coba kapal pengangkut pesawat. Sementara di teknologi rudal, negara ini telah memproduksi DF-21d yang mampu menghancurkan target dari jarak 1.700 mil.

Sejauh ini Pentagon tetap tidak mau berkomentar tentang kemungkinan terjadinya perang di wilayah ini. Lembaga ini hanya mengatakan perlunya kesiapan umum di Pasifik.


Sumber : Solopos

0 komentar:

Post a Comment