Kawasan Asia Pasifik dipastikan akan semakin tegang menyusul
keputusan Amerika Serikat untuk menempatkan 60% kekuatan militer di
wilayah ini. Sejumlah peralatan tempur modern dari pesawat, kapal perang
hingga kapal induk akan dikonsentrasikan di daerah ini.
Keputusan diambil untuk mengimbangi China yang secara nyata juga terus meningkatkan kekuatan tempur mereka di Asia Pasifik.
Komandan Armada Pasifik AS, Laksamana Cecil haney mengatakan
keputusan untuk menempatkan 60% kekuatan militer di Pasifik sudah
menjadi keputusan resmi Kementerian Pertahanan. Angka tersebut akan
dicapai pada 2020 mendatang.
“Ini sudah menjadi platform dari pertahanan AS,” katanya seperti dikutip Daily Mail, Rabu (13/6).
Peralatan tempur super canggih akan dikerahkan ke wilayah ini. Kapal
Littoral Combat yang dapat bisa beroperasi di perairan dangkal salah
menjadi salah satunya. Satu unit dipatikan akan menempati posisinya di
Singapura tahun depan.
Selain itu juga pesawat EA-18 G yang mampu terbang lebih cepat dari
kecepatan suara serta kapal laut paling modern kelas Virginia akan ikut
ambil bagian. “Beberapa skuadron akan segera menempati wilayah itu,”
ujar Haney.
Keputusan untuk memperkuat militer di Pasifik merupakan kebijakan
yang diambil Obama untuk mengimbangi kekuatan China. Meski sebenarnya
pada era Bush, rencana itu sudah mulai dirintis.
Saat ini Angkatan Laut AS memiliki sekitar 285 kapal yang masih
ditempatkan secara merata di Pasifik dan Atlantik. JUmlah itu akan
berkurang karena beberapa unit akan dipensiunkan tanpa diganti baru. AS
juga memiliki 11 kapal induk. Dari jumlah itu 6 sudah ditugaskan ke
Pasifik.
Dalam beberapa tahun terakhir China memang sangat aktif meningkatkan
kekuatan militernya. Saat ini negara tersebut memiliki 29 kapal selam.
Padahal pada 2002 hanya memiliki delapan unit. Pada Agustus 2011 lalu
China juga sukses melakukan uji coba kapal pengangkut pesawat. Sementara
di teknologi rudal, negara ini telah memproduksi DF-21d yang mampu
menghancurkan target dari jarak 1.700 mil.
Sejauh ini Pentagon tetap tidak mau berkomentar tentang kemungkinan
terjadinya perang di wilayah ini. Lembaga ini hanya mengatakan perlunya
kesiapan umum di Pasifik.
Sumber : Solopos
0 komentar:
Post a Comment