Kepala
keamanan militer Korea Selatan menuduh Korea Utara melatih peretas elit
untuk mencuri rahasia militer dan membangkitkan kekacauan masyarakat.
"Korea Utara sedang mencoba untuk mencuri rahasia militer dan melumpuhkan sistem informasi pertahanan kami dengan menggunakan para ahli khusus untuk dilatih meretas ke dalam jaringan informasi militer kita," kata Panglima Pertahanan Keamanan Bae Deuk-Shik kepada satu forum keamanan, Kamis.
Ia mengatakan, Korea Utara telah mencoba untuk "membangkitkan gangguan sosial dengan melumpuhkan inti infrastruktur kami melalui teror maya karena dapat menyebabkan kerusakan besar dalam periode pendek".
Profesor Lee Dong-Hun dari Universitas Korea mengatakan kepada forum, bahwa Korea Utara telah mendirikan unit khusus terdiri dari 3.000 peretas elit di bawah kontrol langsung pemimpin baru Kim Jong-Un.
"Korea Utara adalah negara ketiga dunia yang paling kuat dalam perang cyber setelah Rusia dan Amerika Serikat," kata Lee.
Sebelumnya, Seoul menuduh Pyongyang melakukan serangan cyber pada situs instansi pemerintah dan lembaga keuangan Korea Selatan pada Maret 2011 dan Juli 2009. Pada Mei 2011, Korea Selatan mengatakan serangan cyber Korea Utara melumpuhkan operasi di salah satu bank terbesar.
Lee mengatakan Korea Utara telah memobilisasi mahasiswa di Pyongyang untuk penyebaran distributing denial-of-service attack (DDoS) pada 2009.
Unit Korea Utara ini juga bertanggung jawab terhadap sinyal transmisi yang dirancang untuk menyumbat sistem posisi global Korea Selatan, kata profesor itu.
Bulan lalu Seoul menuduh Pyongyang menjejalkan sistem GPS ratusan pesawat sipil dan kapal-kapal Korea Selatan antara 28 April sampai 13 Mei.
Pada Senin, polisi mengatakan seorang Korea Selatan telah ditahan karena diduga mendistribusikan program permainan komputer ilegal terinfeksi dengan kode ganas yang dikembangkan oleh Korea Utara.
Sementara, Pyongyang menuduh Seoul menciptakan tuduhan-tuduhan seperti itu. Korea Utara menolak tuduhan itu dan dianggap sebagai "fabrikasi belaka".
"Korea Utara sedang mencoba untuk mencuri rahasia militer dan melumpuhkan sistem informasi pertahanan kami dengan menggunakan para ahli khusus untuk dilatih meretas ke dalam jaringan informasi militer kita," kata Panglima Pertahanan Keamanan Bae Deuk-Shik kepada satu forum keamanan, Kamis.
Ia mengatakan, Korea Utara telah mencoba untuk "membangkitkan gangguan sosial dengan melumpuhkan inti infrastruktur kami melalui teror maya karena dapat menyebabkan kerusakan besar dalam periode pendek".
Profesor Lee Dong-Hun dari Universitas Korea mengatakan kepada forum, bahwa Korea Utara telah mendirikan unit khusus terdiri dari 3.000 peretas elit di bawah kontrol langsung pemimpin baru Kim Jong-Un.
"Korea Utara adalah negara ketiga dunia yang paling kuat dalam perang cyber setelah Rusia dan Amerika Serikat," kata Lee.
Sebelumnya, Seoul menuduh Pyongyang melakukan serangan cyber pada situs instansi pemerintah dan lembaga keuangan Korea Selatan pada Maret 2011 dan Juli 2009. Pada Mei 2011, Korea Selatan mengatakan serangan cyber Korea Utara melumpuhkan operasi di salah satu bank terbesar.
Lee mengatakan Korea Utara telah memobilisasi mahasiswa di Pyongyang untuk penyebaran distributing denial-of-service attack (DDoS) pada 2009.
Unit Korea Utara ini juga bertanggung jawab terhadap sinyal transmisi yang dirancang untuk menyumbat sistem posisi global Korea Selatan, kata profesor itu.
Bulan lalu Seoul menuduh Pyongyang menjejalkan sistem GPS ratusan pesawat sipil dan kapal-kapal Korea Selatan antara 28 April sampai 13 Mei.
Pada Senin, polisi mengatakan seorang Korea Selatan telah ditahan karena diduga mendistribusikan program permainan komputer ilegal terinfeksi dengan kode ganas yang dikembangkan oleh Korea Utara.
Sementara, Pyongyang menuduh Seoul menciptakan tuduhan-tuduhan seperti itu. Korea Utara menolak tuduhan itu dan dianggap sebagai "fabrikasi belaka".
Sumber : iannnews
0 komentar:
Post a Comment