Sedikitnya delapan militan dilaporkan tewas setelah pesawat tanpa
awak milik Amerika Serikat (AS) menggempur kawasan suku Pakistan
baratlaut dekat perbatasan Afghanistan, Senin (28/5/2012). Kedua
serangan itu dilakukan di dekat Miranshah, kota utama di Waziristan
Utara, markas Taliban dan gerilyawan yang terkait dengan Al Qaida.
Serangan
pertama pada pagi hari ditujukan pada sebuah bangunan militan di kota
Hassokhel, 25 kilometer sebelah timur Miranshah, menewaskan sedikitnya
lima gerilyawan. Serangan kedua ditujukan pada sebuah kendaraan militan
di distrik Datta Khel, 30 kilometer sebelah barat Miranshah, menewaskan
tiga orang.
"Pesawat tak berawak itu menembakkan dua rudal ke
sebuah kendaraan. Kendaraan itu terbakar dan orang-orang di dalamnya
hangus," kata seorang pejabat keamanan kepada AFP.
Dua pejabat lain militer mengkonfirmasi jumlah korban dalam serangan tersebut.
Empat
serangan udara semacam itu dilakukan di daerah tersebut sejak Kamis.
Serangan-serangan itu merupakan penghalang utama bagi perbaikan hubungan
antara Pakistan dan AS, yang memburuk tahun lalu karena operasi komando
AS yang menewaskan Osama bin Laden di dalam wilayah Pakistan dan
serangan udara NATO di dekat perbatasan dengan Afghanistan yang
menewaskan 24 prajurit Pakistan.
Islamabad pada 26 April
menegaskan lagi penentangan atas serangan pesawat tak berawak AS di
wilayah Pakistan ketika utusan AS untuk Pakistan dan Afghanistan, Marc
Grossman, tiba di negara itu untuk memperbaiki hubungan yang retak.
Dalam
panduan yang disahkan parlemen bulan ini, Pakistan menetapkan AS harus
meminta maaf tanpa syarat atas kematian dalam serangan-serangan udara
itu, pelarangan pengangkutan senjata melewati negara itu dan diakhirinya
serangan pesawat tak berawak. "Kami menganggap pesawat tak berawak
ilegal, tidak produktif dan tidak bisa diterima," kata sekretaris luar
negeri Pakistan Jalil Abbas Jilani pada jumpa pers bersama Grossman.
"Masalah ini juga dibahas pada tingkat tertinggi kepemimpinan sipil dan militer," tambahnya.
Grossman menyampaikan bela-sungkawa atas kematian dalam serangan udara itu namun tidak meminta maaf, dan mengenai masalah pesawat tak berawak, ia mengatakan bahwa baik Pakistan maupun AS menghadapi ancaman dari Al-Qaida dan kelompok militan lain.
Grossman menyampaikan bela-sungkawa atas kematian dalam serangan udara itu namun tidak meminta maaf, dan mengenai masalah pesawat tak berawak, ia mengatakan bahwa baik Pakistan maupun AS menghadapi ancaman dari Al-Qaida dan kelompok militan lain.
Para pejabat AS mengobarkan
perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan
Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah
pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan
Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan
sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan
dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad
mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara
Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk
menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan
perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan
karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat
tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan
Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas
kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan
puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS
membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota
Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.
Sumber : TribunNews
0 komentar:
Post a Comment