Clock By Blog Tips

Tuesday, March 27, 2012

Junta militer Mali ajak Tuareg adakan pembicaraan

Peta negara Mali. (istimewa)

Bamako  - Pemimpin junta militer yang merebut kekuasaan di Mali, Senin (27/3), menyeru gerilyawan Tuareg --yang bergerak maju di bagian utara negeri itu-- agar menghentikan aksi mereka dan mengadakan pembicaraan.

Kapten Amadou Sanogo, pemimpin junta --yang menyebut dirinya Komite Nasional bagi Pemulihan Demokrasi dan Pemulihan Negara (CNRDRE), mengeluarkan seruan tersebut dalam pidato melalui televisi Senin malam.

"Kami sudah menyeru agar menghentikan permusuhan dan datang ke meja perundingan sesegera mungkin," kata pernyataan itu.

"Semua bisa dirundingkan kecuali kesatuan wilayah nasional dan persatuan negara kami," ia menambahkan, sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA News di Jakarta, Selasa pagi.

Pemimpin militer Sanogo sudah mengundang gerilyawan untuk mengadakan pembicaraan di dalam satu pernyataan pada akhir pekan lalu.

Ada kemarahan di kalangan tentara mengenai cara pemerintah menangani konflik sehingga mengakibatkan kudeta tersebut. Junta telah menyatakan kudetanya dipicu oleh kelemahan yang diduga dilakukan oleh pemerintah dalam menghadapi aksi perlawanan Tuareg.

Aksi perlawanan terakhir mereka diselesaikan pada 2009. Namun banyak petempur Tuareg pergi untuk mendukung pemimpin Libya yang terbunuh Muamar Gaddafi dan kembali ke wilayah tersebut dengan membawa senjata berat dan tertempa di medan laga setelah Gaddafi terbunuh tahun lalu.

Serangan mengejutkan mereka terhadap beberapa kota kecil di Mali utara telah mengalahkan militer yang tak memiliki persenjataan baik dan relatif lemah.

Pada hari yang sama, Amerika Serikat menyatakan Washington akan membekukan sebagian bantuan buat Mali, setelah kudeta pekan sebelumnya, yang diperkirakan berjumlah 60--70 juta dolar AS. Namun AS menyatakan akan terus memberi bantuan makanan dan kemanusiaan.

"Kami sekarang telah mengambil keputusan untuk membekukan bantuan kami buat pemerintah Mali, selama menunggu situasi mereda," kata wanita juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland. "Kami ingin melihat pemerintah terpilih dipulihkan sesegera mungkin."

"(Namun) kami akan terus ... menyediakan bantuan pangan dan kemanusiaan buat mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik di Mali utara dan mereka yang terpengaruh oleh krisis pangan di wilayah tersebut. Tapi bantuan lain pemerintah-ke-pemerintah akan dihentikan," kata Nuland kepada wartawan dalam taklimat hariannya.

Lima hari setelah kudeta, negara Afrika Barat tersebut masih dilanda ketidaktenangan, sementara keberadaan Presiden Amadou Toumani Toure masih belum diketahui. Para pemimpin kudeta tak mendapat dukungan dari negara tetangga Mali dan negara lain di dunia, sementara rakyat negeri tersebut bingung dengan nasib negara mereka.


Sumber : Antara

0 komentar:

Post a Comment