Clock By Blog Tips

Wednesday, March 21, 2012

Indonesia berambisi 10 besar pengirim pasukan perdamaian

Kunjungan Sekjen PBB Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) memakai cenderamata berupa helm pasukan perdamaian United Nations (UN) yang diterima dari Sekjen PBB Ban Ki-moon (kiri) di Auditorium Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3). Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Yudhoyono, Ban Ki-moon mengunjungi IPSC di Sentul, Bogor untuk melihat secara langsung sarana dan fasilitas yang tersedia di pusat misi pemeliharaan perdamaian itu. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Bogor - Indonesia berambisi untuk masuk dalam sepuluh besar negara pengirim pasukan perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, mengatakan Indonesia berkeinginan untuk mengirim pasukan pemeliharaan perdamaian hingga mencapai 10 ribu personil.


"Sekarang kami memiliki tujuan yang lebih tinggi untuk menjadi salah satu dari sepuluh besar negara di dunia yang berkontribusi sampai 10 ribu personil," kata Presiden dalam pengantarnya sebelum Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan pidato berjudul "UN Peacekeeping: Challanges and Opportunities for Indonesia".


Kehadiran Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian seluas 261,712 hektar di Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Sentul, Kabupaten Bogor, menurut Presiden, adalah salah satu upaya untuk memenuhi tujuan tersebut.

Pusat pemeliharaan tersebut dibangun sejak 2010 dan dijadwalkan selesai pada tahun anggaran 2014. Selain menjadi pusat misi pemeliharaan perdamaian, lokasi itu juga menjadi tempat pasukan gerak cepat, pelatihan penanggulangan antiteror, universitas pertahanan, pusat pelatihan bahasa, latihan penanggulangan bencana, dan latihan olahraga militer.


Pusat pemeliharaan yang telah diresmikan oleh Presiden Yudhoyono pada 19 Desember 2011 itu diharapkan dapat menjadi lokasi pelatihan bagi pasukan perdamaian yang akan diberangkatkan ke daerah konflik.

Pesiden Yudhoyono menyatakan pasukan pemelihara perdamaian tidak hanya harus memiliki keahlian militer namun juga keterampilan untuk mengenal budaya dan bahasa penduduk setempat.


"Mereka harus bisa bekerja dengan pasukan militer dari berbagai negaradan juga memiliki keahlian antiteror serta misi penyelamatan. Mereka juga harus memiliki pengetahuan tentang budaya dan bahasa negara setempat," tuturnya.

Saat ini, Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian sekitar 1.900 personil yang bertugas di Lebanon Selatan.

Indonesia sekarang termasuk dalam 20 besar negara pengirim pasukan pemeliharaan perdamaian di bawah bendera PBB.

Sementara itu, Ban Ki-moon mendapatkan kejutan ketika berkunjung ke Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian. Pada acara jamuan makan siang, Ban Ki-moon mendapat sajian nasi tumpeng untuk merayakan ulang tahun ke-41 pernikahannya.

Ban Ki-moon yang melawat ke Indonesia didampingi oleh istrinya, Ban Soon-taek, didaulat untuk memotong nasi tumpeng disaksikan oleh Presiden Yudhoyono.

Ban Ki-moon menikahi Soon-taek pada 1971 dan dikaruniai tiga anak.



Sumber : Antara


Baca juga

0 komentar:

Post a Comment