Saat negara-negara maju saat ini masih dalam tahap awal produksi pesawat tempur generasi kelima, Jepang sudah mempersiapkan konsep dan desain pesawat tempur generasi keenam yang memiliki kemampuan "anti (pesawat) siluman" (counterstealth).
Menurut majalah pertahanan Jane's Defence WeeklyKompas, Kamis (25/11/2011), pesawat tempur generasi ke-6 ini akan dibangun berdasarkan pesawat konsep ATD-X (Advanced Technology Demonstrator-X). Pesawat ATD-X sendiri akan segera memasuki proses pembuatan kerangka pesawat (airframe). edisi 16 November 2011, yang diterima
Kementerian Pertahanan Jepang dan Mitsubishi Heavy Industries dikabarkan akan menandatangani kontrak pembuatan ATD-X akhir tahun ini. Kemhan Jepang sudah menyiapkan anggaran senilai 39,2 miliar yen (sekitar Rp4,5 triliun) dari 2009 hingga 2016.
"Secara teknologi, Jepang tak punya masalah untuk mengembangkan kemampuan siluman (di pesawat tempur). Kami akan membuat pesawat yang bagus," tutur Letnan Jenderal Hideyuki Yoshioka, Direktur Pengembangan Sistem Udara Institut Pengembangan dan Riset Teknis Kemhan Jepang.
Rencana penggelaran pesawat tempur generasi kelima berteknologi *stealth* Chengdu J-20 oleh China dan Sukhoi PAK-FA T-50 oleh Rusia membuat Jepang memandang proyek pengembangan pesawat tempur masa depan ini sangat mendesak.
"China dan Rusia, masing-masing akan menggelar Chengdu J-20 dan Sukhoi PAK-FA T-50 dalam waktu dekat. Kami tahu 28 radar kami efektif mendeteksi pesawat generasi ketiga dan keempat dari jarak jauh, tetapi dengan munculnya pesawat-pesawat generasi kelima ini, kami tak yakin bagaimana kinerja radar-radar itu nantinya," tandas Yoshioka.
Jenderal bintang tiga tersebut mengharapkan ATD-X akan melakukan terbang perdana pada tahun fiskal 2016. "Penerbangan perdana pada 2016 adalah keharusan yang mutlak. Ini vital bagi pertahanan udara negara kami," tandas Yoshioka.
Basis Riset
Meski demikian, ATD-X tidak akan serta merta diproduksi massal untuk menggantikan peran pesawat tempur Mitsubishi F-2 saat ini. ATD-X hanya akan digunakan untuk meriset berbagai teknologi yang lebih maju dan integrasi sistem, sebagai dasar untuk memproduksi pesawat tempur generasi keenam.
Dalam konsep Jepang, pesawat tempur generasi keenam akan memiliki kemampuan i3 (informed, intelligent, instantaneous) dan memiliki karakteristik counterstealth. Pesawat generasi keenam ini lah yang digadang-gadang akan menggantikan armada F-2, pesawat tempur yang diproduksi berdasar platform F-16 buatan AS.
"ATD-X tidak akan serta merta menjadi pesawat generasi baru Jepang. Tetapi dengan memastikan kemampuan siluman dan manuverabilitasnya, kami berharap ia akan menjadi dasar bagi generasi penerus F-2," ungkap Kolonel Yoshikazu Takizawa dari TRDI.
Meski tak akan mengalami hambatan dalam hal teknologi, Jepang diperkirakan harus menghadapi rintangan politik dari sekutu utamanya, AS. AS selama ini selalu keberatan Jepang mengembangkan rancang bangun pesawat tempurnya sendiri. Salah satu alternatif yang akan ditempuh adalah mengajak AS mengembangkan bersama pesawat tempur generasi keenam ini.
AS saat ini menjadi satu-satunya negara di dunia yang telah mengoperasikan pesawat tempur generasi kelima, yakni F-22 Raptor, dan dalam waktu dekat kemungkinan akan segera mengoperasikan F-35 Lightning II.
Kementerian Pertahanan Jepang dan Mitsubishi Heavy Industries dikabarkan akan menandatangani kontrak pembuatan ATD-X akhir tahun ini. Kemhan Jepang sudah menyiapkan anggaran senilai 39,2 miliar yen (sekitar Rp4,5 triliun) dari 2009 hingga 2016.
"Secara teknologi, Jepang tak punya masalah untuk mengembangkan kemampuan siluman (di pesawat tempur). Kami akan membuat pesawat yang bagus," tutur Letnan Jenderal Hideyuki Yoshioka, Direktur Pengembangan Sistem Udara Institut Pengembangan dan Riset Teknis Kemhan Jepang.
Rencana penggelaran pesawat tempur generasi kelima berteknologi *stealth* Chengdu J-20 oleh China dan Sukhoi PAK-FA T-50 oleh Rusia membuat Jepang memandang proyek pengembangan pesawat tempur masa depan ini sangat mendesak.
"China dan Rusia, masing-masing akan menggelar Chengdu J-20 dan Sukhoi PAK-FA T-50 dalam waktu dekat. Kami tahu 28 radar kami efektif mendeteksi pesawat generasi ketiga dan keempat dari jarak jauh, tetapi dengan munculnya pesawat-pesawat generasi kelima ini, kami tak yakin bagaimana kinerja radar-radar itu nantinya," tandas Yoshioka.
Jenderal bintang tiga tersebut mengharapkan ATD-X akan melakukan terbang perdana pada tahun fiskal 2016. "Penerbangan perdana pada 2016 adalah keharusan yang mutlak. Ini vital bagi pertahanan udara negara kami," tandas Yoshioka.
Basis Riset
Meski demikian, ATD-X tidak akan serta merta diproduksi massal untuk menggantikan peran pesawat tempur Mitsubishi F-2 saat ini. ATD-X hanya akan digunakan untuk meriset berbagai teknologi yang lebih maju dan integrasi sistem, sebagai dasar untuk memproduksi pesawat tempur generasi keenam.
Dalam konsep Jepang, pesawat tempur generasi keenam akan memiliki kemampuan i3 (informed, intelligent, instantaneous) dan memiliki karakteristik counterstealth. Pesawat generasi keenam ini lah yang digadang-gadang akan menggantikan armada F-2, pesawat tempur yang diproduksi berdasar platform F-16 buatan AS.
"ATD-X tidak akan serta merta menjadi pesawat generasi baru Jepang. Tetapi dengan memastikan kemampuan siluman dan manuverabilitasnya, kami berharap ia akan menjadi dasar bagi generasi penerus F-2," ungkap Kolonel Yoshikazu Takizawa dari TRDI.
Meski tak akan mengalami hambatan dalam hal teknologi, Jepang diperkirakan harus menghadapi rintangan politik dari sekutu utamanya, AS. AS selama ini selalu keberatan Jepang mengembangkan rancang bangun pesawat tempurnya sendiri. Salah satu alternatif yang akan ditempuh adalah mengajak AS mengembangkan bersama pesawat tempur generasi keenam ini.
AS saat ini menjadi satu-satunya negara di dunia yang telah mengoperasikan pesawat tempur generasi kelima, yakni F-22 Raptor, dan dalam waktu dekat kemungkinan akan segera mengoperasikan F-35 Lightning II.
Sumber : theglobal-review
0 komentar:
Post a Comment