Ketua Dewan Militer Mesir Hussein Tantawi |
Kairo - Dewan Militer Mesir mengecam adanya konflik sektarian yang pecah di Mesir dan mengingatkan warga, akan bertindak dengan keras demi keamanan setelah adanya insiden tersebut.
Warga Kristen Koptik mengkritisi Dewan Militer Mesir yang bersikap keras terhadap para demonstran dan menuduhnya akan melakukan balasan.
"Kami ingin perlindungan dari masyarakat internasional," ujar seorang warga Kristen Mesir Walid Romani, seperti dikutip Associated Press, Selasa (11/10/2011).
Bentrokan yang terjadi pada Minggu pekan lalu menjadi sebuah konflik sektarian terparah sejak turunnya mantan Presiden Mesir Husni Mubarak, delapan bulan yang lalu. Sementara itu, pihak militer juga berjanji akan melakukan apa saja untuk menstabilkan kondisi negara dan menggunakan hukum untuk meredam kekerasan.
Warga Kristen juga mengatakan, militer telah gagal menghentikan aksi provokator yang menyusup ke dalam aksi damai tersebut, alhasil terciptalah kekerasan dan 26 orang tewas dalam insiden tersebut.
Kerusuhan di Mesir ini juga membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama khawatir, karena insiden ini bisa saja terjadi saat pemilihan umum digelar di Mesir. Selain AS, Uni Eropa bahkan sudah mendesak Mesir agar melindungi kaum minoritas yakni warga Kristen yang menjadi korban bentrokan tersebut.
Warga Kristen Koptik mengkritisi Dewan Militer Mesir yang bersikap keras terhadap para demonstran dan menuduhnya akan melakukan balasan.
"Kami ingin perlindungan dari masyarakat internasional," ujar seorang warga Kristen Mesir Walid Romani, seperti dikutip Associated Press, Selasa (11/10/2011).
Bentrokan yang terjadi pada Minggu pekan lalu menjadi sebuah konflik sektarian terparah sejak turunnya mantan Presiden Mesir Husni Mubarak, delapan bulan yang lalu. Sementara itu, pihak militer juga berjanji akan melakukan apa saja untuk menstabilkan kondisi negara dan menggunakan hukum untuk meredam kekerasan.
Warga Kristen juga mengatakan, militer telah gagal menghentikan aksi provokator yang menyusup ke dalam aksi damai tersebut, alhasil terciptalah kekerasan dan 26 orang tewas dalam insiden tersebut.
Kerusuhan di Mesir ini juga membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama khawatir, karena insiden ini bisa saja terjadi saat pemilihan umum digelar di Mesir. Selain AS, Uni Eropa bahkan sudah mendesak Mesir agar melindungi kaum minoritas yakni warga Kristen yang menjadi korban bentrokan tersebut.
Sumber : Okezone
0 komentar:
Post a Comment