Clock By Blog Tips

Monday, March 21, 2011

Rusia dan Cina Sayangkan Serangan Sekutu ke Libya

Juru Bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich

Moscow - Rusia mengharapkan pasukan Inggris, Prancis dan Amerika Serikat menghentikan serangan udara terhadap target non-militer di Libya. Alasannya, serangan pada Sabtu lalu mengenai korban sipil. "Dengan penuh hormat kami meminta negara-negara yang terlibat menghentikan serangan pada target non-selektif," kata Juru Bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich, Ahad (20/3).

Lukashevich mengatakan 48 warga sipil dilaporkan tewas dan 150 terluka dalam serangan udara sekutu. Serangan juga merusak fasilitas kesehatan, jalan, dan jembatan. Negara barat menyatakan mereka hanya mengenai target militer, termasuk pasukan pertahanan udara serta tank yang diserang di sebelah timur kota Benghazi. 

"Kami percaya mandat dalam resolusi Dewan Kemanan PBB – yang masih kontroversial – harus tidak digunakan untuk mencapai target diluar tujuan awal yakni melindungi warga sipil," kata Lukashevich. 

Rusia merupakan negara yang abstain dalam voting di Dewan Keamanan PBB saat memberlakukan zona larangan terbang dan "semua tindakan penting " untuk melindungi warga sipil dari pasukan pemimpin Libya Muammar Qadhafi.

Secara terpisah, Beijing, Cina menyatakan penolakannya terhadap keputusan serangan udara negara barat ke pertahanan Libya setelah Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris membombardir negara itu. “Cina, seperti sebelumnya, tidak menyetujui penggunaan kekuatan senjata dalam hubungan internasional,” kata Juru Bicara Menteri Luar Negeri Jiang Yu. 

Jiang mengatakan Cina menyesalkan serangan itu dan percaya bahwa semua negara harus menghormati kedaulatan, kemerdekaan, kesatuan, dan wilayah teritorial Libya di bawah naungan Piagam PBB dan perjanjian internasional lainnya. “Kami berharap stabilitas dapat segera diwujudkan di Libya secepat mungkin guna menghindari korban sipil akibat eskalasi konflik militer,” kata Jiang Yu.






Tempo

0 komentar:

Post a Comment