Clock By Blog Tips

Wednesday, October 13, 2010

Lebih dekat mengenal KOPASSUS

Sejarah  Singkat  Kopassus
Sejarah kelahiran Komando Pasukan Khusus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia, pada bulan Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelopok yang menamakan dirinya RMS (Republik Maluku Selatan). Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut. Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima tentara teritorium III Kolonel A.E Kawilarang, sedangkan sebagai Komandan Operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.
Operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun dengan korban yang tidak sedikit dipihak TNI. Setelah dikaji ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang  relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar. Hal ini ternyata bukan hanya  disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya. Setelah gugurnya Letkol slamet Riyadi pada salah satu pertempuran A.E Kawilarang.

Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial III No. 55/ Inst / PDS /52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal “ Korps Baret Merah ”. Sebagai Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochamad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.

 Dalam perjalanan selanjutnya satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama diantaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan  KOmando Angkatan Darat) pada tahun 1952, selanjutnya pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pada tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (PUSPASSUS TNI AD), berikutnya pada tahun 1971 nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (KOPASSANDHA). Pada Tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) sampai sekarang.

Setelah beberapa kali mengalami perubahan dalam organisasi, sesuai Surat Panglima TNI Nomor : B/563-08/05/06/ SRU tanggal 23 Maret 2001, maka struktur organisasi Kopassus saat ini terdiri dari :

-    Makopassus, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Pataka  “ TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA”.
  
-    Grup-1/ Parako,   berkedudukan   di Serang dengan sesanti Dhuaja “ EKA WASTU BALADIKA ”.

-    Grup-2/ Parako, berkedudukan di Solo dengan sesanti Dhuaja “ DWI DHARMA BIRAWA YUDHA”.

-    Grup-3/Sandha, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ CATUR  KOTTAMAN  WIRA  NARACA  BYUHA ”.

-    Pusdikpassus, berkedudukan di Batujajar dengan sesanti Sempana “ TRI YUDHA SAKTI ”.

-    Satuan-81/Gultor berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ SIAP SETIA BERANI “.

Seajarah Singkat Atribut Kopassus
Emblem baret Kopassus (saat itu RPKAD) pertama kali digunakan tahun 1954-1968 didesain oleh Letnan Dodo Sukamto. Dipakai pertama kali pada upacara 5 Oktober 1954. Emblem ini terdiri dari sangkur, jangkar yang melambangkan kemampuan di laut dan sayap sebagai mobilitas yang tinggi. Emblem baret yang digunakan tahun 1968 sampai dengan sekarang dengan sedikit perubahan dari desain awal, sangkurnya lebih ramping seperti pisau Komando dan gambar sayapnya lebih banyak lapisan bulu sayap seperti desain Wing Para Angkatan Darat.

Wing Para Angkatan Darat
- Didesain dan dikeluarkan oleh PGT (Pasukan Gerak Tjepat) Angkatan Udara. Digunakan oleh Pasukan Komando AD yang lulus dari latihan terjun PGT di Margahayu dari tahun 1957-1959. Wing ini berbeda dengan wing AU, terdapat tulisan RPKADdibaliknya.
- wing yang ditengah didesain oleh Letnan Djajadiningrat dan dijuluki ” Wing Kumis” yang dikeluarkan sementara untuk lulusan kursus terjun SPKAD yang baru di bentuk di Batujajar tahun 1960.
- Wing paling bawah menjadi wing standar Angkatan Darat dikeluarkan di Batujajar tahun 1961 sampai dengan saat ini.

Brevet Komando
- Brevet kualifikasi Komando yang digunakan sejak tahun 1966 sampai dengan sekarang didesain oleh Mayor Djajadiningrat. Brevet ini dipakai oleh seluruh lulusan Komando di Batujajar. Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dalam demonstrasi ”Show Of Force” di parkir Senayan pada 4 Januari 1966 menggunakan Brevet kualifikasi Komando yang baru.

Wing Free Fall
Wing terjun bebas militer RPKAD, didesain HH.Djajadiningrat dan pertama dikeluarkan tahun 1962 menggambarkan seorang peterjun free fall tergantung dibawah lingkaran yanbg terdiri dari parasut parasut kecil. Instruktur free fall pertama kali negara Yugoslavia: Mladen Milicetic , Stoyan Jovic dan Dobel Stanej di Bandung selama upacara kelulusan pertama kelas free Fall RPKAD, 26 Oktober 1962.




Pataka
        

Pataka Komando Pasukan Khusus 'Tribuana Chandraca Satya Dharma'
Lambang atau gambar yang terdapat pada Pataka Kopassus sama dengan emblem yang dikenakan setiap anggota di baretnya. Mula-mula emblem dirancang oleh Letda Inf Dodo Sukanto tahun 1955 selaku perwira Biro Pengajaran yang dibantu oleh juru gambarnya Sersan Hasan.
Lambang memadukan unsur Komando (gambar pisau komando), unsur laut atau air (digambar dalam bentuk jangkar) dan udara (gambar sepasang sayap) yang dibingkai oleh tali komando. Pada tahun 1964, lambang tersebut dirampingkan dengan menempatkan gambar pisau komando dibagian depan, tetapi gambar dan tandanya pada prinsipnya tidak berubah.
Lambang itulah yang dipergunakan sampai sekarang seperti terlihat di emblem maupun di Pataka Kopassus.

LATIHAN

Latihan perorangan meliputi Latihan Perorangan Dasar dan Latihan Perorangan Lanjutan, sedangkan latihan satuan meliputi Latihan Taktis Tingkat Regu, Latihan Taktis tingkat Peleton dan Latihan Taktis Tingkat Kompi.
Untuk tetap dapat memelihara dan mengembangkan kemampuan prajurit komando, Kopassus melaksanakan latihan secara rutin, baik didalam maupun diluar satuan. Mengatisipasi perkembangan situasi yang terjadi didalam dan diluar negeri yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu, maka latihan dilaksanakan dengan lebih realistis serta memperhatikan efisiensi dan penajaman prioritas sasaran yang tepat secara bertingkat dan berlanjut pada setiap spektrum ancaman yang mungkin timbul. Secara garis besar latihan ini terdiri dua jenis, yaitu latihan perorangan dan latihan satuan yang dilaksanakan secara periodik setiap triwulan.


Pendidikan Komando

Sejarah Pendidikan Komando


Latihan Komando di Batujajar Bandung dimulai pada awal tahun 1952 dilatar belakangi oleh pengalaman tugas Letkol Slamet Riyadi pada operasi penumpasan RMS untuk membentuk pasukan istimewa. Gagasan ini dilanjutkan oleh Kol A.E Kawilarang dengan menunjuk Kapten R.B Visser, perwira pasukan khusus Belanda yang telah menjadi WNI. Terbetuklah Kompi A sebagai  cikal bakal KESKO TT III/ SLW pd tgl 16 April 1952 yang menjadi hari lahirnya Kopassus. Pada Tgl. 26-10-1959 Dibentuk Sekolah Para Komando Angkatan Darat (SPKAD) karena perlunya penambahan prajurit Kopassus. Setelah menjadi RPKAD pendidikan Komando Berubah menjadi Pusandhalinud dibawah Kobangdiklat. Pada Tahun 1985 berubah Menjadi Pusdikpassus dan dikembalikan ke KOPASSUS. 
 
Misi Pendidikan Komando
Menyelenggarakan pendidikan komando untuk membangun kemampuan tempur para Perwira, Bintara dan Tamtama agar dapat ditugaskan di satuan Kopassus yang tugas pokoknya terlibat dalam operasi Komando, operasi Sandha dan Gultor terhadap sasaran strategis terpilih
 
Tahap Tahap Pendidikan Komando
Tahap I Basis,
10 Minggu dengan titik berat kemampuan perorangan di Batujajar. Membentuk sikap & kepribadian, mengisi kemampuan teknis, taktik Operasi Komando, Kemampuan perorangan & dasar Pertempuran kota, Pengetahuan  pendukung, Manajerial lapangan, UTP uji kemampuan Navigasi darat dan uji kemampuan perorangan.

Tahap II Gunung hutan,     6 Minggu dengan titik berat GLG, perang hutan dan Raid di Situ Lembang. Pemantapan pengamatan hutan, kemampuan perorangan di hutan / Tehnik dasar pertempuran, kemampuan di hutan dalam hubungan kelompok, HTF hutan,  daya tahan uji aplikasi long mars (PPJJ).

Tahap III Rawa laut,            4 Minggu dengan titik berat operasi  Komando, taktik pertempuran rawa laut di Cilacap dan Nusakambangan. Pemantapan pengamatan Rawa laut, kemampuan patroli, ilmu medan rawa dan uji daya tahan CAMP.


Rekrutmen
 


Personel yang mengikuti pendidikan direkrut berdasarkan hasil werving di tiap Kodam serta hasil werving Kopassus yang dilaksanakan dimasing-masing Grup. Sejak tahun 1997 waktu pendidikan Komando dikembalikan seperti sebelumnya, yakni selama 28 minggu dan dilaksanakan satu gelombang setiap tahun.
Materi pelajaran yang diberikan pada umumnya sama dengan pendidikan Komando pada periode sebelumnya, kecuali pengembangan beberapa jenis kemampuan khusus yang diperlukan dalam situasi-situasi tertentu. Setiap prajurit memperoleh kesempatan seluas-luasnya utuk memilki kemampuan lebih dibandingkan dengan rekan-rekannya sepanjang kemampuan tersebut memiliki daya dukung yang potensial bagi pelaksanaan tugas-tugasnya.
Selain Persyaratan umum yang harus dimiliki oleh seorang prajurit berkualifikasi komando misalnya kondisi fsik, kesehatan, kesamaptaan dan mental ideologis yang baik juga harus memenuhi persyaratan psikologis yang meliputi kecerdasan, pengendalian emosi dan beberapa persyaratan khusus, yang secara keseluruhan dimaksudkan untuk menjaga agar prajurit komando benar-benar mempunyai kualitas yang baik. Persyaratan khusus yang dimaksud adalah :
• Berhasrat penuh untuk menjadi prajurit yang baik (motivasi)
Seorang prajurit Komando harus mempunyai kecintaan terhadap lapangan keprajuritan dengan segala kesenangan dan penderitaan yang mampu digambarkannya.
•  Bersifat Agresif
Tugas-tugas yang diberikan kepada satuan atau perorangan prajurit Komando meliputi berbagai macam tugas yang dapat dikatakan secara keseluruhan memiliki unsur 'serangan'. Oleh karena itu sifat agresif yang terkendali dan ditujukan pada sasaran atau musuh jelas sangat diperlukan.
Sederhana
Kesederhanaan merupakan ciri khas seorang prajurit Komando. Satuan Para Komando merupakan tempat mencari keharuman nama dan kebanggaan dalam pengabdian kepada negara dan bangsa serta bukan tempat mencari kemewahan hidup.
Percaya pada diri sendiri
Sifat percaya pada diri sendiri melahirkan mental seorang prajurit Para Komando yang seharusnya, yakni yang disebut 'keberanian' yang pada hakikatnya merupakan kepercayaan yang besar pada diri sendiri.
Tahan Uji
Prajurit Para Komando merupakan orang-orang yang tahan uji dan menderita dalam melaksanakan tugas-tugas,  baik dalam menghadapi rintangan tugas maupun dalam menghadapi keterbatasan materi.
Berinisiatif
Disamping jiwa yang sehat, inisiatif merupakan syarat penting untuk keluar dari hambatan atau masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas menuju keberhasilan.
Kecepatan dan Ketepatan
Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan dalam bertindak menghadapi keadaan yang tidak terduga.
Kemauan Keras
Seorang prajurit Komando harus berkemauan keras menyelesaikan tugas.


PENJELASAN PATAKA & DHUAJA KOMANDO PASUKAN KHUSUS
I.          BENTUK.
A.        PATAKA.
1.         Pataka Komando Pasukan Khusus berbentuk empat persegi panjang dengan dasar bahan beludru merah dan berjumbai kuning emas dari benang sutera.
2.         Pada bagian muka sebelah kanan dilukiskan Panji TNI AD (KARTIKA EKA PAKSI).
3.         Pada bagian muka sebelah kiri dilukiskan Pataka Kopassus dengan dasar bahan beludru hitam berbentuk empat persegi panjang dan susunan sebagai berikut.
a.         Pisau Komando terhunus tegak lurus keatas.
b.         Sayap.
c.         Jangkar.
d.         Bingkai pengikat segi delapan.
e.         Tulisan “TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA”.
B.        MAHKOTA DAN TIANG.
1.         Mahkota berbentuk burung garuda akan terbang, berdiri pada landasan berbentuk lingkaran, bulu sayap berjumlah 10 helai dan bulu ekor berjumlah 7 helai.
2.         Dua buah lingkaran pada landasan.
3.         Hiasan pada pangkal landasan berjumlah 8 buah.
4.         Mahkota terbuat dari bahan logam kuning emas.
5.         Tiang dibuat dari kayu jati dipelitur coklat/ sawo matang.
II.         UKURAN.
A.        PATAKA.
1.         Panjang : 90 Cm + 7 Cm Jumbai.
2.         Lebar  : 60 Cm + 7 Cm Jumbai keatas dan kebawah.
3.         Inti lambang : 60 Cm X 50 Cm.
B.        MAHKOTA DAN TIANG.
1.         Mahkota (kepala tiang) : 22,5 Cm X 13,5 Cm.
2.         Panjang tiang sampai batas kedudukan mahkota : 225 Cm.
3.         Garis tengah tiang : 4 Cm.
III.        TATA WARNA.
A.        PATAKA.
1.         Dasar kain beludru : Merah.
2.         Dasar lukisan Pataka : Hitam.
3.         Pisau Komando : Kuning emas.
4.         Sayap : Kuning emas.
5.         Jangkar : Kuning emas.
6.         Bingkai segi delapan : Kuning emas.
7.         Tulisan “TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA”  : Kuning emas.
8.         Jumbai : Kuning emas.
B.        MAHKOTA DAN TIANG.
1.         Mahkota (kepala tiang) dibuat dari logam kuning emas.
2.         Tiang dibuat dari kayu jati dipelitur coklat/ sawo matang.
3.         Tiang dibuat secara bersambung dengan penyambung dari logam kuning emas berbentuk pipa.
4.         Tali berjumbai kuning emas dari bahan benang sutera.
                     
IV.       ARTI/ MAKNA.
A.        PATAKA.
1.         Lukisan.
a.         Pisau Komando terhunus tegak lurus menunjukkan tugas pokok di darat.
b.         Jangkar menunjukkan tugas Komando Pasukan Khusus di laut.
c.         Sayap menunjukkan tugas Komando Pasukan Khusus di udara.
d.         Bingkai melambangkan ikatan jiwa Korps Komando Pasukan Khusus.
2.         Tata warna.
a.         Merah melambangkan berani dan bersifat menyerang untuk mencapai kemenangan.
b.         Kuning emas melambangkan kejayaan, keagungan dan kewibawaan.
c.         Hitam melambangkan kekuatan yang kokoh, tangguh, pantang mundur dan ketabahan.
3.         Tulisan.
a.         TRIBUANA atau Tiga Jagad berarti.
1)         Sebagai manusia hamba Tuhan yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna maka dalam pribadinya terdiri dari tiga unsur yaitu cipta, rasa dan karsa yang harus diaktualisasikan sebagai karya nyata.
2)         Sebagai prajurit harus mampu berkiprah di tiga matra yaitu darat, laut dan udara.
b.         CHANDRACA berarti.
1)         Sebagai senjata ampuh berbentuk tombak bermata tiga dan hanya digunakan pada saat terakhir dalam pertempuran.
2)         Senjata ampuh yang berbentuk kecil menggambarkan bahwa Pasukan Khusus meletakkan kemampuan di atas jumlah dan digunakan untuk tugas-tugas yang bernilai strategis.
c.         SATYA DHARMA berarti.
            Kesetiaan dan dedikasi sebagai sifat yang tidak terpisahkan dari sifat luhur prajurit yang dijiwai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

PENJELASAN DHUAJA SAT-81 KOPASSUS
I.          BENTUK.
1.         Dhuaja Sat-81 Kopassus berbentuk empat persegi panjang dengan dasar bahan beludru merah berjumbai kuning emas dari benang sutera.
2.         Pada bagian muka sebelah kanan dilukiskan Pataka Kopassus “TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA”.
3.         Pada bagian muka sebelah kiri dilukiskan Dhuaja Sat-81 Kopassus dengan susunan sebagai berikut.
a.         Pisau Komando berdiri terhunus tegak lurus keatas.
b.         Kilat.
c.         Tulisan “SIAP SETIA BERANI” pada pita hitam, tepi pita kuning dan tulisan hitam.
  

 
II.         ARTI/ MAKNA.
1.         Lukisan.
a.         Pisau Komando terhunus, menunjukan bahwa prajurit Sat-81 Kopassus tetap tegak penuh wibawa dan siap melaksanakan tugas disertai keberanian dalam setiap penampilan dan selalu berpegang teguh pada Janji Prajurit Komando.
b.         Kilat melambangkan suatu gerakan yang cepat sigap dan tepat pada sasaran dengan penuh keberanian, kesetiaan terhadap tugas pokok dan menuju kemenangan/ kejayaan, jumlah kilat 3 buah melambangkan semboyan setiap prajurit Sat-81 Kopassus yang senantiasa menjunjung ketiga kata-kata ini dalam pengabdiannya baik sebagai prajurit maupun sebagai manusia.
c.         7 (tujuh) lingkaran cincin pada gagang pisau menunjukan bahwa setiap tindakan prajurit Sat-81 Kopassus selalu bersendikan Sapta Marga.
2.         Tata warna.
a.         Merah melambangkan berani dan bersifat menyerang untuk mencapai kemenangan.
b.         Kuning melambangkan kejayaan, keagungan dan kewibawaan.
c.         Hitam melambangkan kekuatan yang kokoh, tangguh, pantang mundur dan ketabahan.
d.         Biru melambangkan kesetiaan tanpa pamrih.
e.         Putih melambangkan bersih, suci dengan berhati mulia.
3.         Tulisan.
a.         SIAP berarti siap melaksanakan segala macam tugas dan bersedia mengorbankan jiwa dan raga.
b.         SETIA berarti teguh hati dalam pengabdiannya kepada Nusa dan Bangsa patuh dan taat serta selalu berpegang teguh pada Jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
c.         BERANI berarti sifat batin yang tidak takut bahaya atau kesulitan apapun dan pantang mundur menghadapi musuh.
 http://www.kopassus.mil.id/

0 komentar:

Post a Comment