Clock By Blog Tips

Tuesday, January 11, 2011

Khawatir Persenjataan Baru, AS Kejar China


WASHINGTON  – Menteri Pertahanan AS Robert M. Gates yang bertolak menuju China untuk melakukan kunjungan selama tiga hari di negara tersebut mengatakan bahwa Pentagon kini tengah meningkatkan investasi dalam berbagai jenis persenjataan, jet tempur, serta teknologi. Hal itu dilakukan guna menanggapi unjuk kekuatan militer dari China. 

Seperti dikutip New York Times, Gates mengatakan bahwa upaya China yang mengembangkan jet tempur siluman perdananya serta peluru kendali anti-pesawat terbang yang mampu menghantam kapal pengangkut pesawat AS, menjadi alasan di balik upayanya memprioritaskan pengembangan persenjataan Amerika.

"Mereka (China) jelas berpotensi membahayakan sebagian kemampuan kami, dan kami harus memerhatikannya, kami harus menanggapinya secara sesuai dengan program-program kami," tambahnya.

Terkait klaim China mengembangkan jet tempur silumannya sendiri, J-20, Gates mengatakan bahwa meski hal itu menjadi kekhawatiran, pihaknya masih mempertanyakan sejauh apa kemampuan siluman pesawat itu.

Persenjataan Amerika yang dimaksud Gates adalah investasi dalam pesawat pengebom jarak jauh berkemampuan nuklir yang berhenti dikembangkan Pentagon pada 2009 dan juga generasi baru pengacak sinyal elektronik untuk Angkatan Laut yang dikembangkan guna mengacaukan kemampuan peluru kendali menemukan dan menghantam targetnya.

Dalam pengarahan singkat Pentagon Kamis lalu, Gates mengatakan bahwa pengacak sinyal tersebut akan mendongkrak kemampuan Angkatan Laut AS untuk bertempur dan bertahan di pertempuran di laut.

Gates juga menyinggung mengenai kelanjutan investasi dalam Joint Strike Fighter, jet tempur terbaru Pentagon yang berkemampuan mengelak dari pantauan radar.
Akan tetapi, ia kabarnya mengkhawatirkan upaya pengembangan militer China selama empat tahun menjabat menteri pertahanan.

"Kami telah sejak dulu mengawasi perkembangan-perkembangan ini. Saya selalu meresahkan pengembangan peluru kendali antikapal dan balistik sejak saya menjabat (menteri pertahanan). Kami tahu bahwa mereka mengembangkan pesawat siluman. Saya rasa mereka mungkin telah melakukan pengembangan pesawat yang lebih jauh dibanding yang awalnya diprediksikan intelijen kami," kata Gates.

Komentar Gates tersebut sama dengan komentar Laksamana Madya David Dorsett, direktur intelijen AL AS yang pada hari Rabu pekan lalu mengatakan kepada sejumlah wartawan bahwa jet baru China itu bukan hal yang mengejutkan intelijen AS. Tapi, ia mengakui bahwa AS meremehkan kecepatan China melakukan pengembangan.

Para pengkritik data intelijen AS mengenai China mengatakan bahwa pengembangan peluru kendali, kapal selam, pesawat, serta senjata antisatelit dan dunia maya oleh China telah diremehkan para analis AS selama lebih dari satu dekade.

"Saya tak pernah bilang bahwa pesawat siluman mereka bukan masalah," kata Gates. "Yang saya katakan, pada 2020 atau 2025, masih akan ada perbedaan besar dalam jumlah pesawat generasi kelima milik AS dibanding negara lain di dunia.."

"Saya tetap dengan pernyataan itu, meski ada sejumlah perubahan program yang kami lakukan dalam Joint Strike Fighter," kata Gates, merujuk pada F-35, sebuah jenis jet tempur yang berukuran lebih kecil dan juga berkemampuan lebih kecil yang dihentikan pengembangannya.

Awal pekan ini, sejumlah situs dan surat kabar militer China memublikasikan purwarupa dari pesawat siluman yang dikembangkan oleh negara tersebut.

Pentagon kemudian menepis kekhawatiran dan menyatakan bahwa China masih membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum dapat mengembangkan pesawat siluman.

Lawatan ke China tersebut merupakan kunjungan pertama dari seorang menteri pertahanan AS sejak tahun 2005. Gates mengaku berharap dapat mengembangkan hubungan militer yang dekat dengan China guna menghindari kesalahan perhitungan. 


suara media

0 komentar:

Post a Comment