Clock By Blog Tips

Monday, November 15, 2010

"Pedang Keadilan" Baru Al-Qaeda Siap Perangi Barat

Pejabat gerakan al-Qaeda, Saif al-Adel, ditunjuk sebagai kepala operasi internasional yang baru, diyakini berada di balik peringatan di seluruh kawasan Eropa baru-baru ini dan juga rencana bom parsel di pesawat. (Foto: LIFE)
Pejabat gerakan al-Qaeda, Saif al-Adel, ditunjuk sebagai kepala operasi internasional yang baru, diyakini berada di balik peringatan di seluruh kawasan Eropa baru-baru ini dan juga rencana bom parsel di pesawat. (Foto: LIFE)

   
ISLAMABAD  – Pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden kabarnya telah menunjuk seorang komandan baru, Saif al-Adel. Sang komandan baru ditunjuk untuk melaksanakan operasi serangan al-Qaeda terhadap Barat.
Saif al-Adel, artinya pedang keadilan, yang ditunjuk sebagai kepala operasi internasional yang baru, diyakini berada di balik peringatan di seluruh kawasan Eropa baru-baru ini dan juga rencana bom parsel di pesawat.
Seperti dikutip Daily Mail, sejumlah sumber AS dan Pakistan mengatakan bahwa al-Adel melakukan sejumlah operasi yang bertujuan untuk menciptakan opini publik bahwa perang tersebut tidak dapat dimenangkan. Hal itu akan memuluskan jalan bagi al-Qaeda untuk mendapatkan kekuasaan di negara-negara yang rentan seperti Somalia dan Yaman.

"Strateginya adalah melakukan sejumlah operasi kecil dengan menggunakan sumber daya milik kawan dan sekutu, di mana pun serangan mungkin dilakukan," kata Syed Saleem Shahzad, seorang pakar al-Qaeda asal Pakistan.
Lima tahun lalu, al-Adel dikabarkan menulis sebuah dokumen perencanaan yang menyebut gerakan-gerakan mereka telah gagal karena aksi-aksi mereka umumnya bertarget acak dan menyerukan sebuah tujuan yang lebih besar, yakni pendirian sebuah negara.
Surat kabar itu menambahkan, strategi baru itu menandai kemenangan faksi minoritas dalam al-Qaeda yang menentang serangan 9/11 dan berpendapat bahwa serangan AS terhadap Afghanistan akan mengakibatkan gerakan tersebut kehilangan satu-satunya tempat aman bagi mereka.
Pada tahun 2002, sejumlah situs militan memajang sebuah surat yang diduga ditulis al-Adel. Surat itu berisi kritikan terhadap kepemimpinan bin Laden. Al-Adel ditangkap oleh pasukan Iran dan ditahan di sepanjang Pantai Kaspia bersama istrinya Wafa dan lima orang anaknya selama beberapa tahun.

Tapi, pada bulan April lalu ia dibebaskan dari penjara. Ia dibebaskan sebagai bagian dalam pertukaran tahanan bersama dengan Saad bin Laden, putra Osama, dan agen top al-Qaeda, Suleiman al-Gaith, serta Mahfouz al-Walid.
Iran menukarkannya dengan Hesmatollah Attarzadeh, seorang diplomat yang ditempatkan di Pakistan dan diculik al-Qaeda tahun lalu.

Pria kelahiran Mesir tersebut ditangkap di negaranya pada tahun 1987. Para jaksa mengklaim dia berencana menabrakkan sebuah pesawat ke gedung parlemen atau meledakkan sebuah truk berisi bom di dekatnya.
Tidak banyak yang diketahui mengenai al-Adel, yang juga memiliki nama alias Muhammad al-Makkawi dan Ibrahim al-Madani. Al-Adel diyakini pernah menjadi seorang kolonel di pasukan khusus.
Setelah ditangkap, dokumen dari para jaksa AS menunjukkan bahwa al-Adel menjadi instruktur kamp-kamp al-Qaeda di Afghanistan dan Somalia. Ia juga disebut turut berpartisipasi dalam sejumlah serangan.

Al-Adel ditangkap bersama sejumlah tokoh al-Qaeda saat menyeberang masuk Iran dari Afghanistan setelah 11 September 2001 agar tidak ditangkap pasukan AS. Pemerintah Iran tidak pernah mengakui keberadaan mereka kepada publik, menimbulkan spekulasi mengenai batasan-batasan macam apa yang dikenakan terhadap mereka dan apakah mereka dapat berkomunikasi dengan al-Qaeda di luar Iran.

"Yang jadi pertanyaan adalah, apa artinya penangkapan dalam konteks Iran?" tanya Michael Scheuer, seorang mantan analis CIA yang memimpin unit khusus lembaga intelijen tersebut yang ditugasi melacak Osama bin Laden.
Adel turut pergi ke Afghanistan pada tahun 1980-an untuk bertempur melawan penjajah Uni Soviet.

Ia memiliki kemampuan militer tinggi dan menjadi tokoh penting dalam lingkar dalam al-Qaeda. Tapi, ia sering terlibat perbedaan pendapat terkait strategi kelompok dengan bin Laden dan deputinya, Ayman al-Zawahiri.
"Ia berseteru dengan mereka," kata Osama Rushdi, seorang tahanan politik Mesir yang bekerja sama dengan mereka di Afghanistan dan Pakistan lebih dari 15 tahun yang lalu. "Mereka tidak menghormatinya sebagai seorang anggota militer, dan ia juga tidak menghormati warga sipil." (dn/nk/tg/wp)

suaramedia.com

0 komentar:

Post a Comment