Clock By Blog Tips

Friday, December 17, 2010

Wikileaks: Kehadiran Tommy Soeharto di Acara Kopassus Disorot


foto
Wikileaks.ch
 
Pemerintah Amerika Serikat menyoroti kehadiran anak mantan Presiden Soeharto, Tommy Soeharto di hari ulang tahun Kopassus pada April 2007. Hal tersebut terungkap dalam kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang dikirim ke Washington pada 2007 yang dimuat di harian Australia, The Age pada hari ini, Jumat (17/12).      

Di harian The Age Tommy Soeharto disebut sebagai anak mantan presiden yang menjalani hukuman penjara beberapa tahun karena merencanakan pembunuhan pada seorang hakim yang menghukumnya.
Dalam kawat yang dibocorkan Wikileaks dan dimuat di harian The Age hari ini, Jumat (17/12) juga menyebutkan pemerintah Indonesia terus melobi pemerintah Amerika Serikat agar pelatihan bagi anggota Kopassus dilanjutkan. Para diplomat Amerika di Jakarta meminta keinginan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dikabulkan oleh Washington. Mereka yakin bila hubungan dengan Kopassus telah baik dan pelatihan  dimulai kembali maka pemerintahan SBY dan militer akan melindungi kepentingan Amerika Serikat di kawasan, termasuk kerjasama memerangi terorisme. 

Pejabat Kedutaan Besar Amerika di Jakarta yakin dengan dijalinnya kerjasama militer dan pelatihan bagi Kopassus akan mendorong reformasi militer di Indonesia. Kawat yang mengungkapkan hal tersebut berbunyi: "Presiden Yudhoyono (SBY) dan pejabat senior Indonesia lainnya dengan jelas mengatakan masalah pelatihan bagi Kopassus adalah sebuah ujian bagi hubungan bilateral Amerika-Indonesia, SBY yakin kunjungan Presiden Obama tidak akan sukses bila masalah ini tidak diselesaikan." 

Pada bulan Juli lalu, Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates mengatakan pemerintah Amerika Serikat akan memperbaharui dan memperbaiki hubungannya dengan Kopassus. Menurut dia, pemerintah Amerika telah melihat hasil reformasi militer selama sepuluh tahun terakhir, meningkatnya profesionalitas anggota TNI dan bagaimana Departemen Pertahanan menangani masalah hak asasi manusia. 

Namun beberapa kawat diplomatik lainnya, pejabat Kedutaan Besar Amerika di Jakarta masih khawatir beberapa masalah di tubuh TNI. Seperti kawat yang dikirim dari Jakarta ke Washington pada April 2007, para diplomat sangat khawatir penuntasan dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh TNI di masa lalu. "Kita perlu terus mendorong pemerintah Amerika mengambil langkah untuk lebih terbuka dan akuntabel," tulis kawat tersebut.

Tempo

0 komentar:

Post a Comment