MIRANSHAH - Sekitar 15 gerilyawan tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di sebuah pusat pelatihan gerilyawan di kawasan suku Pakistan di dekat perbatasan Afganistan, Selasa dini hari, ujar sejumlah perwira keamanan.
Serangan itu mengenai sasaran di desa Ghulam Khan di perbatasan antara Pakistan dan Afganistan, sekitar 15 kilometer utara Miranshah, kota utama di kawasan kesukuan Waziristan Utara. "Sekitar 15 gerilyawan tewas ketika serangan udara AS menembakan enam rudal ke arah markas gerilyawan dan sebuah kendaraan sehingga meningkatkan jumlah korban menjadi delapan orang," ujar seorang perwira tinggi kepada AFP. "Gerilyawan menggunakan markas itu sebagai tempat latihan," ujar perwira itu.
Seorang intel setempat dan perwira keamanan lain di Peshawar membenarkan serangan udara dan jumlah korban tersebut. Setelah serangan itu, para gerilyawan mengelilingi markas yang hancur dan mencari di antara puing-puing sementara sebuah mesin pengeruk menggali lubang bagi para jenazah di makam terdekat, ujar perwira intelejen setempat.
Kawasan itu diduga menjadi markas pertahanan para militan yang terkait Taliban dan Al Qaeda yang menunjukkan kebangkitan dramatis dalam serangan udara AS setelah keterangan yang didapat dari intelejen pada Oktober mengenai rencana teror bergaya Mumbai untuk melancarkan serangan di perkotaan Eropa. Kepemimpinan jaringan Haqqani yang terkait Taliban dan Al Qaeda juga bermarkas di Waziristan Utara.
Markas itu diduga merencanakan beberapa serangan mematikan kepada pasukan AS di Afganistan termasuk pemboman bunuh diri yang menewaskan tujuh pegawai CIA di markas AS di Khost pada Desember lalu. AS menyatakan kawasan persukuan Pakistan merupakan sebuah markas Al Qaeda dan menjadi yang paling berbahaya di dunia ini.
Sebanyak lebih dari 220 warga telah tewas dalam lebih dari 40 serangan sejak 3 September sehingga meningkatkan ketegangan dengan Islamabad atas kritik AS mengenai kesalahan Pakistan dalam melancarakan sebuah serangan darat di Waziristan Utara. Pemerintah AS tidak memiliki hak memerintah pelaksanaan penyerangan udara, namun pihak militer dan Pusat Badan Intelejen (CIA) yang beroperasi di Afganistan merupakan satu-satunya pasukan yang melancarkan pesawat tanpa awak di kawasan itu.
Pejabat di Washington mengatakan serangan udara sangatlah ampuh dalam peperangan melawan Al Qaeda dan sekutunya dengan menewaskan beberapa sasaran bernilai tinggi termasuk pendiri Taliban di Pakistan, Baitullah Mehsud. Namun kebijakan itu tidak diketahui oleh masyarakat Pakistan yang memandang kegiatan militer di tanah Pakistan sebagai pemecah belah persatuan nasional. Selain itu kegiatan militer telah memicu pembalasan dari kelompok gerilyawan yang menargetkan rombongan persediaan kebutuhan NATO yang menuju Afganistan.
kompas
Serangan itu mengenai sasaran di desa Ghulam Khan di perbatasan antara Pakistan dan Afganistan, sekitar 15 kilometer utara Miranshah, kota utama di kawasan kesukuan Waziristan Utara. "Sekitar 15 gerilyawan tewas ketika serangan udara AS menembakan enam rudal ke arah markas gerilyawan dan sebuah kendaraan sehingga meningkatkan jumlah korban menjadi delapan orang," ujar seorang perwira tinggi kepada AFP. "Gerilyawan menggunakan markas itu sebagai tempat latihan," ujar perwira itu.
Seorang intel setempat dan perwira keamanan lain di Peshawar membenarkan serangan udara dan jumlah korban tersebut. Setelah serangan itu, para gerilyawan mengelilingi markas yang hancur dan mencari di antara puing-puing sementara sebuah mesin pengeruk menggali lubang bagi para jenazah di makam terdekat, ujar perwira intelejen setempat.
Kawasan itu diduga menjadi markas pertahanan para militan yang terkait Taliban dan Al Qaeda yang menunjukkan kebangkitan dramatis dalam serangan udara AS setelah keterangan yang didapat dari intelejen pada Oktober mengenai rencana teror bergaya Mumbai untuk melancarkan serangan di perkotaan Eropa. Kepemimpinan jaringan Haqqani yang terkait Taliban dan Al Qaeda juga bermarkas di Waziristan Utara.
Markas itu diduga merencanakan beberapa serangan mematikan kepada pasukan AS di Afganistan termasuk pemboman bunuh diri yang menewaskan tujuh pegawai CIA di markas AS di Khost pada Desember lalu. AS menyatakan kawasan persukuan Pakistan merupakan sebuah markas Al Qaeda dan menjadi yang paling berbahaya di dunia ini.
Sebanyak lebih dari 220 warga telah tewas dalam lebih dari 40 serangan sejak 3 September sehingga meningkatkan ketegangan dengan Islamabad atas kritik AS mengenai kesalahan Pakistan dalam melancarakan sebuah serangan darat di Waziristan Utara. Pemerintah AS tidak memiliki hak memerintah pelaksanaan penyerangan udara, namun pihak militer dan Pusat Badan Intelejen (CIA) yang beroperasi di Afganistan merupakan satu-satunya pasukan yang melancarkan pesawat tanpa awak di kawasan itu.
Pejabat di Washington mengatakan serangan udara sangatlah ampuh dalam peperangan melawan Al Qaeda dan sekutunya dengan menewaskan beberapa sasaran bernilai tinggi termasuk pendiri Taliban di Pakistan, Baitullah Mehsud. Namun kebijakan itu tidak diketahui oleh masyarakat Pakistan yang memandang kegiatan militer di tanah Pakistan sebagai pemecah belah persatuan nasional. Selain itu kegiatan militer telah memicu pembalasan dari kelompok gerilyawan yang menargetkan rombongan persediaan kebutuhan NATO yang menuju Afganistan.
kompas
0 komentar:
Post a Comment