Clock By Blog Tips

Tuesday, November 30, 2010

Presiden Korsel Bersumpah Buat Korut Menyesal


Diapit Jenderal AS Walter Sharp (tengah) komandan pasukan AS di Korea, Presiden Korsel Lee Myung-bak (kanan) memberi pengarahan kepada para komandan lapangan di sela latihan militer gabungan AS-Korsel di Laut Kuning.
Seoul - Presiden Korea Selatan (Korsel), Lee Myung-Bak, Senin (29/11), bersumpah akan membuat Korea Utara (Korut) menyesal atas serangan artileri "yang tidak berprikemanusiaan" ke pulau perbatasan yang menewaskan empat warga serta memicu kecaman internasional.

Lee mendapat desakan untuk melakukan tindakan yang lebih tegas terhadap Pyongyang setelah pihak militernya --yang mendapat serangan artileri Korut yang mematikan di sebuah pulau perbatasan Yeonpyeong pada pekan lalu-- dianggap lemah.
"Saya tidak dapat memendam kemarahan terhadap kekejaman rezim Korut," ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi nasional.

"Sekarang rakyat kami tahu bahwa toleransi dan kesabaran hanya akan memicu provokasi yang lebih besar," ujarnya mengenai rezim yang pernah menguji-coba bom nuklir serta diduga melakukan penenggelaman kapal perang Korsel hingga menewaskan 46 pelautnya.

Satu hari setelah negara sekutu tunggal Korut, China, mengundang Korsel bagi diadakannya perundingan perdamaian dengan Pyongyang, Lee mengatakan bahwa "sulit untuk mengharapkan Korut meninggalkan tindakan militer yang membahayakan dan persenjataan nuklirnya".

Pidatonya disiarkan saat Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Korsel menunjukkan kehebatan persenjataan mereka untuk melawan Korut, dengan melakukan pelatihan kelautan gabungan selama empat hari yang diikuti oleh kapal induk bertenaga nuklir milik AS, USS George Washington.

Provokasi
Media milik negara Korut, Senin mengatakan latihan kelautan gabungan yang dilakukan oleh AS dan Korsel di Laut Kuning merupakan "provokasi kematian" dan sebuah "kriminalitas" sehingga mengarahkan kawasan itu "ke ambang peperangan".

Angkatan Laut AS dan Korsel mengadakan latihan gabungan terbesar yang pernah dilakukan sebagai unjuk kekuatan menantang Korut yang pada pekan lalu melancarkan serangan artilerinya ke arah pulau Korsel, Yeonpyeong hingga menewaskan empat warga.

Latihan selama empat hari -dijuluki Washington sebagai suatu pertahanan- ditujukan untuk memamerkan pertahanan kepada rezim komunis garis keras yang dipimpin oleh kapal induk bertenaga nuklir milik AS, USS George Washington.

Kantor Berita Nasional Pyongyang, KCNA, mengusung editorial pada sebuah harian milik pemerintah dari Partai Buruh Korut, Rodong Sinmun, menjuluki latihan itu sebagai "provokasi kematian lain dalam menantang Korut yang dilakukan oleh AS dan Korsel".
"Tindakan kriminal telah dilakukan Korsel dan AS karena melaksanakan latihan militer besar pada kawasan kritis sehingga memicu keadaan pada tingkat yang sangat menegangkan".

"Laut Kuning sedang di ambang peperangan akibat provokasi militer mereka," kata editorial KCNA itu menambahkan, bahwa AS dan Korsel melakukan kesalahan besar jika mereka mencoba meningkatkan desakan dan mengancam Korut" dengan kapal induk AS.

"Jika AS dan Korsel kembali memprovokasi lagi, kami akan melenyapkan markas para penyerang dan akan membasmi pemicu perang," tambah editorial tersebut. (Ant/AFP)

analisa

0 komentar:

Post a Comment