Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap Perserikatan Bangsa-Bangsa dan enam negara kunci bisa mencegah konflik di semenanjung Korea meluas. Apalagi, kata Presiden, kemungkinan terjadinya peperangan sangat besar. "Indonesia sangat prihatin dan berharap tidak ada tindakan militer yang bisa memicu konflik melebar," kata Presiden dalam sambutan sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kamis (25/11).
Konflik di semenanjung Korea ini mulai merebak setelah Korea Utara menembakkan artileri ke sejumlah daerah di perbatasan Korea Selatan. Dalam serangan ini, beberapa tentara dan warga Korea Selatan dilaporkan tewas dan mengalami luka.
Menurut Presiden, konflik ini tidak hanya akan merenggut nyawa manusia namun juga menimbulkan situasi ketidakpastian dan perekonimain di wilayah Asia dan sekitarnya. Masalah ini harus ditengahi oleh pihak-pihak yang bisa menengahi.
Indonesia, kata Presiden, akan menggagas dialog politik dan ekonomi dalam Asia Summit yang melibatkan negara Asia Tenggara dan negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, Amerika, India, Cina, Australia, Selandia Baru dan Rusia. Asian Summit ini akan dilakukan di Indonesia pada tahun depan. "Saya pandang ini hal yang tepat untuk mengajak para leaders untuk membahas masa depan kawasan Asia Pasifik," kata Presiden.
Ia melanjutkan, dalam mendukung perumbuhan ekonomi, perlu situasi kawasan yang aman stabil dan nyaman. Hal ini menjadi salah satu pilar dalam mendukung pertumbuhan global.
Tempo
0 komentar:
Post a Comment